Bab 51. Kutukan Cinta

2.1K 280 95
                                    


"Sepertinya rencana kita berhasil!"

"Tapi kita masih belum yakin apakan dia meninggal!"

"Saya melihat sendiri, bagaimana mobil itu masuk jurang dengannya masih di dalam mobil, dengan tangan terikat!"

"Hahaha! sepertinya mustahil dia masih hidup!"

"oke, tunggu beberapa waktu baru aku tranfer uangnya! agar polisi tak mencurigaimu, bersembunyilah!"

***

Mala duduk di sofa ruang tamu, tangan dan kakinya gemetar meski tak ada air mata yang jatuh dari matanya. Berita yang baru saja didengarnya mengguncang segalanya. Suaminya, Rakha, mengalami kecelakaan. Mobilnya jatuh ke jurang dan meledak.

Adara dan Cantika, dua sahabat karibnya, duduk di sebelahnya, berusaha menenangkan. Namun, Mala hanya diam. Wajahnya pucat, tetapi tatapannya kosong. Adara mengelus punggungnya dengan lembut, sementara Cantika hanya duduk, menatap penuh haru  

"Mala, lo yang sabar ya?" Adara berkali-kali mencoba menenangkan sahabatnya. 

"Kakak ipar!" ucap Zayyan lirih, hatinya teriiris melihat Mala yang hanya diam. Dia bahkan tak menangis.

"Bagaimana? apakah sudah ada kabar?" tanya Rayyan pada Nio dan Ares yang bertugas mencari informasi. Mereka hanya menggeleng. Para anggota Zero yang lain tertunduk.

Anggota Zero berkumpul di rumah. Wajah-wajah mereka murung, beberapa dari mereka bahkan tak mampu menatap Mala. Rakha bukan sekadar pemimpin bagi mereka, tapi juga saudara. Mereka semua merasa kehilangan, tetapi mereka tahu, rasa kehilangan Mala jauh lebih besar.

"Apakah ada harapan Rakha selamat?" tanya Varo. "jikapun ada harapannya pasti kecil!"

Mala menoleh, tatapannya tajam. "Rakha pasti baik-baik saja! kami sudah berjanji akan hidup bersama dalam waktu yang lama! tarik kata-katamu!" katanya tegas. Ada kemaran di dalamnya.

"Tapi La... Kecelakaan itu... dia terlempar jauh dan—""

Dug

Auch

Adara menendang tulang kering Varo lumayan keras, membuat Varo meringis kesakitan. "Di saat seperti ini, bisa ngga sih lo diem bang?" Adara tampak kesal dengan kakaknya yang terlalu banya bicara.

Adara dan Cantika merangkul Mala dan memintanya untuk duduk kembali, wajah MAla terlihat pucat, sejak mendengar berita itu belum ada makanan apapun yang dia telan.

"La makan ya? demi bayimu!" Cantika mencoba merayu. TApi  Mala hanya menggelang.

Mobil Rakha di temukan di jurang dalam dan terbakar, polisi bahkan sampai saat ini belum bisa mengevakuasinya, karena lokasinya yang sulit terjangkau. 

"Bagaimana dengan Dion?" tanya Afan. Bukankah dia berangkat bersama Rakha.

"Kemungkinan besar, dia juga menjadi korban!" jawab Eby.

Rayen tiba-tiba memotong. "Selidiki dia! gue ngarasa ada yang janggal di sini! Rakha orang yang selalu berhati-hati, kecelakaan ini terlihat janggal!" ungkap RAyan.  Afan dan Eby mengangguk.

"Kita akan menyelidiki semuanya, orang-orang yang terlibat baik langsung ataupun tidak, dengan proyek kerjasama yang akan Rakha kerjakan!"

"Oke By, kita harus segera bergerak."

***

Beberapa heri berlalu hingga batas  waktu, pencarian di hentikan. Bangkai mobilpun dibiarkan teronggok, karena tidak bisa di evakuasi. 

'MALA'ikat Tak BersayapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang