Hallo, siapa yang nungguin cerita ini?
Maafkan aku yang lama banget update, Gaisss. Soalnya aku lagi sibuk begete di dunia nyataku, huhuhu. Mau nulis nggak jadi terusss.Sekarang ini aku up, ya. Lumayan panjang, semoga kalian puassss.
Jangan lupa vote, coment, dan ajak teman-teman kalian untuk baca cerita ini, supaya aku semakin semangat nulisnya. Oke?
---
Maya keluar dari salah satu mini market setelah selesai membeli keperluannya, ia baru saja membeli susu ibu hamil karena stoknya sudah habis di rumah. Ia sengaja membelinya sendiri kali ini, karena tak mau merepotkan Aby jika lelaki itu tahu susunya habis. Untuk itu, sebelum Aby tahu susu yang ada di rumah habis, ia membeli dulu cadangannya.
"Meskipun Mami nggak terlalu suka minum susu, tapi ini demi kalian. Jadi, ayo sama-sama berjuang bersama Mami, untuk Papi, dan kehidupan kita yang bahagia." Perempuan itu mengelus perutnya dengan senyuman mengembang, ia tak sabar menanti kelahiran calon anaknya. Apalagi, setiap kali merasakan pergerakan di dalam perutnya, membuat ia ingin segera menggendong bayinya dan menciumi wajahnya karena gemas.
"Lepaskan! Tolong! Tolong!"
Maya mendongakkan kepalanya saat mendengar itu, hingga kedua matanya melihat seorang wanita tua yang tengah saling menarik sebuah ras dengan seorang pria yang naik motor.
Apa pria itu hendak mencopet tas wanita tua itu?
"Astaghfirullah," sebut Maya, dengan kedua mata membulat ketika wanita tua itu terjatuh. Setelah pria yang berusaha merebut tasnya itu, mendorongnya dan pergi sambil membawa tas itu bersama satu orang temannya yang mengendarai motor.
Ia pun segera berjalan menghampiri wanita tua itu, keadaan di sana cukup sepi meskipun ini siang hari. Sehingga, belum ada orang yang menolong wanita itu saat berusaha menyelamatkan tasnya dari 2 pencopet tadi.
"Ibu nggak apa-apa?" tanya Maya sambil mengulurkan tangannya, untuk membantu wanita tua itu untuk berdiri.
Wanita tua itu menerima uluran tangan Maya, lalu berdiri. "Oma tidak apa-apa, hanya saja tas Oma diambil 2 pencopet barusan," jawabnya,.
"Maaf, barusan saya tidak datang di waktu yang tepat. Jadi, saya nggak bisa bantu Oma untuk melawan pencopet itu," ujar Maya tak enak hati, padahal ia sudah melihatnya lebih dulu jika wanita itu membutuhkan pertolongan.
"Tidak apa-apa, lagi pula kamu sedang hamil. Bisa bahaya kalau kamu bantu Oma untuk melawan pencopet itu."
Maya mengambil sebotol air mineral yang ia beli tadi di mini market, kebetulan sekali ia membeli air itu juga tadi. "Minum dulu, Oma." Perempuan itu, memberikan air mineralnya, setelah sebelumnya membuka tutup botolnya.
"Terima kasih." Maya mengangguk, dan tersenyum ketika wanita tua itu menerima air darinya.
"Apa kita lapor ke polisi aja, Oma? Siapa tau barang berharga Oma bisa kembali, setelah kita melaporkan ke polisi," usul Maya.
"Di dalam tas itu hanya ada dompet dan ponsel saja. Oma membutuhkan ponsel itu untuk menelepon anak Oma, dan uang untuk naik taksi. Tetapi, sepertinya mereka lebih butuh itu, sehingga berhasil mengambilnya dari Oma. Meskipun, secara paksa. Jadi, ya sudah. Ikhlaskan saja," jelasnya, membuat Maya bingung kenapa wanita itu dengan mudahnya mengikhlaskan barang-barangnya yang baru saja dicopet?
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Sepasang Luka
Fiksi UmumPrekuel 'Still The One' "Terlalu banyak hal yang aku takuti, merasa lelah dan tak bisa meraih mimpi. Dunia terlalu kejam untuk aku yang takut sendiri." - Mayang Eira Calista *** Ini tentang Aby dan Maya, yang terpaksa harus menikah di penghujung mas...