Bunyi peluit dilontarkan bersamaan dengan berakhirnya sesi pertama dalam pertandingan basket SMA Mangun Karsa melawan SMA Bakti Madya, para pemain memiliki rentang waktu untuk beristirahat dan kembali menyusun strategi untuk pertandingan sesi selanjutnya.
"Jevan! Apa-apaan kamu? Gak biasanya kamu main jelek kayak gini, lebih mirip orang tawuran daripada main basket, kamu udah kena kartu peringatan berapa kali hah? Kamu itu kapten! Harus bisa kendaliin emosi dan siasat buat tim kamu! " Omelan coach SMA Bakti Madya menggema dan terdengar menyapa indra pendengaran team basket lain, tak urung membuat Cesa yang juga mendengarnya mengangguk setuju
Jevan lebih mirip orang kemusuhan daripada orang main basket, Cesa yang notabenenya sudah sehidup semati dengan basket itu pun dapat mengerti pola emosi Jevan selama pertandingan tadi, kapten SMA Bakti Madya itu seperti marah dan mengincar...
Puk
Monolog Cesa dialihkan oleh tepukan halus di pundaknya.
"Lo ngapa ngalamun? " Tanya Hesa khawatir
"Gak sawan atau kesambet kan? " Hesa
"Kagak! Cuma mikir strategi aja!" Bohong Cesa
"Optimis! Sesi satu kalian unggul, semoga sesi dua kalian juga bawa hasil yang baik" Ucap Naran
"Semoga... " Jawab Yasa dan Cesa bersamaan
Para member juvenile berkumpul untuk saling mengobrol kecil dan melontarkan semangat bagi sahabat dan teman mereka yang bertanding, namun jika dilihat dengan seksama ada satu orang yang memisahkan diri dan duduk diujung kursi kayu yang tersedia dilapangan tersebut.
Dengan sedikit meringis, Sam membuka sepatu dan kaos kakinya perlahan. Muncul helaan nafas dalam dari Sam saat melihat pungung kaki kanannya memar dengan warna biru keunguan, ia yakin pasti ini karena Jevan yang tak sengaja menabrak kakinya saat pertandingan tadi, atau mungkin malah sengaja. Dari awal permainan Sam merasa Jevan seperti mengincar dan menarget dirinya.
Apalagi pergelangan kaki kirinya yang sedikit ngilu setelah tak sengaja bertabrakan dengan Riyana di Koridor tadi, tidak sakit sekali tapi tetap terasa ngilu. Dari tadi Sam berusaha bersikap baik-baik saja agar membernya tidak khawatir, kalau ketahuan dia terluka pasti Hesa akan mencegahnya bermain sambil menangis seperti bayi, Euhh Sam tidak mau.
"Mau gue bilangin coach atau member? " Tanya seseorang yang datang sambil meletakkan handuk basah di atas punggung kaki kanan Sam
Awalnya Sam meringis oleh tindakan orang itu yang tiba-tiba meletakkan handuk dingin di kakinya yang lebam, tak ayal juga ia sedikit terlonjak kaget akibat kedatangannya yang tiba-tiba.
"Gak usah, gue bisa atasin ini sendiri" Jawab Sam
"Woah banyak ya.. " Kagun orang itu menatap Sam sambil tersenyum
"Maksudnya? " Bingung Sam
"Iya banyak, baru kali ini lo ngomong ke gue 7 kata, biasanya lo cuma bilang apa? Kenapa? Oke, heem gitu doang" Jelasnya
Bungkam, Sam tidak bisa membantah ungkapan orang tersebut, ya karena apa yang diucapkan orang itu benar adanya, matanya memilih menelisik ke sembarang arah untuk mengurangi perasaannya yang canggung.
"Sam? " Orang itu menggeser duduknya kearah Sam lalu memakaikan salep ke kaki lebam yang lebih tua
"Jangan ditahan! Kalau sakit bilang aja" Nasehatnya
"Gue oke" Jawab Sam keras kepala
"Kalo lo oke gue oke, gue gak akan ngaduin lo ke coach, kalau member pasti lambat laun mereka akan tahu, apalagi Naran, lo tahu dia sepeka apa" Usai sudah acaranya mengobati kaki Sam
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Juvenile : MANGUN KARSA
Novela JuvenilKisah kami yang penuh dengan ketidaksempurnaan ~ ayo kita sempurnain bareng-bareng! Yasa: "Biasalah Jemput bayik" Renja: "Sebenarnya tuh gue orang sabar, tapi temenan sama manusia kayak kalian, sold out dah sabar gue, udah gue sale semua sisa sabar...