CHAPTER 28

564 48 0
                                    

"Kau akan jadi miliku sore ini sayang" ucap aska dengan senyum smirk.

"ITU TAK AKAN TERJADI BANGSAT!"

PLAK

__

Wajah aurora menoleh ke samping saat di tampar oleh aska. Aurora menatap tak percaya aska. Gadis itu tak pernah berpikir bahwa aska, sahabatnya melakukan ini kepada nya.

"Aurora? A-aku a-ku" aska gugup, ia menatap tangannya sendiri lalu beralih menatap pipi putih aurora yang berubah menjadi merah karena tamparannya.

"Sa-sayang, a-aku minta maaf, sakit ya?" aska memegang pipi aurora lalu mengecupnya.

"Jangan pegang!" aska menatap wajah aurora dengan wajah yang sendu.

"gua benci lu, aska!" ucap aurora dengan tatapan tajam seolah tak akan pernah memaafkan aska.

"Ga, kamu ga boleh benci aku, GA BOLEH" aska menatap aurora tak percaya, "tidak, aurora tak boleh membencinya, tak boleh" batinnya.

"Ck! aska biarkan dia di sini, kita perlu makan bukan?" nalen menghampiri aska lalu menarik aska pergi dari hadapan aurora.

____

Arland menatap sekeliling gudang itu, di samping nya sudah ada karvano, andro, zavier dan alaric, dana para bodyguard' lainnya.

"Kita masuk sekarang" ucap karvano.

Mereka pun masuk ke dalam gudang itu dan penjaga' yang ada di situ mengepung mereka semua.

"Siapa kalian!" ucap salah satu penjaga gudang itu.

"Tak perlu banyak tanya" alaric langsung menendang dan memukul para penjaga itu dengan gesit yang di ikuti yang lain.

Sedangkan arland, pria itu berlari mencari di mana aurora, hingga ia menemukan ruangan bawah tanah. Arland berusaha membuka pintu bawah tanah itu tapi saat ingin membukanya.

"Ah, kekasihnya sudah datang ternyata" ucap nalen.

"Sedang apa kau di sini sepupuku?" tanya davin dengan wajah angkuh.

"menghabisi mu anj*ng" nalen dan davin maju lalu tanpa aba-aba mereka menyerang arland.

Sedangkan di luar gudang, di pintu belakang ada gilang, radeva dan bara. Mereka bertiga di beri tau oleh kinan untuk datang ke gudang ini. Gilang yang mendengar itu pun terkejut karena aska benar-benar melakukan hal bodoh itu.

"Kita masuk pelan-pelan jangan sampai ada orang yang melihat kita" ucap gilang.

Mereka dengan cepat berjalan ke arah pintu bawah tanah saat sampai di sana mereka bertiga melihat arland yang sedang menyerang nalen, davin dan Aska sendirian.

"Arland!"

panggil radeva yang membuat arland, nalen, davin dan aska menoleh ke arah mereka bertiga.

"ASKA TERNYATA LU BRENGSEK!" teriak bara dengan wajah yang memerah menahan amarah.

"Ar, lu masuk ke dalam ruangan bawah tanah, biar mereka gua sama yang lain yang urus" mendengar itu arland berlari ke arah pintu bawah tanah.

Davin ingin menyusul arland tapi bara sudah lebih dulu menghalangi nya lalu menendang kencang davin.

Arland pun berhasil masuk ke dalam ruangan bawah tanah itu, pria itu langsung berlari dengan kencang ke arah aurora yang terikat di kursi.

"Saga?" aurora mengerjapkan matanya.

"Iya sayang ini aku, kita keluar dari sini"

selang beberapa menit ikatan itu terbuka, arland langsung memeluk aurora erat yang di balas tak kalah erat oleh aurora.

"Kita keluar" sampai di luar, aurora melihat davin, nalen dan aska yang sudah terikat dengan wajah yang penuh dengan lebam.

Dan di sana juga ada andro, karvano, zavier, alaric, radeva, gilang, dan juga bara. Aurora dan arland menghampiri mereka, sampai di sana Andro langsung memeluk aurora.

"Sayang, kamu gapapa kan?" tanya andro.

"Aku gapapa ayah" jawab aurora.

Lalu andro melepaskan pelukan itu. Karvano yang melihat itu langsung memeluk adeknya dengan erat.

"Syukur kamu gapapa dek" ucap karvano yang di balas senyum oleh aurora.

Karvano pun melepaskan pelukan itu. Aurora lalu menatap ketiga pria yang menculiknya.

"Aurora..." suara lirih itu adalah suara aska.

Aska menundukkan kepalanya, ia tak berani mengangkat kepalanya untuk melihat kebencian aurora.

PLAK

PLAK

PLAK

Aurora menampar ketiga pria itu secara bergantian.
Tamparan aurora sangat kencang hingga sudut bibir ketiga pria itu mengeluarkan darah.

"Duh, sakit itu" ngeri radeva.

"MAKSUD KALIAN NYULIK GUA APAAN SETAN!" teriak aurora dengan napas yang naik turun.

"Au-aurora ma-maaf" lirih davin.

"TAK ADA MAAF UNTUK MU DAVIN!"

"Ti-tidak hiks" isakan terdengar dari mulut davin.

Aurora hanya menatap datar dan tajam mereka bertiga, lalu berbalik berjalan ke arah arland dan berdiri di samping arland. Arland pun menaruh tangannya di pinggang aurora.

"Kalian ingin menjadikan milikku menjadi milik kalian?" ucap arland.

"Itu tak akan pernah terjadi karena ia milikku" arland pun menggandeng tangan aurora lalu pergi keluar gudang itu di ikuti karvano, andro dan zavier.

"Nikmati penjara kalian" ucap bara.

Lalu tak lama bara berbicara suara sirine polisi pun terdengar. Nalen, davin dan aska hanya pasrah mengikuti polisi.

____

Arland menatap aurora dengan datar yang di balas tatapan datar oleh aurora lalu mereka berdua dengan tiba-tiba tertawa bersama.

"Kenapa ketawa hm?" tanya arland.

"Aku yang nanya kamu kenapa ketawa?" tanya balik aurora..

"Aku tertawa karena melihat mu tertawa" jawab arland.

"Gembel"

Arland langsung memeluk aurora dengan erat.

"Jangan jauh-jauh dari aku lagi"

"Kamu milik aku, ngerti baby girl?"

"Iya, ngerti, kamu juga milik ku" ucap aurora dengan senyum manis yang membuat arland kembali jatuh cinta padanya.

"sure, i yours"

______

lanjut?

vote and komen ya

papay

Landraa (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang