chapter 64

52 2 2
                                    

Kian santang: baiklah bibi, Terima kasih atas makanan nya.

Dayang: kalau begitu hamba kembali ke dapur dulu, permisi... Sampurasun..

Kian santang,layang kusuma, gagak ngampar, Surawisesa: rampes

Semua anggota istana duduk santai sambil mengobrol dan menjaga balai pengobatan. Kemudian ada burung merpati yang datang dan mengantarkan surat.

Surawisesa: surat apa itu. Batin nya yang bertanya tanya.

Beliau langsung membuka surat dan Surawisesa langsung shock karna surat itu dari golongan hitam yang akan melakukan pembantaian berdarah kepada istana padjajaran.

Isi surat:

Surawisesa, kian santang, kami akan mengalahkan kalian, tunggu saja pembantaian yang akan kami lakukan, padjajaran akan di banjiri oleh darah dan juga duka, putri Mahkota kalian, penerus pilar pertama di Kerajaan Sunda akan mati di tangan kami!.

Surawisesa: jagatdewabatara, prajurit!!!.

Prajurit: kami menghadapi gusti Prabu.

Surawisesa: perketat keamanan di istana ini! Jangan sampai lengah sedikit pun!.

Prajurit: sendika gusti Prabu.

Kian santang dan layang kusuma beserta gagak ngampar hanya kebingungan dengaj gerak gerik Surawisesa yang begitu emosi dan panik.

Kian santang: rayi Prabu, ada apa? Kenapa kau sangat panik?. Tanya nya yang bingung.

Surawisesa: raka, kita harus menjaga Ratna dewi dengan ketat, lihat surat ini. Ucap nya yang langsung memperlihatkan surat yang di baca nya tadi.

Seketika gagak ngampar marah besar dan merobek surat itu, lalu merantai pintu balai pengobatan, dan langsung berteriak.

Gagak ngampar: keparat!!! Beraninya mereka mengancam keadaan putri ku dengan ssekejam itu! Aku tidak akan mengampuni mereka! Tidak akan!!!. Ucap nya yang maju ingin menebas tanaman bunga indah yang ada di depan balai pengobatan.

Kian santang: raka! Sudah lah tenangkan diri mu, jangan terbawa emosi. Ucap nya yang menahan gagak ngampar.

Layang kusuma: benar yang di katakan rayi Kian santang, kau harus menahan emosi mu, kau juga tidak boleh egois, Ratna dewi nyawa nya sedang dalam bahaya, jadi kita harus menyatukan kekuatan kita untuk mengalahkan golongan hitam.

Surawisesa: benar yang di katakan raka layang kusuma, kita harus bersatu jikalau ingin nyimas Ratna dewi selamat.

Gagak ngampar yang tadinya marah perlahan tenang dan menyetujuinya, lalu mereka semua langsung bergegas ke Walangsungsang, abikara,rara santang, sultan hud, Ratna wulan, dan putra putri Prabu Siliwangi yang lainnya.

Kian santang: raka, rayi, Yunda. Ucap nya yang agak panik.

Rara santang yang langsung menyadari bahwa sang adik sedang panik pun langsung menenangkan Kian santang.

Rara santang: rayi, apa yang terjadi kenapa wajah mu sangat panik?. Ucap nya yang khawatir dengan Kian santang.

Kian santang: Yunda, rayi Prabu tadi mendapatkan surat dari burung merpati, lalu saat kami membaca surat itu, ternyata golongan hitam berencana akan membantai padjajaran dan akan membunuh Ratna dewi. Ucap nya yang panik.

Surawisesa: benar Yunda, aku sangat shock saat membaca surat itu, aku tidak menyangka mereka senekat itu,aku sekarang sangat bingung harus apa, aku tidak mau kehilangan penerus pilar kerajaan pertama begitu saja. Ucap nya yang agak terbata bata.

Dyah Sawitri : kalau begitu kita harus segera bersiap untuk perang besar, dan sebentar lagi, sang harimau akan bangun dari tidur panjang nya. Ucap Dyah Sawitri yang tau sesuatu dan senyum miring.

