Drrtt ... Drrtt ...
Suara nada dering itu, membuat tidur Aby dan Maya terusik. Kedua orang itu sama-sama membuka matanya, apalagi saat merasakan silau yang menusuk mata. Saat itu juga, Maya mengangkat kepalanya yang menyender pada bahu Aby, lalu mengedarkan pandangan ke sekeliling. Mereka masih berada di teras depan sebuah ruko kosong.
Semalam mereka bingung karena belum menemukan kontrakan baru, jadi keduanya memutuskan untuk istirahat di sana sambil menunggu hujan yang turun lagi sampai reda. Tetapi, karena hujan sangat lama sekali, dan waktu semakin malam. Akhirnya Aby dan Maya ketiduran di sana.
Aby mengambil ponselnya yang terus berbunyi, lalu menjawab telepon yang ternyata dari Rio. Masih terlalu pagi, tapi sahabatnya itu sudah menghubunginya.
"Ada apa, Yo?"
"Kok, lo belum datang ke sekolah? Masih di mana?"
Cowok itu menjauhkan ponselnya dari daun telinga, lalu melihat jam di layar ponselnya. Ternyata sudah setengah 8. Jadi bukan Rio yang meneleponnya terlalu pagi, tapi ia yang bangun kesiangan.
"Gue kayaknya nggak bisa ke sekolah sekarang."
"Lho, kenapa?"
"Gue harus cari kontrakan dulu."
"Lo nyari kontrakan buat siapa?"
"Buat gue sama Maya."
"Lah, kok, bisa? Ngapain lo ngontrak?"
"Semalam gue diusir dari rumah sama bokap gue."
"Huh? Serius lo? Terus semalam lo tidur di mana sama Maya?"
"Di teras ruko yang kosong. Eksperimen jadi gelandangan gue." Aby terkekeh sendiri setelah mengatakan itu, membuat Maya langsung menatapnya. Lelaki itu terkekeh, tapi tidak dengan matanya yang terlihat sedih.
"Yang bener aja lo?"
"Ya, serius."
"Gue ke sana, ya."
"Nggak usah, lagian bentar lagi gue sama Maya mau pergi. Cari kontrakan lagi."
"Iya, biar gue bantu nyari."
"Nggak usah, lo diam aja di sekolah. Kalau ada informasi kasih tau gue nanti."
"Beneran, nih, gue jangan ke sana?"
"Iya, elah. Udah dulu, ya, nanti gue telepon balik."
"Ya udah, deh."
Setelah mendengar itu, Aby memutuskan panggilannya. Lalu, melihat ke arah Maya yang ternyata tengah menatapnya.
"Kenapa?" tanya Aby, membuat Maya memalingkan wajah ke arah depan.
"Nggak apa-apa," jawabnya.
"Kita pergi sekarang aja, yuk. Cari kontrakan lagi, sekalian cari sarapan," ajak Aby yang hanya dibalas dengan anggukan.
Maya dan Aby pun bangkit dari posisi duduknya, lalu membawa barang bawaan mereka yang cukup banyak sekarang, semalam mereka bisa mendapatkan barang Maya yang ditahan pemilik kontrakan dulu. Untuk itu, hari ini mereka harus segera cepat mendapatkan kontrakan baru agar tidak membawa semua barang itu terus ke sana ke mari.
---
Setelah menghabiskan waktu 7 jam lamanya hanya untuk mencari kontrakan yang murah, akhirnya Aby dan Maya bisa mendapatkannya juga dengan harga 1,2 juta/bulan. Ini lebih mending mereka mendapatkan dengan harga segitu, karena kebanyakan setiap ia melihat ada kontrakan kosong. Harga sewa per bulannya bisa 2 juta ke atas. Untuk itu, sekarang keduanya bersyukur mendapatkan kontrakan di sana. Meskipun prosesnya lama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Sepasang Luka
Ficción GeneralPrekuel 'Still The One' "Terlalu banyak hal yang aku takuti, merasa lelah dan tak bisa meraih mimpi. Dunia terlalu kejam untuk aku yang takut sendiri." - Mayang Eira Calista *** Ini tentang Aby dan Maya, yang terpaksa harus menikah di penghujung mas...