"Lo aman Jia" Bisik Sam sambil memeluk Jia erat tak ingin dilepaskan
"G-gue gue takut Sam" Tangis Jia pecah dan air matanya luruh membasahi jaket denim edisi terbatas milik Sam
Biasanya Sam akan mengomel jika Hesa menjahilinya dengan mengelap ingus ke jaketnya atau Cesa yang sengaja menjadikan jaketnya lap jika tangannya kotor, tapi kali ini dia tak peduli jika jaketnya kotor karena air mata milik Jia.
"Semuanya udah baik-baik aja" Ucap Sam sambil mengusap lembut kepala Jia
Hal tersebut lekat oleh penglihatan Yasa juga, sebenarnya ia juga menemukan Jia tadi namun ternyata Sam lebih dahulu menghampiri Jia
"Akh.. " Ringis Sam tat kala merasakan pergelangan kakinya berdenyut nyeri ia baru ingat kalau kakinya sedang cidera dan ia paksa untuk berlari kencang, Sebegitu khawatir kah dia karena Jia? Sampai-sampai rasa sakitnya pun ia lupakan.
Jia yang mendengar ringisan Sam pun melepaskan pelukannya lalu beralih menatap Sam khawatir.
"Kenapa? Apa yang sakit? " Tanya Jia dan Sam hanya menggeleng, ia tak mau ketahuan effort berlari mencari Jia padahal kakinya cidera
"Kaki lo? Kaki lo sakit abis lari? " Tanya Jia
"Digigit semut" Bohong Sam lalu membuang wajahnya kesembarang arah
"Jia!!!! " Teriak Renja yang datang bersama Cesa dan Hesa. Ia tarik Jia lalu memeluknya erat seperti ibu yang baru saja kehilangan anaknya "Lo kenapa sih keluar malem-malem? Kenapa gak minta Cesa atau Naran buat nemenin heem? "
"Maaf Ren, jangan marah ke gue ya, soalnya gue lagi sedih, marahnya entar aja! Gue lagi pengen disayang" Lirih Jia
"Gue gak marah Jia, iya ini gue sayang lo, udah jangan nangis ya? Lo udah aman" Renja
"Aya ampun kacang kuaci, hampir jantungan gue, untungnya lo baik-baik aja" Hesa
"Sekarang ayo kita balik! Biar Jia istirahat! " Ajak Cesa merangkul bahu Jia sebelah kanan dan Renja merangkul bahu kiri, jadilah Si bungsu berjalan sambil diapit.
"Ape lu? " Sungut Sam saat Hesa menatapnya sambil tersenyum jahil
"Gue tahu kok kaki lo sakit karena abis lo pake lari buat cari Jia" Hesa
"Sotoy lamongan lo! Yuk ah bal..Akhh..! " Ringis Sam kesakitan, Hesa yang melihatnya seketika khawatir dan tak berniat meledek lagi
"Gue gendong aja Sam! " Hesa
"Gak usah Hes, gue bisa" Sam
"Hadehhh anaknya pak Sasena ini emang bebel, gue gendong bentar nanti pas mau sampe mobil gue turunin biar gak keliatan Jia, lo gengsi amat jadi orang sattt!! " Hesa
"Iye iye cucuk lo kayak bebek kalo ngomel mulu! Buru jongkok! " Sam
"Ngelunjak asu! " Hesa
Berakhir Sam digendong Hesa, sepanjang perjalanan pun mereka dihiasi oleh adu bacot dan saling tempeleng satu sama lain.
Puk
Yasa terbangun dari lamunannya, saat menoleh ia mendapati Naran tersenyum kepadanya.
"Jia udah baik-baik aja" Naran
"Ini salah gue, gue yang gak becus jaga Jia" Yasa
"Enggak Sa, jangan nyalahin diri sendiri! Jia ataupun member juvenile yang lain itu tanggung jawab kita semua, lo egois kalau ngerasa yang paling bertanggung jawab. Ya meskipun lo leadernya tapi kita gak akan biarin lo nanggung semuanya sendiri" Naran
"Dan lagi, gue ngerti lo mulai dewasa lo pasti punya dunia lain dan itu bukan cuma tentang Jia atau member juvenile, ya udah ayo kita pulang, nih gue udah ditelpon Renja, mereka nunggu dimobil" Naran berjalan duluan mendahului Yasa, namun langkahnya seketika terhenti saat mendengar ucapan Yasa
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Juvenile : MANGUN KARSA
Teen FictionKisah kami yang penuh dengan ketidaksempurnaan ~ ayo kita sempurnain bareng-bareng! Yasa: "Biasalah Jemput bayik" Renja: "Sebenarnya tuh gue orang sabar, tapi temenan sama manusia kayak kalian, sold out dah sabar gue, udah gue sale semua sisa sabar...