CHAPTER 18

751 82 1
                                    

Di pagi yang cerah, aurora menatap tajam karvano yang sedang bersama seorang gadis. Bahkan di sampingnya alora sudah mengepalkan tangannya.

Banyak pasang mata yang melihat ke arah karvano. Ada yang merasa heran, jijik pada gadis yang memeluk karvano, dan ada yang menatap tak percaya karvano.

"Eh itu kok karvano mau ya dipeluk peluk begitu"

"Tau ih, biasanya kalau kaya gitu langsung ditepis"

"Tapi kok ini engga"

"Cewe nya najis banget"

"Kasian kak alora"

"Ternyata brengsek"

"Opet baru nih"

Dll

Banyak yang mencibir karvano dan gadis itu.
Alora yang malas melihat itu langsung pergi ke kelas bersama mazaya dan aurel, sedangkan aurora menatap tak percaya abangnya itu.

Aurora dengan langkah cepat berjalan kearah karvano lalu menarik gadis yang memeluk karvano.

"Siapa lo?" aurora menatap gadis itu tajam.

"Ah adik ipar, kenalin gua bianca, calon kakak ipar lo" gadis itu menjulurkan tangannya kepada aurora.

Aurora menatap malas gadis itu, sedang kan gadis itu terkekeh kecil.

"Ah sepertinya adik ipar ku malu" gadis itu menarik lagi tangannya.

Aurora menatap karvano datar dan dibalas tatapan datar dari karvano.

"Cih" aurora berdecih lalu pergi meninggalkan karvano dan bianca.

"Ayo sayang kita pergi" bianca menggandeng tangan karvano lalu pergi dari sana.

"Maaf" batin seseorang.

____

Bel istirahat sudah berbunyi lima menit yang lalu, aurora dkk dan arlan dkk sedang berada dikantin seperti biasa hanya saja sekarang tidak ada karvano di sana.

"Berubah" ucap arland.

"Hm" dehem alaric.

~alaric sekarang sekolah bareng aurora dkk sama arland dkk

"Et dah, kulkas sama kutub ga usah ngomong" kesal bisma, pasalnya arland dan alaric selalu berbicara singkat.

"Lo ga papa kan lora?" tanya rey.

"Santai rey, dia selingkuh gua juga bisa" jawab alora dengan santai.

"Abang lu tuh bilangin"ujar bisma kepada aurora.

"Bukan abang gua sekarang, bego soalnya" jawab aurora lalu melanjutkan makannya.

"Ga usah dibahas, males gua" sahut mazaya.

"Gua mau beli sesuatu dulu" alora pun pergi untuk membeli sesuatu.

Aurora menatap arland dan alaric seolah memberi tahukan sesuatu. Arland dan alaric yang mengerti pun menganggukkan kepalanya.

sedangkan di sisi alora, ada seorang gadis yang menyenggolnya yang membuat alora terjatuh ke lantai.

Bruk

"Kalau jalan liat liat dong" ucap alora lalu mendongak keatas.

"Yang liat liat tuh Lo, ga punya mata lo?" sahut gadis yng menabrak alora, dan gadis itu jga menatap remeh alora.

"Yang nabrak gua itu lo, seharusnya lo minta maaf" ujar alora sambil berusaha bangun dari terjatuh nya.

"Gua? Minta maaf? Sama lo? NAJIS"Ucap bianca, iya bianca.

"Odeng" alora melangkahkan kaki nya meninggalkan bianca.

"ODENG?" teriak bianca.

"IYA ODENG, OTAK SEDENG" teriak alora yang membuat semua manusia dikantin menahan ketawa(-bianca).

Alora kembali ke tempat dimana temen temannya yang menatap ke arahnya sampai disana alora kembali duduk ditempat nya.

"Keren, orang kaya gitu emang harus digituin" ucap mazaya yang diangguki dirga, bisma dan aurel.

"Odeng? odeng itu makanan kan, kenapa bisa jadi otak sedeng?" tanya aurora menatap serius alora.

"Ga tau, tanya aja author" aurora pun menganggukan kepalanya.

Mereka pun kembali makan dan mengobrol sampai datang karvano dan bianca dkk menghampiri mereka.

"Numpang ya" ucap vania lalu duduk di bangku kosong diikuti yang lain.

"Diizinin aja belom, udah duduk aja" aurel menatap sengit bianca dkk.

"Serah kita dong" jawab anabelle.

"Cabut" sahur aurora dingin.

Aurora dkk dan arland dkk pun pergi meninggalkan karvano dan bianca dkk.

Sebelum pergi alora berpapasan dengan karvano. Alora menatap karvano datar lalu membisikkan sesuatu.

"Opet" bisik alora lalu pergi meninggalkan kantin bersama temen temennya.

____

Di ruang bawah tanah masion xavier. Aurora, arland dan alaric menatap tajam gadis yang duduk di kursi dengan tangan yang terikat ke belakang mulut yang di tutup dengan kain.

Dan pipi gadis itu sudah tergores begitu dalam, hingga kulit wajah gadis itu sedikit membiru.

"sekarang kau jawab pertanyaan ku, siapa kau sebenarnya!" ucap aurora dengan nada tinggi.

"Aurora aurora, HAHAHA, hati-hatilah orang-orang yang di dekat mu bisa saja menusuk mu dari belakang, jadi berhati-hatilah" ucap gadis itu.

"Apa maksud mu?" tanya alaric.

"Kalian bertiga tidak bodoh, kalian pasti tau apa yang ku maksud" ucap gadis itu sambil tersenyum smirk.

"APA MAKSUD MU DAEBAH, JELASKAN DENGAN JELAS!" teriak alaric di depan wajah gadis itu.

"Kau tau maksud ku alaric, jagalah aurora kalian, karena aku takut salah satu keluarga nya akan menamparnya" ujar gadis itu.

PLAK

"Jaga ucapanmu!" bentak arland.

"Shhh, kalian lihat saja nanti" ucap gadis itu.

"Bodyguard, cabuk dia sebanyak 30 kali" ucap alaric.

lalu aurora, arland dan alaric pergi meninggalkan ruangan itu.

_________

Malam hari di kediaman aurora.

Aurora menatap tajam karvano yang berani membentaknya. Aurora benar-benar membenci keadaan sekarang. Aurora baru pulang dari kediaman arland jam sembilan malam. Saat sampai di rumah aurora di kagetkan dengan bentakan karvano.

"Lo ngebentak gua?"

Karvano terdiam. Laki-laki itu tidak bersuara apapun setelah membentak aurora tadi. Laki-laki itu hanya diam menatap aurora dengan tatapan yang sulit di jelaskan.

"Setelah berselingkuh sekarang membentak?"

"Gua ga percaya apa yang gua denger tadi, keren banget lo ngomong gitu ke gua" ucap aurora dengan muka datarnya.

"A-adek"

"Cih, adek?"

"Lu nganggep gua adek lo?, LO KALAU PUNYA MASALAH CERITA ANJING, GA USAH KAYA GINI!" aurora menatap tajam karvano.

"Ini yang ga gua suka dari lo, selalu mendem apa yang lo rasain" ucap aurora.

"Dan gua benci itu!" aurora langsung berlari menuju kamarnya meninggalkan karvano yang menatap sendu aurora.

"Maafin abang sayang..."

______

hai guys

lanjut??

jangan lupa vote dan komen!

papay



Landraa (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang