20

5 1 0
                                    

Hari Minggu sekitar pukul 10 pagi, Pandu tiba di rumah Dhira dengan membawa buku-buku pelajaran sesuai jadwal yang mereka buat sebelumnya. Tak lupa, ia juga membawa kue muffin buatan ibunya untuk keluarga Dhira. Ia disambut oleh Anna, yang tersenyum ramah saat membukakan pintu.

"Selamat datang, Pandu! Senang sekali melihatmu kembali," sambut Anna.

Pandu tersenyum manis. "Terima kasih banyak, Tante. Saya berharap tidak merepotkan."

"Oh, nggak dong. Kamu selalu disambut di sini. Masuklah."

"Ini ada titipan dari ibu saya untuk kak Dhira sekeluarga. Memang tidak seberapa, tapi akan sangat menyenangkan jika kalian menerimanya," ucap Pandu sambil memberikan totebag berisi kue-kue muffin.

"Aduh, Te-terima kasih. Jadi merepotkan. Sampaikan terima kasihku pada Ibumu, ya," balas Anna tidak nyaman.

Mereka berdua masuk ke dalam rumah dan menuju ruang tamu, di mana meja belajar telah disiapkan dengan rapi. Pandu duduk di sekitar meja, siap untuk memulai sesi belajar. Namun, ia tidak mendapati keberadaan Dhira.

Wajah kebingungan laki-laki itu ditangkap dengan mudah oleh Anna, wanita itu memberi tahukan jika Dhira sedang keluar sebentar membeli sesuatu bersama Mika. Pandu mengangguk paham.

"Kami pulang!" seru Dhira dan Mika bersama.

"Pandu?" Pandu tersenyum menyapa gadis itu.

"Udah nunggu lama?"

"Nggak, baru aja sampai, kok."

"Sebentar, ya," ucap Dhira. Ia menuju ke dapur menjinjing kantung plastik berisi beragam merk kudapan untuk dimakan di sela-sela belajar.

Anna ikut pergi ke dapur, meninggalkan Pandu dan Mika berdua.

"Kakak ganteng, ngapain di sini?" tanya Mika dengan kata-kata yang sudah lebih lancar.

"Kakak mau belajar. Mika mau belajar juga nggak?"

Mika menggeleng. "Sekarang waktunya cemilan. Bukan belajar."

Bersamaan dengan itu, Dhira dan ibunya datang membawa kudapan dan minuman untuk disuguhkan kepada tamu mereka.

"Maaf jadi ngerepotin kalian," ucap Pandu.

Anna terkekeh kecil, "nggak masalah. Silakan dinikmati."

Untuk memulai sesi belajar mereka. Dhira memulai dengan membahas materi pelajaran yang masih sulit dipahami Pandu. Trigonometri.

Mereka tengah fokus belajar di ruang tamu rumah, ketika tiba-tiba terdengar suara riuh rendah dari luar. Pintu terbuka, dan Mika masuk setelah bermain bersama anak tetangga di luar.

"Aku pulang!"

Dhira tersenyum, meskipun agak terganggu oleh kedatangan Mika yang tiba-tiba. Mika melompat-lompat dengan gembira, menarik perhatian Dhira dan Pandu dari buku-buku pelajaran mereka.

"Maaf ya. Mika agak aktif kadang-kadang."

"Nggak masalah, Kak. Biar nggak serius-serius banget belajarnya," balas Pandu.

I Fancy You DhiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang