1.22 Mangun Karsaa : Trauma

1.1K 87 9
                                    

Jantungnya berdegup kencang dan nafasnya yang sedikit tersengal saat merasakan ada seseorang yang mengikutinya dari belakang, ingin menoleh tapi terlalu takut, berlari juga fisiknya tidak sekuat itu. Sok-sokan gak mau ditemenin pergi ke warung buat beli kecap berakhir dia sendiri yang ketakutan, mana ditempat asing.

Puk

"Woahhhhhh ampun ampun! Gue bukan niat jahat disini, tolong jangan sakitin gue! " Teriak Cesa sambil berjongkok ketakutan saat pundaknya ditepuk dari belakang

"Heh lo gak apa-apa? " Khawatir orang yang sejak tadi mengikuti Cesa

Mendengar suara tak asing itu, Cesa mendongak takut-takut. Bola matanya seketika membulat sempurna saat melihat laki-laki yang ada didepannya.

"Elo! " Sentak Cesa dengan raut wajah kesalnya

"Kenapa? Apa salah gue? " Bingung laki-laki itu

"Pikir aja bangsat! Lo kira gak parno apa diikutin diem-diem? Lo Gak tahu kalau gue masih trauma karena lo culik dulu? Hah? " Marah Cesa dengan wajah memerah, sudah kepalang emosi karena merasa terancam

"Oke-oke sorry gue gak bermaksud nakutin elo, tadi gue manggil lo kok tapi lonya gak denger dan malah jalan cepet" Sesal Jevan, iya itu Jevan anak bakti madya

"Bodo! Gak ada gunanya ngomong ma elo! " Akhir Cesa lalu beranjak pergi namun tangannya segera ditahan Jevan

"Maaf" Ucap Jevan menyesal, ia tak tahu kalau kejadian kemarin berakibat fatal untuk Cesa

"Gak perlu! " Sentak Cesa sambil menepis kasar tangan Jevan

"Makan tuh maaf! " Akhir Cesa lalu pergi, meninggalkan Jevan dengan perasaan bersalahnya

-Mangun Karsa-

"Nyonya nyonya! " Teriak dua pekerjaan villa yang datang dengan wajah panik

"Kenapa? " Jawab Jessica bingung

"I-itu adeknya bangun terus nangis, mau kita tenangin tapi nangisnya makin kenceng gak mau dideketin" Panik para pekerja itu

"Oh astaga Jia! " Pekik Jessica, dia dan yang lain sedang sibuk mempersiapkan acara barbeque untuk makan malam di halaman belakang yang agak jauh dari kamar utama, makanya mereka semua tidak mendengar tangisan Jia

"Nangis kejer buk, panggil yaya yaya.. " Timpal pekerja yang lain

"Yaya saha? " Argan bingung, pasalnya tidak ada nama yaya disini, apakah anaknya ngelindur?

"Yaya itu aku om" Sahut Yasa

"Udah sana jemput jia!" Khawatir Renja, mendengar itu Yasa segera berlari kedalam villa, Jessica dan Argan mau langsung berlari menjemput jia juga tak bisa karena tangannya belepotan kena arang, Sam juga nyari kayu sama Hesa.

"Aduh gimana ini? Adek? Udah jangan nangis ya? Nanti batuk-batuk" 5 orang pekerja sedang berusaha menenangkan jia yang sedang duduk memojok ditepi ranjang sambil menangis kencang, Kalau makin didekati, tangisannya akan makin menggelegar.

"Hei Jia? Jia? " Yasa datang sambil melambaikan tangannya ke Jia

"Yaya yaya.. " Panggil Jia pilu sambil terus menangis hingga seluruh wajahnya sudah memerah

"Aigoo Jiaa kenapa nangis? Yaya disini" Ucap Yasa sambil menggendong Jia

"Maaf ya den" Sesal para pekerja itu

"sebenarnya adek Jia tadi kebangun karena kita berisik bersih-bersih, kita gak tahu didalam kamar ada yang sedang tidur" Jelas salah satu pekerja mewakili

Our Juvenile : MANGUN KARSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang