Ruang tamu apartement yang biasanya berisik dan begitu ramai kini tengah hening. Penghuninya sedang asik mengembara dengan urusan pribadi,Yasa mengantar Jia les dance, Sam sedang kontrol kakinya yang cidera ditemani oleh Hesa dan Renja yang sedang berbelanja di ruko terdekat.
Kini tersisa Cesa yang menunduk ciut dengan Naran yang duduk didepannya sambil menanyakan beberapa hal.
"Jadi, sebenarnya lo ada urusan apa sama Anak Bakti Madya?" Tanya Naran yang kedua kali karena pertanyaan pertamanya tak dijawab Cesa
Sambil menghela nafas dalam Cesa berusaha menyusun kata-katanya sebaik mungkin "Gue gak suka mereka main kasar ke Sam dan gue paham banget itu disengaja, wajar gue marah karena Sam sahabat dan keluarga gue, abis pertandingan gue samperin tuh anak yang namanya Tara ke ruangan ganti, sempet gue tonjok juga sudut bibirnya terus gue ancem"
Mendengar penjelasan itu Naran memijit keningnya yang berdenyut sakit.
"Gue paham lo mau ngelindungin dan bela keluarga kita, tapi caranya gak gini Ce, lo malah bahayain diri lo sendiri, Sam juga gak akan tinggal diam kalau dia tahu lo diincar sama anak Bakti Madya" Jelas Naran menasehati
"Tapi mereka yang mulai duluan" Sungut Cesa
"Gue tahu! But caranya gak gini Ce, lo tahu kemarin Jia ketemu anak-anak itu waktu mereka nyari lo kesini? " Jelas Naran menggebu
"A-apa ketemu j-jia? " Kaget Cesa secara Jia tak pernah cerita apa-apa padanya soal dirinya yang bertemu anak Bakti Madya, biasanya semut lewat gendong gula aja dijulidin sama Jia.
"Iya, mungkin gak masalah kalau gue, Sam, Hesa atau yang lain ketemu anak Bakti Madya, tapi kalau yang mereka temuin Jia lo berharap apa Ce? Gue gak cuma ngekhawatirin Jia Ce, gue khawatirin elo dan yang lain juga, jadi lain kali please jangan gegabah heem?" Naran mengusap kepala Cesa lembut
Mengenyampingkan seluruh egonya Cesa lantas mengangguk kecil
"Iya Na, maafin gue ya Na? " Cesa"Gak apa-apa Ce, gue tahu lo berusaha ngelindungin keluarga kita" Naran
"Tapi Na, mereka udah terlanjur dendam, menurut lo haruskah gue minta maaf? " Cesa
"Kalau menurut lo gimana? " Tanya Naran balik
"Kalau gue gak mau minta maaf, mereka pantes dapetin itu" Cesa
"Sama gue juga, jangan minta maaf! Mereka pantes dapetin itu" Naran
Mendengar jawaban Naran sontak membuat mata Cesa membola terkejut, ia kira Naran akan memaksnya meminta maaf "Lahhh... Kok jadi gini? "
- Mangun Karsa-
"Kurang 90 gram tuh mas, kan saya beli dua kilo" Renja
"Ya elah neng kurang 90 gram doang" Jawab si penjual
"Nang neng nang neng ganteng gini dipanggil neng, saya gak peduli ya mas mau kurang 90 g atau gimana yang penting harus dua kilo gak lebih gak kurang" Paksa Renja
"Iye iye mas, ini saya cari telur yang pas" Ngalah si penjual
"Nah gitu dong.. "Bangga Renja setelah berhasil meluruskan si penjual ke jalan yang terang
Selesai dengan pertetek bengekan belanja, ia segera kembali keapartment dengan mengendarai ojol, sesampainya ditempat tujuan Renja berpapasan dengan Hesa dan Samudra yang baru sampai juga.
"Gimana Sam kaki lo? " Tanya Renja
"Amann, tapi masih belum boleh main basket, disuruh break dulu" Sam
"Iya itu saran terbaik saat ini" Renja setuju
"Lo beli apa? Belanja? " Tanya Hesa penasaran sambil mengintip kecil tote bag yang Renja tenteng
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Juvenile : MANGUN KARSA
Novela JuvenilKisah kami yang penuh dengan ketidaksempurnaan ~ ayo kita sempurnain bareng-bareng! Yasa: "Biasalah Jemput bayik" Renja: "Sebenarnya tuh gue orang sabar, tapi temenan sama manusia kayak kalian, sold out dah sabar gue, udah gue sale semua sisa sabar...