"Aaakk.. " Ucap Yasa sambil menyuapi Jia sarapan, kondisi Jia sudah membaik namun si bungsu masih lemes dan tak banyak bicara
"Eung.. " Gumam Jia menerima suapan Yasa dengan mata yang hampir terpejam, oh tidak! Sepertinya si bungsu kembali mengantuk
Beberapa kali Jia hampir menjatuhkan kepalanya kalau Yasa tak menahannya menggunakan telapak tangannya.
"Jia? " Panggil Yasa, sempat Jia terbangun lalu kembali tidur lagi, kali ini ia malah memeluk lengan Yasa seperti guling
Yasa dan yang lain hanya cekikikan melihat itu, gemas sekali Jia
-Mangun Karsa-
"Gimana kondisi Jia? Gue denger dia sakit" Tanya Oliv saat bertemu Yasa diruang OSIS
"Dia udah baikan" Jawab Yasa sambil tersenyum kecil, masih sedih dan menyesal karena dia lah penyebab Jia sakit, bahkan Yasa memilih libur 2 hari untuk menemani si bungsu gemas di apartement, tak rela menitipkannya ke Mas Irham dan Istri, ya karena Yasa tahu Jia orangnya gak nyamanan kalau sama orang lain, yang ada bukannya istirahat malah over thinking.
Dihari ketiga ini Jia belum bisa berangkat karena masih harus istirahat atas saran dokter dan Sam yang ganti menjaga Jia.
Semua orang kemusuhan hari ini, karena sebelum menjaga Jia mereka harus berlomba dan berebut agar menang permainan gunting batu kertas dan sam yang menang. Siapa coba yang nggk mau bolos dan cuma main sama Jia seharian dirumah?
Kalau kata Cesa "Anjir, Sam hoki seumur hidup kepake!! "
"Dia... Itu emang agak clingy gitu ya? " Tanya Oliv dengan suara memelan
"Maksudnya? " Bingung Yasa sambil mengerutkan dahinya
"Iya, dia kan udah gede ya, 17 tahun, emang gak bisa ditinggal dirumah sendirian? sampai harus kalian gantian gak masuk buat jagain? " Oliv
"Kita yang maksa karena khawatir. Lagian Jia juga gak ngerepotin sama sekali, gak rewel minta ini itu, kita yang malah yang seneng karena sesekali bolos" Jawab Yasa sambil tersenyum
"O-ohh.. " Oliv mengangguk kecil
"Tapi ya menurut gue.. " Olivia
"Menurut lo apa? " Potong seseorang yang baru masuk kedalam ruang OSIS
"Eh Sa, udah jadi? " Tanya Yasa menerima beberapa berkas dari Hesa
"Udah, tinggal kasih ke kepsek aja, udah revisi itu" Jawab Hesa lalu beralih menatap oliv
"Menurut lo apa? Lo mau ngomong apa lagi soal Jia? " Tanya Hesa dengan dua tangan yang sudah bertengger dipinggang
"G-gue.. " Oliv beralih menatap Yasa seperti minta tolong
"Udah-udah.. " Lerai Yasa membuat Oliv tersenyum tipis
"Kalau mau ribut diluar aja! Jangan disini! Udah banyak yang antre mau mau minta tanda tangan gue, sana kalian berdua selesaiin diluar!" Lanjut Yasa membuat ekspresi oliv berubah tidak suka
"Nah mampus lo.. " Batin Hesa senang
-Mangun Karsa-
"Lo seneng banget ya nemplokin gue? " Tanya Sam ke Jia yang sejak tadi tak mau lepas darinya
"Takut, nanti dokter kesini" Bisik Jia semakin mendusal ke pelukan Sam
"Kan ada gue, Takut apa heem? " Tanya Sam sambil mengusap pelan punggung Jia, ia tahu sejak pagi tadi Jia murung karena akan ada dokter yang datang untuk mengecek kondisinya
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Juvenile : MANGUN KARSA
Ficção AdolescenteKisah kami yang penuh dengan ketidaksempurnaan ~ ayo kita sempurnain bareng-bareng! Yasa: "Biasalah Jemput bayik" Renja: "Sebenarnya tuh gue orang sabar, tapi temenan sama manusia kayak kalian, sold out dah sabar gue, udah gue sale semua sisa sabar...