"Ampun Ren ampun!" Teriak Cesa dan Sam kesakitan saat telinga mereka dijewer oleh Renja tanpa belas kasihan
"Kalian tuh bikin kita khawatir setengah mati, emang dikira ini bercandaan hah? Yasa sama Hesa sampai gak tidur karena nyariin lu Sa" Omel Renja
"Dan lagi lo Sam! Lo ngapain jemput Cesa gak bilang kita? Mau sok jagoan bisa nanganin ini sendiri? Lo gak nganggep kita? Mana janji juvenile team yang bakal terbuka satu sama lain? " Lanjut si laki-laki manis itu gantian memarahi Sam
"Lo juga bocah! Emang baik keluar ga bilang? Lo gak tahu Na kayak orang kesurupan nyariin lo? Mana lo belum makan, kalau sakit asam lambung lo naik gimana? " Keluh Renja ke Jia
Si bungsu yang takut semakin mengeratkan pelukannya ke Yasa.
"Udah Ren udah, yang penting mereka udah pulang ya? " Hesa menenangkan
"Yang penting yang penting! Lo gak liat muka Sam bonyok terus si bungsu pipinya memar? Lo gak tahu betapa khawatirnya gue Sa! " Lirih Renja dengan suara tercekat, benteng yang ia bangun sejak kemarin seketika runtuh saat mendengar suara tangisan Jia
Pada akhirnya Renja kalah dan ikut menangis, air matanya luruh diiringi dengan isakan lirih yang menyayat hati, Hesa yang ikut emosional pun membawa Renja kedalam pelukannya, membiarkan air mata laki-laki mungil itu membasahi kaos putih yang ia kenakan.
Semua orang tahu, bagaimana kerasnya Renja untuk menjaga juvenile team agar tetap utuh, makanya selama ini ia selalu bersikap tegas, disiplin bahkan mengatur pola makan teamnya, hal itu semata-mata ia lakukan agar juvenile team tetap baik-baik saja tak kurang satu apapun.
"Maafin ya Ren" Lirih Sam dan Cesa menyesal, mereka juga gak tahu kalau kejadiannya bakal jadi separah ini
Setelah agak tenang Renja melepaskan pelukan Hesa lalu berjalan menuju Jia, membawa si bungsu untuk digendong.
"Maafin gue ya Jia, lo jadi takut, udah jangan nangis" Lirih Renja menenangkan si bungsu
"Maaf Renren " Cicit Jia sambil sesenggukan
"Nggak, gue yang minta maaf, Jia tadi belum makan kan? Ayo gege suapin ya? Habis ini lukanya diobatin terus bobok" Renja
"Eung, sayang gege.. " Jia semakin mengeratkan pelukannya ke Renja, merasa sangat nyaman dipelukan kakaknya itu
"Jia doang yang disayang" Gumam Cesa sambil merana
"Salah lo sih! " Sungut Sam
"Ya Mana gue tahu nyet, lo kira gue mau diculik, idih ogah" Balas Cesa
Sesaat kemudian mereka berdua segera berhenti bertengkar saat dipelototi sengit oleh Naran.
-Mangun Karsa-
"Gue mau bicara sama lo! " Ketus Oliv saat berpapasan dengan Jia ditangga penghubung sekolah
Jia menggeleng kecil, hendak pergi namun tangannya segera dicekal kasar oleh mantan sekretaris OSIS itu, hingga si bungsu juvenile itu meringis karena kuku kuku tajamnya menancap kedalam permukaan kulitnya
"Ikut atau gue bikin kakek kesayangan lo itu dalam bahaya? Mau? " Bisik oliv
Mau tak mau Jia menurut, langkahnya sampai terseok-seok saat oliv menyeretnya kasar menuju rooftoop gedung sekolah.
Jia berharap agar ada seseorang yang melihat mereka berdua lalu membantunya, namun nihil tidak ada satupun murid yang lewat, karena ini masih jam pelajaran. Niat hati ingin ke UKS meminta obat sakit kepala malah ketemu nenek lampir.
Sesampainya di rooftop, Oliv membuka pintu dengan kasar, dapat Jia lihat ada seorang laki-laki yang juga sudah berdiri disana, menatapnya dengan mimik muka sangat terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Juvenile : MANGUN KARSA
أدب المراهقينKisah kami yang penuh dengan ketidaksempurnaan ~ ayo kita sempurnain bareng-bareng! Yasa: "Biasalah Jemput bayik" Renja: "Sebenarnya tuh gue orang sabar, tapi temenan sama manusia kayak kalian, sold out dah sabar gue, udah gue sale semua sisa sabar...