Bab 60. Kacau

1.9K 239 42
                                    


Malam itu, dengan amarah membara, Rakha melajukan motor dengan kecepatan tinggi, membelah jalanan kota tanpa memedulikan keselamatannya sendiri. Angin dingin menerpa wajahnya, tapi tidak cukup untuk meredakan kemarahannya. 

"Argghhh!!" teriaknya mencoba melepaskan amarah yang meluap di dadanya.

Setelah merasa puas, dia kembali ke markas Zero. Rakha langsung masuk ke kamar pribadinya, mengunci pintu, dan menenggelamkan diri dalam keheningan. Pikirannya terus dipenuhi bayangan tentang Bima dan Mala.

 Pikirannya terus dipenuhi bayangan tentang Bima dan Mala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Di tempat lain, Mala tak tinggal diam. Dia tahu Rakha pasti hancur dan penuh amarah setelah insiden tersebut, tapi dia juga yakin ada sesuatu yang tidak beres. Dia meminta bantuan Afan dan Eby, dua sahabat dekat Rakha yang juga rekan hackernya. Meski tidak seahli Rakha, mereka bisa diandalkan.

Mala menatap Afan dan Eby dengan penuh harap. "Rakha sedang tidak bisa berfikir jernih saat ini, jadi gue butuh bantuan kalian? informasi sekecil apapun sangat kita butuhkan saat ini."

"Tenang saja La, kita pasti bantu semampu kami!" jawab Afan. Mereka masih di rumah Rakha saat ini, Zero baru saja pulang ebebrapa saat yang lalu.

Eby menyalakan laptopnya dengan ekspresi serius. "Kita akan lacak siapa dalangnya. Sepertinya sistem layar LED sudah di-hack sebelumnya."

Afan menambahkan, "Benar. Kita coba cari celah atau jejak digitalnya. Biasanya orang yang melakukan hal seperti ini meninggalkan tanda, sekecil apa pun."

Mala menatap layar, mengikuti setiap pergerakan Afan dan Eby yang fokus melacak sumber foto tersebut. "Gue cuma pengen Rakha tahu kalau gue nggak pernah melakukan hal itu... gue nggak pernah ketemu Bima lagi."

Afan menoleh ke Mala, tersenyum kecil untuk menenangkannya. "Tenang, La. Rakha cuma perlu waktu. Dan begitu kita menemukan siapa pelakunya, semuanya akan terungkap."

Setelah beberapa menit bekerja keras, Eby tiba-tiba berkata, "Ini dia. Sepertinya gue menemukan titik terang!"

Mala mencondongkan tubuhnya, matanya berbinar penuh harap. "Lo berhasil By?  Siapa yang melakukan ini?"

Eby mengangguk. "Gue nemuin IP yang digunakan untuk mengakses layar LED. Sepertinya ada satu tempat yang sangat mencurigakan. Ini bukan lokasi biasa—mungkin markas sementara si hacker."

Mala menghela napas lega, sekaligus cemas. "Bagus. Kita harus memberitahu Rakha secepatnya."

Namun, Eby menahan bahunya. "La, biarin gue sama Afan yang nemuin Rakha. Dia pasti butuh waktubuat nenangin diri. Gue yakin nanti dia akan mengerti setelah kita memberikan bukti-bukti ini."

Mala mengangguk, meski cemas, ia percaya pada Afan dan Eby. "Oke. maksih ya Fan, By?"

***

'MALA'ikat Tak BersayapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang