"Maaf ya, Mbak Mia. Aku ngerepotin," ucap Maya tak enak hati pada perempuan yang tengah membuat adonan kue.
"Ngerepotin apa, sih, May? Nggak repot juga, malah aku senang bisa bantu kamu. Aku ini suka bikin kue, jadi seneng banget pas kamu minta tolong dibuatin kue," balas Mia.
Tadi saat jalan-jalan pagi bersama Mia dan Tia yang jogging, ia bercerita ingin memberi kejutan untuk Aby. Tepat hari ini suaminya itu berulang tahun. Awalnya ia mengajak Mia dan Tia untuk mengantarnya membeli kue ulang tahun, tapi saat tiba di toko kue harga yang tertera sangat mahal. Dan Maya bukannya tidak mau membelikan Aby kue ulang tahun yang mahal, hanya saja keduanya sedang dalam mode irit. Untuk itu, ia tak mungkin mengeluarkan uang ratusan ribu hanya untuk 1 kue ulang tahun.
Alhasil, Maya tidak menjadi beli di toko kue. Mia yang saat itu melihat wajah muram Maya, jadi tak tega. Berhubung ia suka membuat berbagai macam kue, saat itu juga ia menawarkan diri untuk membuatkan kue seperti yang diinginkan perempuan itu. Dan tawaran dari Mia, jelas membuat Maya senang. Jadi, mereka hanya perlu membeli bahan-bahannya saja. Hingga berakhirlah mereka di sini sekarang, di dapur rumah Bu Ajeng.
"Mia itu pengen punya toko kue dari dulu, May," kata Tia, ia tahu betul bagaimana Mia sangat senang ketika membuat macam kue. Hingga ingin memiliki toko sendiri.
"Oh, ya? Aku doakan semoga suatu saat nanti Mbak Mia benar-benar bisa mewujudkan impiannya. Punya toko kue," ucap Maya tulus, yang langsung diaminkan oleh keduanya.
"Aby pulangnya bakal jam berapa, May? Udah kamu tanyain belum?" tanya Mia, yang ia tahu suami Maya itu pergi untuk menjadi guru les privat adiknya Kanya.
Semalam Aby dan Maya diskusi tentang tawaran Kanya yang menawari Aby untuk menjadi guru les privat adiknya. Awalnya, Maya tak setuju. Karena itu akan membuat Aby jadi sering bertemu dengan gadis itu, jelas ia tak suka dan cemburu. Selain itu, tangan Aby masih sakit, ia ingin lelaki itu istirahat dulu sampai tangannya benar-benar sembuh.
Namun, Aby membujuknya agar ia mau mengizinkan. Setidaknya hingga lengannya sampai sembuh ia menjadi guru les privat adiknya Kanya, lelaki itu hanya sedang berusaha agar pemasukan mereka bisa bertambah. Apalagi, waktu persalinan Maya tidak akan lama lagi. Sekarang kandungannya sudah 7 bulan, dan mereka membutuhkan uang banyak.
Alhasil, Maya pun mengizinkannya. Dan tadi Aby pergi ke rumah Kanya untuk memulai kerjanya.
"Katanya jam 2, Mbak," jawab Maya.
"Yaah, kayaknya aku nggak bisa ikut kasih surprise buat Aby, May. Soalnya mau jemput suami ke bandara," ujar Mia.
"Aku juga diajak ke rumah mertua sama Mas David jam 1 nanti, May. Gimana dong?" tambah Tia.
"Nggak apa-apa aku sendiri, Mbak. Biar lebih romantis juga," balas Maya dengan senyuman mengembang.
"Romantis mau ngapain, nih?" tanya Mia.
"Ada, deh," jawabnya misterius.
"Iya, deh. Yang mau merayakan ulang tahun suami berdua biar romantis," goda Tia, membuat kedua pipi Maya memanas.
Mia dan Tia kompak tersenyum ketika melihat Maya yang salah tingkah, mereka ikut bahagia melihatnya. Karena perempuan itu sudah mereka anggap sebagai adiknya sendiri. Dan mereka begitu bangga pada Maya dan Aby. Keduanya masih muda, tapi banyak hal baik yang bisa mereka pelajari dari Maya dan Aby.
---
"Terima kasih sudah mengantar saya pulang, maaf merepotkan," ucap Aby, ketika mobil yang dikendarai Kanya sampai di jalan yang tak jauh dari tempat tinggalnya.
"Nggak merepotkan, kok. Justru saya yang terima kasih karena kamu mau bantu Zayn belajar," balas Kanya.
"Saya senang jika ilmu yang saya punya bisa bermanfaat untuk orang lain, jadi saya juga senang bisa bantu dia dalam belajar." Kanya tersenyum mendengar itu, lalu mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Sepasang Luka
Ficción GeneralPrekuel 'Still The One' "Terlalu banyak hal yang aku takuti, merasa lelah dan tak bisa meraih mimpi. Dunia terlalu kejam untuk aku yang takut sendiri." - Mayang Eira Calista *** Ini tentang Aby dan Maya, yang terpaksa harus menikah di penghujung mas...