Bab 36. Keinginan yang Harus Terpenuhi

3K 359 125
                                    


"Apa kamu benar-benar akan merebutnya?"

Seseorang itu tersenyum simpul, "Tentu saja, saatnya aku menagih janji! dan merebut kembali apa yang seharusnya jadi milikku"

***

Berkali-kali Mala memeriksa ponselnya. Tapi belum ada notofikasi sama sekali.

"Ish, lama banget sih!" gerutunya kesal, "Padahal cuma disuruh gitu aja ngga balik-balik!" Mala berada di kamarnya. Suami tampannya, memintanya untuk bedrest selama beberapa hari sesuai perintah dokter.

Dia kembali memeriksa ponselnya.

***

Hawa dingin menusuk pori-pori segerombolan lelaki yang berdiri menatap ke depan. Dengan pikiran mereka masing-masing. Tapi dengan ketegangan yang sama.

"KAlian siap?" ucap salah satu dari mereka yang merupakan ketuanya.

"siap ngga siap ya harus siap!" jawab salah satu naggotanya. 

Mereka menghela nafas hampir bersamaan. 

"Rakh lo yakin, tempat ini aman?" tanya si mata sipit, Sinyo.

"Aman, rumah ini sudah lama di tinggalkan, tidak ada CCTV di rumah ini atau di jalan sekitarnya."

"Oke! kalo gitu ayo semangat!" teriak Ares.

ZAyyan menepuk punggung Ares "Ssst pelan-pelan juga kali BAng! kita tetap harus waspada!"

"Ya Allah ampuni Aden ya Allah, kenapa harus menerima ujian seberat ini!"

Plak

"Ngomong apa si lo!" Nio menggeplak kepala sahabatnya itu.

"Kalian badannya memenuhi syarat buat lari lha gue! "

"MAKANYA DIET!!" ucap mereka serentak.

"Jangan berisik! kita harus cepat sebelum Mala berubah pikiran! bisa runyam!"

Mereka kembali menatap pemandangan di hadapan mereka. Sebuah rumah terbengkalai yang lama di tinggalkan dengan penerangan minin dan beberapa pohon besar serta ilalang dan semak yang tinggi semakin menambah suasana horor.

"emang ngga ada tempat lain ya bos?" Naufal tampak Ragu.

"Ngga ada! cuma rumah ini yang ada pohon cermainya!"

"Darimana lo tau Rakha?" tanya Ares.

"Mala kebetulan melihatnya pas kita lewat sini!" jelas Rakha.

"Kakak ipar matanya jeli juga ya?"

"Udah jangan banyak bicara! cepetan bergerak!"

Waktu menunjukkan pukul 23.22. Entah mengapa MAla tiba-tiba menginginkan buah asam itu di jam seperti ini. 

Bangunan tua dengan pagar yang lumayan tinggi mengelilinginya. memaksa mereka harus memanjat untuk memasukinya. Saling bahu membahu mereka mulai menaikinya.

"Hati-hati jangans sampai jatuh!" ucap Nio dan Ares yang sudah sampai di atas. Mereka menggunakan senter yang dipasang di kepala. Mereka membantu teman-temannya untuk naik.

"Duh den berat banget si lo!" Zayyan dan NAufal membantu mendorong tubuh Aden sedangkan Ares dan Nio menariik tangannya dari atas.

"Makanya tadi mendingan gue di rumah aja nemeni kakak ipar!"

"Enak aja! udah jangan banyak bicara!" Dengan susah payah ke empat orang itu berhasil membantu Aden untuk naik, Rakha memanjat pagar itu dengan mudah. Merkea berhasil masuk setelah meloncat dari pagar.

'MALA'ikat Tak BersayapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang