CHAPTER 2

3.5K 169 39
                                    

Brak

Pyurr

"Hiks"

"hiks aurora jangan hiks pukul aku hiks" suara tangisan itu menggema ke seluruh area kantin.

banyak siswa-siswi dan juga para penjual melihat ke arah seorang gadis yang menangis dan duduk di lantai dan sepasang laki-laki dan perempuan yang berdiri di depan gadis yang terduduk di lantai dengan gadis yang bersama laki-laki itu menatap seragam nya uang basah.

"Hiks aska hiks tolongin aku hiks" panggil gadis itu pada aska dengan tangisannya.

Aska, pria remaja itu hanya menatap datar gadis yang terduduk di lantai, lalu membuka baju nya hingga yang terlihat hanya kaos berwarna hitam.

Aska menutupi seragam aurora yang basah lalu menatap aurora dengan senyum smirk.

"Aska hiks kenapa kamu ga mau nolongin aku hiks" lihatlah wajah gadis itu, muka yang memerah entah kenapa, hidung yang ada ingusnya dan air matanya yang seperti di paksa keluar.

"AURORA"

Radeva, gilang, dan bara menghampiri aska dan aurora. radeva menatap sinis gadis itu.

"KARICA, MAU LO APAAN SIH" bentak radeva.

"Dev, kamu hiks kok bentak aku hiks" ucap karica launa.

"Kamu jahat hiks" lanjutnya.

"Kita pulang ra, ganti baju lo" ujar bara.

"Ga usah" aurora menatap bara dengan senyum tipis.

"Terserah lo ra" pasrah bara.

Aurora berjalan ke arah karica lalu mengulurkan salah satu tangannya ke depan gadis itu. Karica yang melihat itu mengulurkan juga tangannya. Saat karica ingin mengambil tangan aurora.

Aurora lebih dulu menarik tangannya kembali yang membuat karica terjatuh lagi.

"Hiks kamu kok jahat banget hiks" tangis karica.

"Hiks hiks hiks, BERISIK" sahut gilang dengan muka kesal.

Aurora menoleh ke arah gilang "sabar lang".

"Ga bisa sabar gua ra" gilang pun menonjok angin dengan kaki yang seperti menendang.

Aurora menoleh lagi ke arah karica, lalu berjongkok di depan karica.

"Mencari gara-gara heh?" bisik aurora.

"Lo pasti kenal gua karica launa" lanjutnya.

Aska menghampiri aurora lalu ikut berjongkok, aska menatap karica dengan tajam.

"Bersenang-senang lah dulu" lalu aska menarik lembut tangan aurora meninggalkan kantin. Tapi sebelum pergi..

"RADEVA, GILANG, BARA, CABUT" radeva, gilang dan bara pun mengikuti aska dan aurora meninggalkan kantin.

____________

Di ruangan yang sangat elegan, di ruangan itu ada aurora bersama sang bunda dan abangnya.

Aurora menatap curiga sang abang, karena daritadi sang abang tidak berhenti senyam-senyum yang membuat merasa bingung.

"Bang king kek orang gila ih" ujar aurora.

"Enak aja, abang ga gila ya" jawab karvano lalu memasukkan kepala aurora ke ketiaknya.

"Huek, bauuuu"  sahur aurora berbohong, karena saat ini aurora malah mengendus aroma wangi yang ada di tubuh abangnya itu.

"Bau bau, kalau bau ngapain kaya gitu" ucap karvano dengan senyumannya.

"Au ah, lepasss" ucap aurora heboh.

Landraa (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang