Di sebuah rumah bergaya jerman.
"Aku tidak akan membiarkan anak itu lahir!" ucap seorang pria dengan tangan mengepal. Matanya lurus ke depan, menatap pepohonan rindang yang tampak dari jendela tempatnya berdiri.
"Kenapa tidak berhenti saja Kak! kamu sudah bertindak melebihi batas!"
Prang!!
Kaca berhamburan, lelaki itu memeukul jendela di hadapannya. Darah mengalir dari buku-buku jarinya. Dia berbalik dan menatap wajah saudara lelakinya yang berdiri di belakangnya.
"Aku tidak akan menyerah! Rakha tak boleh memiliki kebahagiaan ini! apalagi bersama orang yang aku cintai!"
"Tapi, kamu terlalu kejam! dengan memisahkan anak tak berdosa itu dari kedua orang tuanya!"
"Aku juga menyesal kenapa aku biarkan bayi itu lahir! aku kira dengan bayi itu, Mala bisa luluh dan menerimaku, tapi ternyata takdir begitu kejam, bahkan saat harapan untuk mengingat masa lalunya hanya 10% dia tetap mengingat Rakha!"
"KAlau begitu kenapa tak kamu kembalikan anak itu pada mereka? Bukankah berkali-kali rencanamu selalu di tentang takdir, menyerahlah kak, carilah kebahagiaan bersama orang lain, lepaskan kebencian itu!"
"Hahaha,kamu terlalu lemah! aku tahu kamu juga mencintai Mala bukan? harusnya kamu senang bisa memisahkan Mala dari Rakha"
"Aku lebih memilih melepaskan, daripada melihat orang yang aku cintai menderita!"
"Jangan campuri urusanku atau kamu tahu sendiri akibatnya!!" Lelaki itu menyeriangi, "Hidup ibumu ada di tanganku! Urus saja anak itu, nanti saat waktunya tiba aku akan mengambilnya dan menjadikannya senjata untuk menghancurkan Rakha! Ayahnya sendiri." Lelaki itu beranjak pergi.
Renzo mengepalkan tangannya. "Tak akan aku biarkan kamu membangkitkan Lucifer dari tubuh gadis kecil itu dengan sempurna, aku akan membantunya menemukan jati dirinya, di tengah peperangan yang kamu rencanakan!" Bibirnya tersenyum tipis. "Maaf kak Mala mungkin saat ini hanya itu yang bisa aku lakukan, aku tahu di dalam darah gadis itu mengalir darah kalian, aku percaya itu akan menuntunnya untuk selalu memilih jalan kebaikan saat batinnya berperang"
Flashback
"Flow, di mana kamu sayang!" Renzo kelimpungan saat melihat bocah kecil itu tak berada di sampingnya. Dia berkeliling mencari keberadaannya di seluruh penjuru minimarket. Kakinya berhenti saat melihat gadis kecil itu tertawa dalam gendongan sepasang suami istri. Senyumnya tersungging "Dunia memang sempit!" gumamnya. "ikatan darah kalian terlalu kuat!" Dia menatap interaksi ketiganya dengan haru. Dia memberi waktu gadis kecil itu bersama kedua orangtuanya, kedua orang tua yang tak menyadari keberadaannya, kedua orang tua yang tak tahu kalau mereka memiliki seorang putri. Membiarkan seorang ibu tak menyadari bahwa dia pernah melahirkan seorang bayi mungil saat dia koma.
"Mungkin sudah cukup, aku tak mau kakak melihat ini" gumamnya mendekati pasutri itu.
"Permisi!"
Suara seseorang menjeda moment itu. Mala buru buru menghapus airmatanya dan berbalik.
"Renzo?" betapa terkejutnya Mala saat mengetahui lelaki yang menyapa mereka.
"Aksara!" gumam Rakha tak kalah terkejutnya.
"Ngapain lo di sini?" ucap Rakha ketus.
Aksara tersenyum manis. "Maaf sudah bikin kaget! gue juga keget bisa ketemu kalian di sini! kebetulan sekali!"
"Kebetulan yang aneh!" jawab Rakha. MAla menatap ke arah RAkha tak paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
'MALA'ikat Tak Bersayap
Fiksi Remaja(Season ke 3 dari MY BAD BOY RAKHA) Cinta sejati? kekuatan cinta? Adakah yang tak mempercayainya? Waktu pernah mempermainkan cintanya, tapi dia berhasil memenangkannya Jangan pernah menguji sang pecinta. Karena tak ada yang bisa mematahkan keyakina...