5. Ulang Tahun

9 2 0
                                    

"Udah sadar ternyata" ucap Dhira, ia melangkah mendekati ranjang dengan membawa kompres anak yang biasanya muncul di TV yang ia dapatkan di kotak P3K di ruang tamu.

Pandu terlihat antusias setelah Dhira menempelkan kompres anak itu di keningnya. "Kamu beneran sakit nggak sih? Senyum-senyum sendiri gitu."

"Eh beneran kok, Kak. Nih aku panaskan?" Pandu menarik tangan Dhira agar gadis itu menyentuh pipinya. Namun, Dhira langsung menepisnya.

"Kamu sendirian di sini?" Tanya Dhira.

"Kadang iya kadang enggak."

"Apa?" Pandu tidak menjawab, ia malah tersenyum manis. Dhira menghela nafas panjang, "kamu nggak punya asisten rumah tangga? orang tua kamu kemana?."

"Punya kok, tapi aku suruh libur. Orang tuaku kerja di luar negeri" Dhira merasa kasihan kepada laki-laki yang terbaring lemah di atas ranjang itu. Pandu melirik jam dinding di kamarnya yang sudah menunjukan pukul lima sore kemudian beralih melihat Dhira. "Kakak nggak pulang?."

"Mau pulang kok, tapi..... kamu nggak papa ditinggal?" Pandu menggeleng sambil memasang wajah cemberut.

"Kakak di sini dulu sebentar ya. Sampai jam delapan atau jam tujuh. Oke?" Dhira mengerutkan keningnya, "Memangnya ada apa?."

"Nggak ada. Cuman pengen ditemenin sampai aku tidur."

"Aku kabarin orang tuaku dulu kalau gitu" gadis itu keluar dari kamar dan menelepon Ibunya untuk memberi tahu bahwa ia akan pulang malam.

"Jam sepuluh malam pokoknya kamu harus udah di rumah oke?."

"Iya, Bu."

Setelah selesai menghubungi Ibunya, gadis itu teringat jika mereka tadi membawa pulang cake. Dhira bergegas pergi ke dapur.

Pandu melamun melihat atap kamarnya. Di pikirannya saat ini adalah bagaimana agar Dhira tetap di sini bersamanya. Ia mengecek ponselnya yang bergetar karena notifikasi muncul beberapa kali.

Ibu💕

Sayang
Apa kau baik-baik saja?
Kau sedang belajar ya?
Maaf sepertinya hadiah dari Ibu
akan datang besok karena ada sedikit masalah

Iya tidak apa Bu

Selamat ulang tahun ya, Sayang

Terimakasih, Bu

Semoga kau sehat selalu, menjadi anak yang
baik, mendapatkan pasangan hidup yang baik,
Semoga... Baca selengkapnya

Terimakasih, Ibuku sayang (^^)

Sama-sama
Sudah dulu ya

Iya

Pandu meletakkan kembali ponselnya di atas nakas. Dengan sedikit usaha, ia merubah posisinya yang awalnya berbaring menjadi duduk dan bersandar pada dinding di belakangnya. Ia melirik ke pintu kamarnya, berharap Dhira segera kembali.

Beberapa detik kemudian, lampu kamarnya tiba-tiba mati. Pandu celingukan mencari ponselnya di tengah kegelapan untuk menyalakan senter, tapi ia malah dikejutkan dengan cahaya lilin berbentuk angka tujuh belas yang dikelilingi oleh beberapa lilin kecil tertancap di atas sebuah cake. Samar-samar ia melihat wajah Dhira yang tersenyum manis.

Dhira menghampiri ranjang laki-laki itu supaya Pandu bisa meniup lilinnya. "Selamat ulang tahun" ucap Dhira dengan tersenyum tipis dan itu berhasil menciptakan debaran kencang di jantung Pandu.

I Fancy You DhiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang