(11) Keributan di Pagi Hari

5.1K 498 139
                                    


Acara perayaan kehamilan Mala berlangsung begitu meriah. Banyak orang yang memuji dua sejoli tersebut. Mereka dianggap pasangan serasi, yang satu cantik dan yang satunya tampan. Masih muda tapi sudah sukses. Meski Rakha tidak merintis perusahaan ini dari nol tapi dedikasinya dapat terlihat. Leon sudah menyerahkan sepenuhnya pada putra semata wayangnya itu, untuk di kelola. Jadi sukses atau runtuhnya perusahaan, ada di tangan Rakha. Dan Rakha menunjukkan kalau dia mampu dengan membuktikan perusahaan yang semakin berkembang.

Selain itu Rakha juga mempunyai pekerjaan rahasia lainnya. Yang tidak diketahui orang. Hacker, dari sini dia juga sudah mendapat penghasilan sendiri yang bisa dibilang fantastis.

Kini di restoran ini hanya tinggal mereka, Zero dan para sahabat.

"Ohya bos! kita udah bawa apa pesanan bos!" Nio berucap di sela-sela makan malam mereka. Rakha melotot memberi isyarat agar Nio tak melanjutkan kalimatnya.

"Pesanan?" mala mengernyitkan dahinya.

"Iya kak ipar, bos pesan untuk... Aduduh ..." Nio menjerit saat kakinya ada yang menginjak. Dan tersangka utamanya adalah Zayyan. Ternyata Zayyan jauh lebih peka.

"Lo ngapain nginjak kaki gue Zay!"

"Iya ih lo ngapa si Zay? kalo mau ngajak berantem Nio di luar saja!" Aden membela Nio, dia berkata tanpa melihat dan masih tetap fokus pada makanannya.

"Kalian bisa ngga sih kalo ngga berantem! malu-maluin tau ngga!" Adara mulai emosi.

"Sebenarnya apa yang mo di omongin?" Mala menghentikan makannya. Menatap Rakkha sekilas lalu menatap Nio.

Semua anggota Zero paham, tapi tidak dengan kedua manusia aneh itu. 

"Itu kita udah beli buku sains satu kontainer buat kakak ipar!" jawab Aden santai.

"Yah malah bilang! mereka pasti ngga cek chat grup!" gumam Naufal.

"Apa? Rakha nyuruh kalian buat beli buku sains?" Tanya MAla yang diangguki Aden dan Nio. Mala melirik ke arah suaminya. 

"Kha!" Rakha menatap istrinya sambil meringis.

"Kamu ngga sayang sama anak kita! Aku minta kamu beliin, malah nyuruh Zero" 

Alarm bahaya Rakha berbunyi,

"Iya ish Rakha! istri ngidam ngga perhatian!" bukannya meredam, perkataan Adara semakin memancing Mala.

"Tahu tu! lo bukan suami siaga!" tambah Vio. Cantika memilih diam. 

MAla menggeser kursinya menjauh, sambil berbalik memunggungi Rakha. Rakha membuang nafas panjang. Kalau sudah begini jangankan Zero, Rakhapun  angkat tangan.

"Gara-gara kalian ember, kakak ipar ngambek tuh!" bisik Ares pada Aden dan Nio. 

"Ya mana gue tahu!" Nio membela diri.

"Makanya cek Hp bang!" imbuh Farel. "Lagian tadi bang Zayyan udah kasih kode ngga peka!"

"Kapan si kalian nggak bikin masalah!" gerutu Afan.

"Iya ish!" sahut Eby.

"Sayang ..." 

Rakha mencoba membujuk. tapi Mala tiba-tiba berdiri. "Aku mau pulang!" (Nah lo ngambek kan dasar Aden Nio_ Aukii POV)

"Loh makanannya masih banyak loh ini!" celetuk Aden yang langsung mendapat pelototan dari semua orang.

"Kalian di sini aja nemeni Rakha! aku mau naik taxi!" Mala hendak beranjak tapi dia menghentikan langkahnya karena teringat sesuatu. "Mana sepatuku!" ujarnya pada Rakha.

'MALA'ikat Tak BersayapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang