33-Awal kehancuran

17 2 0
                                    


Happy reading




Disfa sudah berada di Indonesia dua hari yang lalu,hari ini rencananya dia akan seharian di mansion Januarta tanpa ada yang menganggu.

Tapi rencana itu lenyap di telan ekspektasinya,dia di telefon Cakra untuk menghadiri rapat penting di kantor peninggalan papanya.

"Disfa!kamu harus ke kantor nggak ada penolakan,om
Cakra juga rapat di situ tapi itu buat perusahaan om"

"Emang nggak bisa om kalau
Sekretaris aja yang gantiin disfa
Nggak ngerti apa-apa"

"Rapat ini hanya pimpinan saja yang menghadiri tanpa sekretaris,toh kamu tinggal dengerin aja"

"Yaudah disfa kesana"

Sebenarnya dia malas tapi,mengingat bahwa semua pimpinan perusahaan akan berkumpul,disfa jadi lebih mudah untuk mencari informasi kebusukan Raisa pada salah satu pimpinan di sana.

Dia ingin membawa motor tapi mengingat ini acara formal,dia jadi membawa mobil.

Sesampainya di kantor dia langsung dia arahkan ke dalam ruangan rapat oleh resepsionis.

Cklek

"Maaf saya sedikit terlambat karena ada kemacetan dalam perjalanan"ucap disfa secara formal ketika sudah duduk di tempatnya.

"Tidak apa-apa nona"ucap salah satu pimpinan.

"Jadi kita sudah bisa mulai rapatnya?"

"Bisa silahkan di mulai"

Rapat berjalan dengan lancar walaupun ada sedikit perdebatan dari kubu masing-masing tapi disfa hanya mendengarkan dan mencoba untuk memahaminya.

1 jam kemudian

"Kita akhiri rapat hari ini terimakasih atas kehadiran dan kerjasama tuan dan nyonya"mereka mulai berjabat tangan tapi disfa menahan seorang pria mungkin seumuran papanya,dia memberi kode untuk tetap duduk di samping Cakra.

Ketika semua sudah keluar kecuali tiga orang itu.disfa duduk kembali ke tempat asalnya.

"Pimpinan dari JR Company?"tanya disfa.

"Iya,saya sendiri"balasnya.

"Apakah karyawanmu ada yang bernama Raisa Wendif Alexsandera?"

"Oh iya,dia berada di staf keuangan"

"CK,tuan sekali kau di bodohi dengan ular tersebut"perkataan disfa membuat pria itu mengernyit heran.

"Maksud nyonya apa ya?"

"Saya mendengar berita bahwa dia penggelapan uang di perusahaan anda tapi belum di ketahui siapa yang melakukan penggelapan ini"

"Berita itu memang sudah tersebar tapi penyelidikan yang kami lakukan belum membuahkan hasil sama sekali"balas pria itu.

Cakra berdiri lalu berjalan menuju kaca besar di depannya yang menunjukan gedung-gedung yang menjulang tinggi dan dia mulai angkat bicara.

Kita&Surabaya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang