1. Pertemuan

25 4 1
                                    


Pukul 06.15 WIB

"DHIRA, AYO SARAPAN DULU!" teriak seorang wanita dari dapur.

"IYA, BU" balas seorang gadis dengan seragam OSIS dari dalam kamarnya. Gadis itu segera meraih tas sekolahnya yang tergeletak di atas meja belajarnya yang rapi dan bersih kemudian keluar dari kamarnya.

Ceklek

Sebelum turun ke lantai 1, ia menutup pintu kamarnya terlebih dahulu. Dengan cekatan, ia menuruni anak tangga itu dengan cepat.

"Selamat pagi, putri kesayangan Ayah" sapa seorang laki-laki berusia 40 tahunan.

"Pagi, Ayah!" Balas Dhira sambil mendudukkan dirinya di kursi.

"Ayo dimakan sarapannya" ucap Ana, Ibu Dhira. Ia meletakkan menu sarapan di atas meja makan lalu ikut duduk di sebelah Dika, Ayah Dhira.

Mereka bertiga pun memakan sarapan mereka dengan santai dan tidak ada yang makan sambil berbicara.

Pukul 07.00 WIB

Di SMA Garuda Pancasila lagu Indonesia Raya diputar dan terdengar hingga ke seluruh area sekolah. Semua murid-murid, guru, tukang kebun, ibu-ibu kantin, satpam, dan warga sekolah lainnya berdiri dan menghentikan kegiatan mereka. Setelah lagu selesai, mereka kembali melanjutkan kegiatannya. Di kelas 11 IPS 3. Semua murid sudah duduk di bangku mereka masing-masing karena guru mapel mereka sudah tiba. Dengan tatapan tajamnya. Pak Janto, guru Sosiologi menyapa murid-murid di kelas itu.

"Selamat pagi anak-anak."

"Selamat pagi, pak" balas murid-murid serempak.

Setelah salam pembuka. Pak Janto mulai mengabsen murid-murid kelas 11 IPS 3.

"Keluarkan selembar kertas. Tulis nama, nomor, dan kelas" ucap Pak Janto sambil membenarkan posisi kacamatanya.

"Ulangan, Pak?" Tanya seorang murid bernama Zainal.

"Ya" jawab Pak Janto.

"Tapi kami belum belajar loh, Pak" protes Tina, wakil ketua kelas 11 IPS 3.

"Itu salah kalian. Siapa suruh belajar saat ada ujian saja" balas Pak Janto yang berhasil membuat Tina terdiam tak bisa berkata-kata lagi.

"Soalnya jangan banyak-banyak ya, Pak" ucap Zainal tak ditanggapi.

Pak Janto mulai membacakan soal ulangan yang jumlahnya lima soal, tapi berhasil membuat beberapa murid pusing tujuh keliling.

Akhirnya dua jam pelajaran Sosiologi berakhir. Sebagian besar murid di kelas itu mengeluh tentang ulangan tadi. Namun, tidak dengan Dhira. Gadis itu terlihat tenang dan tidak banyak bicara. Pelajaran selanjutnya adalah PKWU.

"Selamat pagi, anak-anak" sapa Bu Nirmala.

"Selamat pagi, Bu" balas murid-murid dengan lesu.

"Kok kalian lemes begitu. Ini masih pagi loh. Kalian habis ngapain?" Tanya guru muda dan cantik itu.

"Habis ulangan sosiologi, Bu" balas Andika.

"Ooh. Jumlah kalian ada berapa?."

"Tiga puluh enam, Bu" jawab mereka.

"Oke. Sekarang buat enam kelompok. Anggotanya harus ada laki-lakinya" perintah Bu Nirmala.

"Baik, Bu."

Semua murid-murid sibuk untuk memilih anggota kelompok mereka. Dhira? Gadis itu masih diam menunggu seseorang untuk mengajaknya masuk ke kelompoknya. Dia tidak punya teman dekat di kelas. Teman sebangkunya saja juga jarang mengajaknya ngobrol dan bercanda, paling mentok berdiskusi karena ada tugas kelompok dengan teman sebangku.

I Fancy You DhiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang