"Apa sih? " Sentak Riyana saat Jevan tiba-tiba menarik tangannya lalu membawanya ke belakang villa
Sejenak Jevan celingukan, memastikan jika tak ada seorang pun yang melihat atau mendengar obrolan mereka.
"Lo! Lo yang berniat celakain Jia kan? " Tuduh Jevan dengan penuh intimidasi
"Hah.. Konyol banget lo main nuduh-nuduh, punya bukti lo? Lo lagi gak nyari gara-gara sama gue karena gue putusin kan jev? Se gak move on itu lo ma gue? " Ledek Riyana
"Persetan sama hubungan kita Rin, udah gak peduli gue, yang gue mau sekarang lo ngaku kalau lo yang mau nyelakain jia" Jevan
"Atas dasar apa lo nuduh gue hah? Jia itu keluarga gue sendiri, ya meskipun gak kandung si" Riyana
"Gak usah ngelak deh Ri! Gue lihat dengan mata kepala gue sendiri kemarin sore lo ngobrol 4 mata sama bi Rasi, dan hari ini tiba-tiba om argan datang ke vila ini nyari dia karena masalah hilangnya Jia, dan kebetulannya lagi bi Rasi udah kabur gak tahu kemana" Jevan
"Emang harus ya ngobrol 4 mata itu diartiin sebagai kejahatan? Enggak kan? " Tanya Riyana dengan wajah malasnya
"Gue kenal lo Ri, lo tuh licik dan bakal ngelakuin segala cara biar dapat apa yang lo mau, termasuk Sam. Bahkan lo tega nyingkirin sahabat lo sendiri demi ngerebut posisi kapten cheerleader" Jevan
"lo kebanyakan omong kosong tahu gak, kalau emang gue bersalah ya udah buktin gue bersalah, bukan cuma nuduh doang, cih.. Btw kenapa lo tiba-tiba belain tuh anak manja sekaligus autis? Naksir lo? Heh... Standar lo turun banget, najis! " Akhir Riyana lalu pergi meninggalkan Jevan
"Sialan Riyana" Geram Jevan sambil mengepalkan kedua tangannya erat
-Mangun Karsa-
"Eungg.. " Gumam Jia kecil saat baru membuka kedua matanya
"Eomma.. " Lirih Jia hampir menangis karena tak ada orang disekelilingnya
"Ba... " Sapa Jessica dari tepi Ranjang, sebenarnya Jessica sejak tadi disitu sedang menata tas skincarenya dilantai, posisinya yang berjongkok membuatnya tak kelihatan dimata Jia, si bungsu juvenile itu segera tertawa ceria dan tak jadi menangis meskipun air matanya sudah jatuh
"Sudah bangun kesayangan eomma.. " Goda jessica sambil menggendong Jia
"Eomma.. " Gumam Jia sambil memeluk ibunya erat
"Iya eomma disini sayang.." Jessica
"Permisi, oh Jia udah bangun" Sapa Renja saat berkunjung ke kamar jessica yang pintunya tak ditutup
"Iya nih baru bangun, nyawanya belum full" Jessica
"Sini saya ajak jianya tante, biar tante bisa mandi dan siap-siap" Renja
Jessica setuju lalu hendak memberikan Jia ke Renja.
"Ini kakak Renja lo sayang, bukan orang asing" Nasehat Jessica lembut saat Jia menggeleng akan diberikan ke Renja
"Biasa tan, orangnya memang asbun kalau bangun tidur, udah biasa saya kena geplak di apartment" Adu Renja membuat Jessica tertawa
"Maafin adek ya koko.. " Jessica
"Koko.. " Panggil Jia setelah mengenalinya
"Nah ini baru sadar" Renja tersenyum lalu menggendong Jia untuk dibawa ke meja makan
"Pagiiii" Sapa semua member Javenile saat melihat Jia datang bersama renja
"Pagi.. " Jawab Renja mewakili Jia yang masih ngalamun
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Juvenile : MANGUN KARSA
Teen FictionKisah kami yang penuh dengan ketidaksempurnaan ~ ayo kita sempurnain bareng-bareng! Yasa: "Biasalah Jemput bayik" Renja: "Sebenarnya tuh gue orang sabar, tapi temenan sama manusia kayak kalian, sold out dah sabar gue, udah gue sale semua sisa sabar...