Fia tengah menunggu jemputan kakaknya di depan gerbang sekolah sendiri, sedangkan Maya dan Aby sudah pulang lebih dulu. Ia sengaja meminta mereka pulang duluan, ini sudah malam, dan rumah mereka sangat jauh. Apalagi, mereka pulang menggunakan motor, Fia tak enak jika membiarkan mereka tetap menemaninya untuk menunggu sampai jemputan Fia datang.
Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling, sudah mulai sepi. Teman-temannya yang lain juga sudah pada pulang.
"Rio," gumamnya, ketika melihat cowok itu berjalan dari arah dalam sekolah menuju gerbang sendiri.
Saat itu juga Fia ketar ketir sendiri, ia tak ingin cowok itu melihatnya di sana. Sedari tadi ia berusaha untuk menghindari Rio, Fia tak mau berhadapan dengan cowok itu lagi setelah acara dansa topeng tadi.
"Gue harus ngumpet, tapi di mana?" Fia jadi bingung plus cemas, apalagi jarak tempat ia berpijak dengan Rio sudah semakin dekat.
"Kenapa dia belum pulang, sih?" gerutunya, lalu berlari menuju ke arah halte sekolah. Ia akan bersembunyi di sana, dan berharap Rio tak melihatnya.
Fia bersembunyi di balik pohon yang dekat halte, dan ia berharap tidak ada makhluk aneh-aneh yang jadi penunggu pohon itu. Apalagi, ini sudah tengah malam.
"Si Rio ngapain malah berdiri di sana, sih?" gumamnya, saat mengintip dan melihat Rio berdiri di depan pagar.
Cowok itu terlihat celingak-celinguk, padahal jalanan sepi di sana. Sedang mencari apa sebenarnya Rio? Taksi? Tak mungkin, karena cowok itu membawa mobil ke sekolah.
Tak lama kemudian, ia melihat Rendi yang datang menghampiri Rio. Cowok itu juga baru keluar dari area sekolah. Fia melihat mereka yang malah ngobrol di sana.
"Bang Farhan juga mana, sih? Lama banget jemputnya, mana ponsel gue mati lagi," gerutunya pelan, ia merasa tak tenang sembunyi di sana. Tiba-tiba merinding. Bahkan, merasa seperti ada yang diam-diam memperhatikannya. Apakah ada hantu di sana?
Dengan cepat Fia menggelengkan kepalanya, ia tak boleh berpikiran yang aneh-aneh. Takutnya memang ada hantu di sana, jika tiba-tiba muncul di hadapannya bisa bahaya.
Gadis itu bernapas lega saat melihat Rio yang masuk kembali ke area sekolah sendiri, sedangkan Rendi masih berdiri di sana dan tampak sedang menelepon. Namun, seketika ia mematung saat merasa ada yang mendekat tepat di belakangnya. Apakah itu hantu?
"Hantu bukan, sih? Makin merinding gue," batinnya. Ia mendengar langkah kaki yang terasa sudah sangat dekat di belakangnya. Jika itu hantu, tidak mungkin bisa menapak tanah, kan? Itu artinya yang berjalan di belakangnya adalah orang. "Pasti Bang Farhan, nih. Mau ngagetin gue," batinnya lagi, kakak keduanya itu sering sekali menjahilinya.
"Udah, deh, nggak usah sok-sokan mau ngagetin. Aku tau itu Abang, kan?" katanya, sambil berbalik badan. Namun, tiba-tiba tubuhnya mematung saat melihat orang yang di hadapannya itu ternyata bukan Farhan. "Anda sia—mmpphhh." Fia tak bisa berucap lagi, ketika tangan orang yang berdiri di hadapannya membekap mulutnya.
Ia tak mengenali siapa pria yang membekap mulutnya itu, membuat Fia meronta agar bisa terlepas. Tetapi, tiba-tiba pria itu menariknya masih dengan membekapnya. Saat itu juga, Fia menyikut perut pria itu dengan tangan sebelah kanannya. Hingga membuatnya bisa terlepas.
"Rendy!" teriaknya, membuat cowok yang hendak masuk ke area sekolah. Menghentikan langkahnya, dan menoleh ke sumber suara. "Rendy, tolong gu—mmpphh." Mulut Fia kembali dibekap, lalu ia diseret oleh pria itu untuk masuk ke dalam mobil yang terparkir tak jauh dari tempat Fia bersembunyi tadi.
Gadis itu sudah sangat berusaha untuk melawan dan berusaha untuk terlepas, tapi tenaganya tidak sebanding dengan tenaga pria itu yang bertubuh besar. Hingga akhirnya Fia di dorong masuk ke dalam mobil, dan tak lama kemudian mobil itu membawanya pergi dari sana oleh pria lain yang sudah menunggu di mobil sedari tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Sepasang Luka
Ficção GeralPrekuel 'Still The One' "Terlalu banyak hal yang aku takuti, merasa lelah dan tak bisa meraih mimpi. Dunia terlalu kejam untuk aku yang takut sendiri." - Mayang Eira Calista *** Ini tentang Aby dan Maya, yang terpaksa harus menikah di penghujung mas...