CHAPTER 21

622 65 0
                                    

"HA, DI CULIK" teriak aurora dikamarnya saat mendengar bahwa alora di culik.

Dengan segera aurora mengambil jaket lalu berlari ke kamar karvano.

"CEWE LU DI CULIK, BANGSAT!" karvano yang mendengar itu langsung saja mengambil jaket nya lalu berlari ke bagasi bersama aurora.

"Queen, king, mau kemana sayang?" tanya amara.

"MAU NYELAMATIN ALORA"

___

Disuatu ruangan kosong terdapat satu gadis yang duduk di kursi dengan tangan terikat, kaki terikat di kursi.

Gadis itu mencoba berulang-ulang melepaskan ikatan yanga ada di tangan dan kakinya dengan susah payah.

Hari sudah pagi, ia diculik dari kemarin malam, gadis itu berpikir apakah keluarga sedang mencarinya saat ini?
Gadis itu juga belum tau siapa yang menculiknya.

Saat asik memikirkan cara agar ikatan yang ada di tangan dan kaki terlepas, ada suara dari arah pintu ruangan tersebut. Gadis itu menoleh ke arah pintu dan langsung melihat tiga orang gadis yang menatapnya remeh.

"Halo alora" sapa vania

"liat dia ga berdaya, haha" ucap karica.

"berisik" ujar alora menatap datar ketiga gadis didepannya itu.

"wah ternyata ga takut dia gess" ucap vania.

"ngapain gua takut sama lo" ujar alora.

"banyak omong" sahut bianca.

Bianca berjalan maju dan berhenti di depan alora, bianca memegang dagu alora lalu memandang remeh alora.

"siap siap untuk mati alora" ucap bianca.

"Salah gua sama lo apa bianca?" tanya alora.

"Lo nanya salah lo apa?" ucap bianca yang diangguki alora.

"SALAH LO BANYAK SAMA GUA SIALAN" lanjut bianca dengan nada tinggi.

Alora terkejut sama dengan vania dan karica yang sedari tadi menyimak alora dan Bianca berbicara.

"sebutin salah gua dimana?" bianca terkekeh mendengar itu.

PLAK

Satu tamparan kencang mendarat di pipi kanan alora. Bianca menatap marah kearah alora.

"LO UDAH BUNUH ADEK GUA SIALAN" marah bianca.

"KALAU ADEK GUA GA TEMENAN SAMA LO, INI SEMUA GA AKAN TERJADI" lanjut bianca dengan tangan yang menunjuk ke arah alora.

"Adek? adek lu yang mana?" beo alora lalu bertanya.

"Bianna, lo pasti tau bianna, alora" lirih bianca.

Mendengar nama itu alora terdiam.

__

Hari semakin gelap, tetapi alora belum di temukan.
Aurora, arland dan alaric, tiga makhluk datar ini mengendarai motornya masing masing. seharusnya aurora bersama arland namun aurora menolak dan ingin mengendarai motor sendiri.

mereka bertiga juga sudah mencari dan melacak keberadaan alora namun tidak ketemu, akhirnya aurora pun berencana untuk mendatangi rumah seorang pelacak terkenal.

namun saat sudah sampai di rumah pelacak tersebut, rumahnya kosong seperti tak berpenghuni, dengan rasa kesal dan marah dicampur khawatir, mereka bertiga pergi dari sana.

"KAMPRET, MANA SIH ALORA" teriak aurora sambil mengendarai motornya.

"ga usah marah marah sayang" ucap arland lumayan kencang.

"bodo" setelah mengucapkan itu aurora mengegas motornya.

"cewe lu gitu amat" ujar alaric.

"bacot" balas arland.

__

"Sudah ingat sekarang alora!?" alora memandang bianca sendu, sungguh alora juga merasa kehilangan.

bianna adalah sahabatnya, ia juga tidak ingin bianna kenapa-napa tapi apa yang harus ia perbuat karena bianna sudah pergi jauh meninggalkan nya.

"JAWAB GUA SIALAN!!" alora terkejut tentunya karna bentakan bianca.

Bianca gadis itu berjalan ke arah alora dengan tatapan tajam nya.

"semua nya karna lo, dan sekarang lo harus ngerasain yang apa ade gua rasain, bAngsAt" bianca mengeluarkan belati dari kantong celananya dan juga tersenyum sinis.

"saat nya lo ma-

BRUK

____

Teteww

vote dan komen, papayy

Landraa (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang