Bab 29. HUKUMAN

3.9K 440 156
                                    

Tak ada yang memaksamu untuk tetap tinggal..
Aku hanya memintamu untuk tak menjauh dari sisiku..

Agar aku dapat memelukmu setiap waktu - Rakha

Alunan musik terdengar, mangalun di sebuah ruangan.
Seorang lelaki duduk bersandar sambil memejamkan matanya. Mencoba menyatu dengan irama musik yang terdengar.

"Arghhh!!" lelaki itu mengacak kasar rambutnya sambil meghentak-hentakkan kakinya.

"Sabar Bos!" ujar Aden yang melewatinya sambil membawa dua toples kue kering.

Farel datang dengan segelas kopi, "diminum dulu!"

Tanpa basa basi Rakha mengambil dan meneguknya.

"HAh.. fanash!"

"Lah situ main tenggak aja udah tau panas!" celetuk Nio.

"Maklum esmosi dia!" sahut Zayyan sambil tertawa melihat Rakha y ang berlari menuju wastafel untuk membasuh bibirnya.

"Kalian ini! ketua lagi galau malah diledekin!" bela Ares.

"hilih! yang merasa senasib jauh dari istri!"

Hahahaha

Malam ini Rakha harus tidur di markas sebagai hukuman. Karena mengikuti balap liar tanpa ijin sang istri. Di tambah terjadi insiden yang membahayakan nyawanya.

Beberapa saat sebelumnya.

Mala sangat bersyukur masih diberi kesempatan untuk kembali ke kediamannya. Atas permintaannya pula, desa nenek diberi fasilitas listrik oleh Rakha. Takha sedikit membangun rumah sang nenek juga membelikan beberapa keperluan hidupnya. Sebagai ucapan terimakasihnya sudah menyelamatkan dua nyawa terpentingnya.

Rakha baru saja selesai mandi. Dengan rambut basah, dia terlihat semakin tampan.

"SIni!" Mala melambai memanggilnya.

"Ada apa Hmm? minta cium ya?" ujar Rakha dengan suara genit.

"Ish .. enggak! duduk!" Mala menarik Rakha untuk duduk di ranjang. Ia berdri dan mengambil alih handuk Rakha, membantunya mengeringkan rambut sang suami.

Rakha tak menyia-nyiakan kesempatan. Dia menarik tubuh sang istri lalu menyandarkan kepalanya di dadanya.

"Aku kangen sayang!"

"ck.. kamu mah, kangen mulu Kha!" Mala menggosok rambut Rakha.

"AUch!"

"Kenapa Kha?"

"ehm ... ngga papa!" jawab Rakha terbata-bata.

"Tadi kamu kayak kesakitan!"

"Itu perut aku sakit!" Mala tahu Rakha sedang berbohong. Tapi dia mengabaikannya. Dan kembali menggosok rambut rakha.

"Aduh!" Rakha kembali mengaduh. Ada yang tak beres! Mala mulai memeriksa kepala Rakha dengan teliti.

Terlihat sebuah luka di samping kepala suaminya. Tak terihat jelas, karena tertutup rambut.

"Luka apa ini Kha?"

"oh itu.. aku kejdot pintu!"

"JAngan bohong!" Mala melotot meminta penjelasan lebih. "Luka ini sedikit dalam dan dijahit tak mungkin karena kejedot pintu!"

Rakha menatap mata sang istri lalu menunduk sambil menceritakan semuanya. Tentang kejadian tempo hari yang hampir merenggut nayawanya.

"APA?"

'MALA'ikat Tak BersayapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang