Sesuai kesepakatan, Pandu menjemput Dhira pukul 19.30 malam untuk menghadiri pesta ulang tahun teman semasa SMP-nya. Tak perlu menunggu lama, karena setibanya mobil Pandu di halaman rumah, Dhira sudah berdiri di teras rumahnya.
Gadis itu menghampiri mobil yang baru saja datang. Melihat itu, Pandu segera keluar untuk menyambut hangat Dhira. Ia tersenyum manis melihat penampilan cantik Dhira yang kini berdiri di depannya.
Gadis itu mengenakan gaun panjang beberapa sentimeter di bawah lutut berwarna biru langit polos. Dengan wajah yang di poles dengan makeup tipis dan rambut hitamnya yang dibiarkan tergerai indah. Cukup sederhana, tetapi sangat indah dari sudut pandang Pandu. Terutama warna biru langit adalah warna favoritnya.
"Kapan kita berangkat?" Dhira membuka suara.
Pandu tersadar dari lamunannya, ia meminta maaf. Kemudian membukakan pintu mobil untuk gadis itu. Dhira menerima perlakuan lembut Pandu.
...
"Selamat ulang tahun!" seru Pandu. Ia menyodorkan sebuah kotak kado kecil berwarna merah yang di hias dengan pita putih di bagian atasnya.
Gadis di depannya menerimanya dengan senyuman yang merekah. Sebagai seorang perempuan, Dhira mengakui bahwa gadis itu sangat cantik, bahkan manis. Ketika gadis itu tersenyum, kedua matanya juga ikut tersenyum. Sangat manis.
"Lo bawa pacar?" tanyanya terdengar kaget.
"Bukan, ini temen Gwe," ucap Pandu.
"Kak Dhira, ini Vaella, teman SMP-ku dulu." Vaella menyodorkan tangannya hendak bersalaman.
"Gwe Vaella. Senang bisa ketemu sama Lo, Kak."
Dhira tersenyum ramah, menyambut hangat tangan Vaella. "Panggil saja Dhira. Senang bertemu denganmu juga, Vaella."
Genggaman tangan keduanya lepas. Dhira memberikan tote bag berisi kado kepada Vaella.
"Selamat ulang tahun, ya."
Vaella tersenyum dan mengangguk. "Terima kasih."
"Maaf. Kadonya mungkin tidak seberapa," kata Dhira.
"Ah jangan bilang kaya gitu. Sekali lagi terima kasih." Vaella kembali tersenyum manis hingga kedua matanya menyipit.
Samar-samar, terdengar suara pujian dari kerumunan di belakang Dhira yang memuji kecantikan Vaella. Selain cantik, Vaella juga terlihat ramah dan bersahabat.
"Bentar lagi acaranya mulai. Pandu temenin Gwe buka acaranya, ya."
Pandu menatap Dhira seolah meminta perizinan darinya. Dhira yang tidak paham berbisik, "apa?"
"Nggak apa-apa, Kakak sendirian?" Dhira tersenyum mengangguk pertanda setuju.
"Ayo!" ajak Vaella. Pandu mengikuti gadis itu ke arah panggung. Di atas panggung, mereka berdua tampak serasi layaknya sepasang kekasih. Itu membuat rasa nyeri di hati Dhira.
Semua menyanyikan lagu selamat ulang tahun dengan wajah bahagia. Sama halnya dengan Dhira. Meskipun ia mulai tidak nyaman berdiri di antara kerumunan orang-orang asing itu.
Tibalah saatnya untuk Vaella membuat harapan sebelum meniup lilin ulang tahunnya. Ia memejamkan matanya lalu meniup lilin berbentuk angka 16 tahun. Semua bersorak gembira. Suara tepukan tangan meriah menggema memenuhi ruangan.
Vaella memotong kue ulang tahunnya. Potongan pertama ia berikan pada Pandu. Demi apapun mereka seperti sepasang kekasih. Ada rasa sesak di dada Dhira. Ia gelisah. Khawatir ia mengidap penyakit asma seperti neneknya dahulu.
Ia berlari keluar. Menjauh dari kerumunan dan juga pemandangan menyesak dada. Pandu yang melihatnya pun langsung tergerak hatinya untuk mengejar Dhira. Namun, sebelum pergi. Ia meminta izin kepada si tuan rumah. Vaella pun mengizinkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Fancy You Dhira
Teen FictionDi balik sosok cantik nan manis itu, tersembunyi luka emosional dari masa lalunya yang telah membuatnya menjadi sangat waspada dan skeptis terhadap dunia di sekitarnya. Ia sulit untuk percaya pada orang lain dan sering kali menarik diri dari inter...