Setibanya di kelas, Maya dikejutkan dengan foto dirinya dan Aby saat akad nikah, berukuran 10R tertempel di papan tulis. Bagaimana bisa ada foto itu di sana?
Semua teman sekelasnya kompak menatap Maya, membuat gadis itu memejamkan matanya sejenak. Terbongkar sudah rahasia yang ia sembunyikan selama satu Minggu ini.
Setelah kembali membuka mata, ia langsung mencari keberadaan Rio. Hingga ketika matanya menangkap sosok cowok itu, ia langsung berjalan cepat menghampirinya yang tengah sibuk menelepon.
Brak!
Maya dengan sengaja menggebrak meja di mana Rio duduk, membuat mereka tersentak kaget. Dan kelas mendadak menjadi sangat hening.
"Rio! Lo—"
"Sumpah bukan gue, May. Gue juga baru tau waktu datang ke sekolah, foto itu udah tersebar di mana-mana. Bukan gue, mana mungkin juga gue nyebarin. Gue sahabatnya Aby," sela Rio cepat sebelum Maya marah-marah padanya.
"Kalau bukan lo, terus siapa?" tanya Maya, siapa lagi jika bukan cowok itu? Hanya ada dua orang yang ada di acara akad nikahnya, yang satu sekolahnya dengan Maya. Yaitu Rio dan ...
"Gue tau siapa orangnya," ucapnya, lalu pergi dari kelasnya dengan terburu-buru.
"May, lo mau ke mana?" tanya Rio, sambil bangkit dari duduknya. Lalu, mengejar gadis itu, yang diikuti oleh Fia juga.
Maya masuk ke ruang kelas 12 IPS 3 tanpa permisi, ia tak peduli orang mau menganggapnya tak sopan. Hanya saja ia tak terima dengan fitnah yang tersebar, karena ulah seseorang.
Brak!
Gadis itu kembali menggebrak meja, kali ini tepat di hadapan Reina. Membuat saudara tirinya itu terkejut, begitu juga dengan yang lainnya. Bahkan, satu kelas itu menatapnya tak suka sekarang.
"Mau lo itu apa, sih, huh? Bisa-bisanya lo nyebarin fitnah tentang gue. Lo ngajak gue berantem, huh?" sentak Maya kesal, keduanya tak pernah akur sejak awal menjadi saudara tiri.
"Siapa yang nyebarin fitnah? Gue cuma berbagi kebahagiaan lo sama orang-orang, biar semua orang tau kalau lo lagi bahagia karena baru nikah sama Aby. Oh, gimana sama anak yang lo kandung? Sehat-sehat aja, kan?" Tangan Maya mengepal, kedua matanya menatap tajam gadis itu. Bahkan, apa yang terjadi padanya. Semua berawal dari acara ulang tahun Reina yang tidak penting itu.
"Jaga omongan lo, ya. Gue nggak hamil!"
"Kalau lo nggak hamil, terus kenapa lo nikah mendadak sama Aby?"
"Heh, landak betina! Lo nggak tau apa-apa, jadi jangan sok tau! Pakek nyebarin fitnah tentang sahabat gue lagi!" Itu suara Fia, gadis itu kini berdiri di belakang Maya bersama Rio. Wajah Fia sudah terlihat sangat marah, membuat Maya terkejut. Ia kira sahabatnya itu akan kecewa setelah tahu ia sudah menikah dengan Aby secara tiba-tiba dan tak memberitahunya, tapi Fia malah membela Maya.
"Julid banget lo jadi cewek, masih mendingan gue yang celamitan dong. Seenggaknya gue celamitan sama makanan, bukan kehidupan orang kayak lo. Yang asal comot sepenggal kisah orang, lalu ditelan tanpa dikunyah, terus lo sakit perut dan berak berceceran di mana-mana. Terus bilang kotoran berak lo itu punya Maya ke orang-orang, lo sengaja nuduh Maya yang berak biar lo nggak malu. Kalau sebenarnya lo yang berak," lanjut Fia, membuat semua orang yang mendengarnya jijik sendiri. Bisa-bisanya gadis itu memberi ibarat seperti itu.
"Lo ngapain bahas itu, anjir?" bisik Rio, membuat gadis itu mengalihkan pandangan padanya.
"Nyambung nggak?" tanya Fia pelan.
"Melebar ke mana-mana," jawab Rio.
Fia meringis, tapi ia tetap menunjukkan wajah marahnya. Ia tak terima sahabatnya itu jadi bahan caci dan hinaan satu sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Sepasang Luka
Fiksi UmumPrekuel 'Still The One' "Terlalu banyak hal yang aku takuti, merasa lelah dan tak bisa meraih mimpi. Dunia terlalu kejam untuk aku yang takut sendiri." - Mayang Eira Calista *** Ini tentang Aby dan Maya, yang terpaksa harus menikah di penghujung mas...