"Maaf, Bu" ucap Dhira, "Saya terlambat datang hari ini" lanjutnya sambil menundukkan kepalanya.
Bu Bina, salah satu dari guru B.K di SMA Garuda Pancasila menatap garang siswi di depannya sambil berkacak pinggang.
Suasana ruang B.K pagi itu seketika menjadi mencekam. Bu Bina menghela napas panjang sembari mengusap dadanya seakan-akan meminta dirinya sendiri untuk bersikap sabar.
"Baik, karena ini pertama kalinya kamu terlambat. Kamu ibu hukum menyapu ruang B.K selama seminggu tiap jam istirahat kedua" ucap Bu Bina.
Kepala Dhira mendongak menatap Bu Bina dengan raut terkejut, "Se-seminggu?" Bu Bina mengangguk-angguk seolah berkata 'Iya'.
"Kenapa? Kamu keberatan? Mau ditambah jadi dua minggu?" mendengarnya lantas membuat Dhira menggeleng cepat.
"Oke, kamu boleh kembali ke kelas-."
"Good morning, ruang B.K" sapa siswa dengan suara lantang. Bu Bina langsung mengelus dadanya.
"Kamu telat lagi, Mirza?" kesal Bu Bina. Mirza mengacungkan kedua jempolnya santai.
Pandangan laki-laki itu teralihkan, setelah menyadari bahwa ada orang lain selain ia dan Bu Bina di ruang B.K.
"Eh, cewek? Ngapain di sini? Telat juga?" tanyanya sambil tersenyum miring.
Dhira mengalihkan pandangannya kepada Bu Bina untuk berpamitan karena jam pertama pelajaran sudah bergema.
........
Lapangan basket SMA Garuda Pancasila tampak ramai dikelilingi oleh para siswa-siswi dari kelas sepuluh hingga kelas dua belas. Mereka rela menghabiskan waktu istirahat pertama mereka hanya untuk menonton pertandingan basket antara kelas 10 MIPA 4 dan kelas 11 IPS 3.
Suara tepuk tangan meriah dari penonton terdengar ketika Pandu dari 10 MIPA 4 berhasil memasukkan bola basket ke dalam ring basket.
Tak berselang lama, Rian dari 11 IPS 3 juga berhasil memasukkan bola basket ke dalam ring. Persaingan di antara kedua tim itu semakin memanas.
....
Alin menghampiri Dhira yang baru saja keluar dari kamar mandi untuk berganti seragam batik khas SMA Garuda Pancasila.
Di depan kamar mandi, Alin mengajak gadis itu untuk menonton pertandingan basket antara kelas mereka dan kelas 10 MIPA 4.
Dhira berniat menolak dengan alasan jika tubuhnya sudah lelah setelah berolahraga.
"Ayolah, Dhir. Sebentar aja" Alin memohon sambil memegang pundak kiri Dhira.
"Kamu deket sama Rian kan? Semangati dia lah" lanjutnya.
"Maaf, tapi aku capek, Lin" tolak Dhira halus.
"Please, aku nggak akan maksa kamu lagi setelah ini" ucap Alin.
Karena kasihan dan lelah dengan Alin, Dhira akhirnya mengiyakannya.
"Sebentar ya" Alin mengacungkan jempolnya setuju. Dhira tersenyum tipis lalu pergi masuk ke dalam kelas untuk menyimpan seragam olahraganya.
.........
"Pandu ganteng banget, ya" puji seorang siswi kelas 11 sambil menatap kagum ke arah Pandu yang sudah bermandikan keringat.
Temannya memekik kecil, "Iya, ganteng banget."
Dhira dan Alin yang berjalan di belakang kerumunan itu hanya diam saja.
"Aku denger, dia jago banget basket, tapi ayahnya nggak suka dia main basket."
"Beneran? Wah sayang banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Fancy You Dhira
Teen FictionDi balik sosok cantik nan manis itu, tersembunyi luka emosional dari masa lalunya yang telah membuatnya menjadi sangat waspada dan skeptis terhadap dunia di sekitarnya. Ia sulit untuk percaya pada orang lain dan sering kali menarik diri dari inter...