Surosowan seketika paham yang di katakan oleh Dyah Sawitri dan langsung mengiyakan saja.

Skip beberapa hari kemudian....

Semua golongan hitam telah berkumpul dan berdiskusi tentang strategis perang yang akan mereka buat.

Bawika: aku dan dewi samudra akan membawa 2000 pasukan panah ke arah barat.

Mahesapara: aku dan juga megantari akan membawa 5000 pasukan untuk ke medan perang.

Arya sadat: aku dan kuncung hitam akan membawa pasukan sisa untuk berjaga jaga.

Nyi rompang: baiklah, aku setuju dengan kekompakan kalian. Ucap nya yang tertawa.

Di sisi lain...

Gagak ngampar dan juga Walangsungsang sedang melatih prajurit untuk berperang, Rara santang sedang menyiapkan strategis bertempur dengan pasukan walet (pasukan pemanah wanita) Dyah Sawitri dan juga Surosowan sedang mempersiapkan pasukan purgabaya, sedangkan Kian santang, dan gagak ngampar sedang mempersiapkan pasukan balapati, tidak ketinggalan juga abikara yang melatih pasukan balamati.

Mereka semua mengerahkan semua pasukan elit yang ada di padjajaran, mereka juga menyisakan pasukan untuk menjaga ketat padjajaran dan juga balai pengobatan.

Yudakara dan juga prashini langsung menghadap ke Kian santang.

Yudakara: raden, aku akan membantu mu untuk melawan nenek ku, aku masih punya banyak pasukan untuk membantu.

Kian santang: raden yudakara, Terima kasih atas penawaran nya, padjajaran akan  berhutang budi pada mu, baiklah, siapkan pasukan pasukan nu untuk di luncurkan ke medan perang.

Yudakara: baik raden. Ucap nya yang langsung pergi menyiapkan pasukan nya.

Prashini: raden, kondisi Ratna dewi sudah mulai pulih, ku rasa dia akan bangun dari koma nya tidak lama lagi.

Kian santang: alhamdulillah... Aku akan memberi tau semua nya, sampurasun.

Prashini: rampes.

Kian santang langsung memberitahu kepada seluruh anggota istana bahwa putri Mahkota kesayangan mereka akan segera bangun dari tidur panjang nya.

Kentring manik: benar kah, Terima kasih dewata agung... Kau sudah menyelamatkan penerus pilar kerajaan kami.

Subang larang: alhamdulillah, tapi kapan dia akan bangun? Aku sangat ingin memeluk cucuku... Ucap nya yang senang dan sedih bercampur jadi satu.

Kian santang: tidak lama lagi ibunda. Ucap nya yang tersenyum.

Subang larang mengenang masa lalu saat kelahiran dari Ratna dewi.

Flashback on.

Saat Rengganis sedang mengandung Ratna dewi subang larang lah yang memanja kan Rengganis, lalu saat 9 kemudian...

Rengganis: ayolah kanda aku ingin berburu dengan Yunda Rara santang....

Kian santang: dinda sudah ku bilang tidak berarti tidak.

Rengganis: tapi-. Ucapan nya langsung terpotong dan Rengganis merasakan kontraksi yang hebat pada perut nya.

Kian santang mulai panik dan langsung membopong Rengganis ke dalam wisma.

Semua anggota istana langsung bergegas ke sumber teriakan kesakitan itu.

Surawisesa: raka apa yang terjadi kenapa Yunda Rengganis meringis kesakitan?.

Kian santang: dia akan melahirkan...

Surawisesa: semoga saja Yunda Rengganis dan bayi nya selamat....

Kian santang: aminn yarobal alamin...

Terdengar suara bayi menggema dan tangis harus dari semua anggota padjajaran mulai terdengar.

Flashback off

Subang larang: aku merindukan canda tawa Ratna dewi... Aku juga merindukan saat dia memanggilku eyang ratu....

Bersambung...

Apakah Ratna dewi akan bangun dari koma nya dan akan langsung memimpin pasukan untuk bertempur? Mampu kah padjajaran menang melawan para golongan hitam? Stay toon terus hanya di kembalinya raden Kian santang final season.

kembalinya raden kian santang final season √EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang