Naran senantiasa memejamkan matanya sambil bersandar di teras balkon apartement, menikmati semilir angin yang menerpa wajah manisnya. Wajahnya terlihat tenang namun tidak dengan hatinya, entah kenapa sejak pulang sekolah tadi rasa sesak dihatinya tak segera pergi. Ia sudah minum americano kesukaannya dan makan mie instant dua bungkus untuk memperbaiki moodnya, tapi tetap tak berhasil memperbaiki perasaannya.
"Na.. " Panggil lirih seseorang dari balik pintu balkon
Merasa dipanggil Naran menoleh kearah sumber suara.
"Kenapa sayang? Sini! " Interupsi Naran saat melihat Jia melihatnya dengan wajah khawatir, ah pasti si bungsu peka dan sedang mengerti kalau dirinya sedang banyak pikiran, merasa bersalah karena si manis ikut bersedih
Mendapat sambutan, Jia segera menghampiri Naran dan duduk di pangkuannya.
"Kenapa sedih? " Tanya Jia khawatir
"Sedih? Enggak! Gue gak sedih, gue cuma capek tadi abis ekscool" Bohong Naran sambil memainkan rambut Jia, beberapa kali Naran menciumi kepala Jia karena bau harum shampo nya enak
"Cerita ya Na kalau ada masalah! " Jia
"Iya Ji, pasti" Jawab Naran sambil mengeratkan pelukannya ke Jia
"Ji? Gak berangkat les? " Tanya Yasa mengingatkan Jia
Mendengar itu Jia melengos dan memalingkan wajahnya ke sisi kanan agar tak berhadapan dengan Yasa.
"Gak! Mau jagain Naran" Jawab Jia semakin menyamankan pelukannya ke Naran
"Gak boleh gitu! Ayo berangkat les! Gak baik bolos bolos gitu" Nasehat Naran
"Enggak mau" Ngeyel Jia yang mulai menangis tak ingin dipisahkan dengan Naran
"Kenapa? " Tanya Sam yang baru datang, ia bingung karena mendengar suara orang menangis
Tanpa menjawab pertanyaan Sam, Yasa hanya menghela nafas lalu pergi begitu saja.
"Iya udah gak usah berangkat, udah jangan nangis, cup, cup, cup" Bisik Naran
"Kenapa? Ada apa? " Tanya Sam yang berlutut disamping Naran dan Jia yang sedang duduk
"Yasa jahat" Adu Jia sambil sesenggukan
"Lo diapain? Jahat kenapa Yasanya? " Sam
"Yasa marahin Na, gue gak suka, Na nya jadi sedih" Jia
"Kok lo tahu Ji? " Tanya Naran terkejut sambil menangkup wajah Jia
"Lo lihat gue berantem sama Yasa disekolah tadi? " Tanya Naran dan Jia mengangguk kecil
"Ya ampun, maaf ya Ji, gak maksud berantem didepan lo. Enggak kok gue gak sedih, bentar lagi gue baikan sama Yasa, kita cuma lagi nenangin diri" Naran
"Yasa jahat" Beo Jia masih sesenggukan
"Enggak jahat, tadi cuma lagi emosi aja, udah jangan nangis! " Nasehat Sam sambil menghapus air mata Jia
Sejenak Sam dan Naran bertatapan, seolah Sam bertanya pada Naran apa yang sebenarnya terjadi? Naran hanya mengisyaratkan untuk tak membahasnya sekarang karena masih ada Jia.
"Mau lihat kelinci barunya mas Mirlan nggak? Dua warnanya putih semua" Tawar Sam untuk menghibur Jia, anak itu pasti shock setelah melihat adegan pertengkaran itu
"Mau? Diajak Sam tuh? " Tawar Naran ke Jia
"Nanti kalau pulang minta dibeliin kinder joy yang banyak di cafetaria" Bisik Naran namun kedengeran oleh Sam
Mendengar itu Jia tertawa Kecil lalu mengangguk lucu.
"Mau tuh Sam, kapan lagi ya kan lo quality time ma Jia" Bangga Naran
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Juvenile : MANGUN KARSA
Teen FictionKisah kami yang penuh dengan ketidaksempurnaan ~ ayo kita sempurnain bareng-bareng! Yasa: "Biasalah Jemput bayik" Renja: "Sebenarnya tuh gue orang sabar, tapi temenan sama manusia kayak kalian, sold out dah sabar gue, udah gue sale semua sisa sabar...