"Ji, keluar main yuk! " Ajak Cesa ke Jia yang kini tengah bermain rubik diruang tengah, semua kakak-kakak mereka sedang keluar karena ada keperluan masing-masing, tinggallah dua bungsu yang kini dilingkupi rasa bosan
"Kemana? Memang boleh? " Tanya Jia
"Ketaman apartement, sebentar doang gak lama, pengen main ayunan" Cesa
"Iya mau" Jia tersenyum senang
"Yuk" Ajak Cesa sambil menggandeng Jia
Sesampainya ditaman mereka membeli ice cream dulu baru menempatkan diri diayunan.
"Jangan bilang Renja ya kalau gue beliin ice cream! Nanti gue di penyet! " Cesa
"Hihi otewwww" Jia
"Seneng ga? " Tanya Cesa
"Senengggg bangettttt" Jia
"Cesa! Jia! " Panggil seseorang membuat mereka berdua menoleh, sejenak mata Cesa membulat sempurna saat melihat sosok itu datang
"Kak Jev.. " Hampir saja Jia berlari untuk menghampiri Jevan namun tangannya segera ditahan Cesa
"Ngapain lo kesini? " Marah Cesa je Jevan
"Kenapa? " Bingung Jia sambil menatap Cesa, kenapa abangnya itu terlihat kemusuhan sekali dengan Jevan? Setahunya Cesa dan Jevan memang sering cekcok dan berantem tapi kenapa kali ini pandangan Cesa terlihat sangat benci?
"Dia itu jahat Ji! Emang lo gak inget kejadian di air terjun? gara-gara dia lo hampir celaka" Sungut Cesa
"Eung?? " Jia semakin bingung bahkan sampai menelengkan kepalanya ke kanan
"Itu gak bener Ce, lo jangan percaya sama Riyana! please dengerin gue! " Jevan
"Ada apa? " Jia benar-benar tak paham
"Kemarin lo hampir tenggelam karena orang brengsek ini kan Ji? Dia mau nyentuh elo kan? " Cesa meminta kejelasan
Mendengar itu raut wajah jia berubah terkejut dengan kedua matanya yang membulat sempurna, si bungsu segera menggeleng ribut dengan wajah panik
"Kak jevan nggk ngapa-ngapain" Jelas Jia
"Jangan bohong ji! Lo nggk usah belain dia! Lo diancam kan sama dia? " Cesa
"Enggak! Cesa salah paham, kak jevan nggk ngapa-ngapain, dia malah yang bantuin" Jelas Jia membuat Cesa terdiam dengan wajah tidak percaya
"Lo denger kan ce? Gue gak ngapa-ngapain Jia" Jevan
"Kalau gitu terus kenapa kemarin lo jatuh kedalam air? " Tanya Cesa ke Jia
"Itu kar.. " Jevan
"Kepleset" Sahut Jia cepat membuat Jevan melotot tak terima
"Gue gak hati-hati terus kepleset" Ulang jia lagi
"Tapi.. " Jevan ingin menyanggah namun lagi-lagi Jia mengalihkan asistensi Cesa
"Ce, kepala gue pusing, pulang aja.." Ajak Jia yang sebenarnya berbohong tentang kepalanya yang pusing
"E-eh pusing? Ya udah kita pulang aja" Panik Cesa saat melihat Jia mengaduh pusing
"Gue mau bertamu, gue mau jelasin ke kakak-kakak kalian masalah kemarin" Ucap Jevan menjelaskan arti kedatangannya
"Heem" Jawab Cesa singkat dan membiarkan jevan mengikutinya dari belakang
-Mangun Karsa-
"Jia? " Panggil Naran setelah mengetuk pinta kamar Jia
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Juvenile : MANGUN KARSA
Подростковая литератураKisah kami yang penuh dengan ketidaksempurnaan ~ ayo kita sempurnain bareng-bareng! Yasa: "Biasalah Jemput bayik" Renja: "Sebenarnya tuh gue orang sabar, tapi temenan sama manusia kayak kalian, sold out dah sabar gue, udah gue sale semua sisa sabar...