Bab 30. Ingatan

3.3K 385 115
                                    


Melupakan dan dilupakan adalah satu hal yang sama-sama menyakitkan....

Siang terasa sangat panas.  Beberapa kali Mala mengusap peluh di keningnya. MAta kuliahnya sebentar lagi selesai. Dia sudah menghubungi Rakha dan memintanya untuk menjemputnya. 

Rakha tak mengijinkannya membawa kendaraan sendiri. MAla berkali-kali melirik ke arah ponselnya.

"Rakha kok belum bales ya?" batin Mala. Hingga saat dosen mengakhiri mata kuliahnya. Mala tek jua menerima balasan dari suaminya.

"Terpaksa deh nebeng Adara!" umamnya, sambil menekan menuliskan sebuah pesan.

Ra! gue nebeng . Isi pesan Mala untuk Adara.

Untung gue belum pulang, posisi gue diparkiran, gue OTW ke fakultas lo

MAla tersenyum. Dia melengkah menuju taman, sambil menunggu Adara sampai. MAla memicingkan mata saat melihat sosok yang sangat dia kenali. Mala berlari mengejarnya.

"Rakha!" MAla berlari dan emmeluknya dari belakang. 

Rakha menoleh, "siapa lo?" ucapnya sambil melepaskan tautan tangan Mala yang melingkar diperutnya.

"Kha! lo lagi bercanda kan?" tanya Mala sambil terkekeh.

"Gila lo!"

"Gue is... eh pacar lo!" Mala melirik ke sekitarnya. Ada beberapa pasang mata yang melihat. Tak mungkin dia mengaku kalau dia istri Rakha.

"Aneh! pacar gue bukan lo! tapi ..."

"Gue!" Gizelle datang sambil memeluk tubuh Rakha, tepat di hadapan Mala. 

Mala terkejut. "lepasin tangan lo darinya!" Mala mencengkeram tangan Gizelle dengan kuat. Membuat gadis itu meringis kesakitan. 

"Lo yang harus lepasin tangan lo dari cewek gue!" Rakha menepis tangan Mala kasar. Tampak kesedihan di matanya. Dia tak tahu apa yang sedang terjadi, tapi in nyata. Rakha membantak dan bersikap kasar padanya. HAl yang tak pernah Rakha lakukan sekalipun.

"Kha...!" Airmatanya mulai menetes.Apalagi melihat Rakha yang memeluk erat pinggang Gizelle. 

"Heh! kepala lo kepentok apaan sih Rakh?  gue ngga tau apa yang terjadi sama lo tapi lo udah bikin Mala nangis! awas lo!" Adara yang baru datang dan melihat kejadian itu tampak geram.

CAntika sampai harus memegangi Adara agar tak bertindak gegabah dengan memukul kepala Rakha dengan kayu yang dibawanya.

"Can lepasin! gue pengen getok kepalanya!"

"Udah Ra1 lo malah bikin MAla tambah bingung!" Cantika memeperingatkan.

"Hiiih!" Adara melempar kayu yang dipegangnya. "Apa kalian liat-liat ha! bubar sana!!" teriaknya pada beberapa mahasiswa yang malah menonton mereka.

Matanya menatap tajam Gizelle dengan senyum kemenangan. Ini pasti ulah lo! Awas lo Zelle! batin Adara.

Kedua gadis itu meghampiri MAla dan mengajaknya duduk. Sahabatnya itu tampak terpukul

"Ra apa RAkha amnesia lagi ya?" tanya MAla. "Apa gara-gara kecelakaankemarin? tapi tadi dia masih bak-baik aja! Apa dia ngeprang gue ya?" cerocos Mala dengan airmata bercucuran.

Adara dan Cantika memeluk Mala untuk menenangkan. 

"Sshhh" Mala meremas kuat perutnya. Ia merasakan kontraksi hebat.

"La! lo ngga papa?" Adara terlihat khawatir. Begitu juga Cantika. 

"Ayo kita ke Rumah Sakit!" 

Mala menggeleng. "Gue mau pulang aja!" 

'MALA'ikat Tak BersayapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang