Pukul 08.30
Mala sedang bersiap-siap untuk pergi ke kampus. Memakai baju sederhana dan sedikit make up. Agar wajahnya terlihat sedikit segar. Hari ini dia berangkat sendiri. Rakha ada jam kuliah pagi, dan dia sudah berada di kampus sejak tadi.
Mala berjalan sedikit cepat. Menuju tempat parkir. Hari ini Mala terpaksa naik mobil. Larangan untuk menggunakan motor sudah dikeluarkan oleh Rakha. Mengingat istrinya yang sedang berbadan dua.
Mala memilih menggunakan Mercedes benz nya dibanding Rubiconnya. Karena lebih kecil Sebenarnya dia tak nyaman terlihat mewah. Makanya dia lebih suka berangkat menggunakan motor.
Mala mengemudi dengan hati-hati. Dia tak terburu-buru. Karena jam kuliahnya masih lumayan lama. DI persimpangan tiba-tiba Mala di kejutkan oleh seseorang yang berlari ke arah mobilnya. Untung Mala berhasil menghentikan mobil dengan menginjak rem tepat waktu.
Dia tergesa-gesa keluar dari mobilnya. "Kamu ngga papa?" tanya Mala. Mungkin karena terkejut gadis itu sampai jatuh terduduk.
"Iya aku ngga papa!" jawabnya. Mala mambantunya untuk bangun.
"Beneran? Apa kita ke rumah sakit?"
"Ngga usah gue ba–"
"Woy!" seseorang tiba-tiba memotong pembicaraannya. Segerombolan orang berpakaian preman menghampiri mereka.
"Bayar utang lo! kalo ngga lo ikut kita!" salah satu dari mereka menarik tangan gadis itu kasar.
Mala bereaksi. Dia menepis tangan pria itu dan menarik gadis itu ke belakang tubuhnya. "Jangan kurang ajar!!"
Ketiga preman itu saling pandang sambil tersenyum. "Keliatannya lo orang kaya, apa lo mau bayarin utang dia?"
Mungkin mudah bagi Mala untuk mengeluarkan uang, tapi tak semudah itu. Dia harus tahu dulu kebenanrannya, bisa jadi itu hanya karangan saja.
"Siapa bilang gue mau bayarin! lagian gue juga ga tau kalian beneran apa bohong!"
"APA? lo kira kita main-main!" hardik salah satunya. "KAlo lo ngga mau kasih duit, bawa sini cewek itu!"
Satu orang berbadan kekar maju mendekat, Mala mundur selangkah. "Ngga bakal gue ijinin!"
"Lo yang cari gara-gara ya!" Pria itu berniat merebut si gadis tapi Mala menepis tangannya. Kesabaran mereka sepertinya sudah habis. Mereka berniat memegangi Mala agar bisa menarik paksa dan membawanya pergi. Tapi siapa sangka mereka akan mendapat perlawanan dari seorang gadis.
Mala menyerang, ketiga preman itu sepertinya tak peduli bahwa yang mereka hadapi adalah perempuan. Terjadilah duel 3 lawan satu.
Bugh
Mala berhasil menghindar, dia memukul jatuh salah satu preman. Perkelahian mereka menjadi pusat tontonan beberapa orang, tapi tak ada satupun yang membantu.
"Kurang ajar!" salah satu preman mengambil kursi plastik milik penjual kopi di dekat situ dan melemparkan ke arah Mala. Mala melihatnya, dengan kakinya dia menendang kursi itu hingga melayang dan mengenai si pelempar.
Saat Mala melawan preman itu, salah satu preman berhasil menangkap si gadis. "Tolong!" Mala berbalik dan berlari memukul perut si preman berkali-kali lalu mengakhirinya dengan satu tendangan memutar.
Sorak sorai dan tepuk tangan terdengar. Mala hanya melirik kesal. "Bukannya nolongin malah pada nonton! untung gue jago!" gumamnya. (sempat-sempatnya lo nyombongin diri La. Hadeh_Aukii POV) (Lha gimana gue gedeg Kii_MAla POV)
Mala menghampiri si gadis. "Lo ngga papa tanya Mala!" Gadis itu mengangguk. MAla tersenyum lega, tapi hanya sementara karena tiba-tiba .
Duagh
KAMU SEDANG MEMBACA
'MALA'ikat Tak Bersayap
Teen Fiction(Season ke 3 dari MY BAD BOY RAKHA) Cinta sejati? kekuatan cinta? Adakah yang tak mempercayainya? Waktu pernah mempermainkan cintanya, tapi dia berhasil memenangkannya Jangan pernah menguji sang pecinta. Karena tak ada yang bisa mematahkan keyakina...