18-Bolos

22 3 0
                                    

    Happy reading

"Yang...ayo tidur sama aku"Dika kembali merengek setelah sampai di mansionya.

"Nggak"tolak disfa mentah-mentah.

"Janji nggak macem-macem kok paling cuma satu macem"Dika terus memohon tapi tetap tak di gubris oleh disfa.

"Alasan"sentak disfa.

"Ayolah yang sekali aja kan nggak pernah tidur bareng"Dika tetap memohon.

"Belum sah nanti kalau udah sah baru tidur bareng"balas disfa.

"Di sahin sekarang aja gimana"goda Dika sambil menaik turunkan alisnya.

Plak

Disfa menampar pipi mulus dika sampai membekas merah.

"Kenapa di tampar sih"

"Kita nikah masih lama gak usah ngadi-ngadi deh"setelah berucap disfa langsung beranjak pergi ke kamar jenika untuk beristirahat.

"Mau gue mohon-mohon kayak bayi kelaperan pun heswa nggak peduli kalau udah kesel"gumam dika yang sedang menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Di kamar jenika

"Kak disfa kapan sampainya"tanya jenika yang sedang menonton Drakor.

"Udah lama tapi habis ngurusin bayi beruang"jawab disfa.

"Sabar ya kak kalau tu demit macem-macem gebuk kepalanya aja"ucap jenika mengompori.

"Tadi udah gue tampar pipinya sampai merah"balas disfa.

"Yaudah kakak kalau mau istirahat dulu gak papa aku nanti aja masih mau nonton"

"Nggak bisa tidur Jen badan gue nggak enak terus perut gue sakit banget sekarang"

Disfa ingin tidur namun dia hanya berguling kesana kesini perutnya sakit badanya agak panas.

Setelah menunggu dua jam untuk bisa tidur akhirnya disfa tertidur dan jenika tidak tidur untuk jaga-jaga nanti kalau disfa kenapa Napa.

"Akhirnya tidur juga kakak ipar"monolog jenika.

                             °°°

Langit masih gelap,jam juga masih pukul 05.00 namun Dika sudah bangun dari jam 03.00 untuk sholat tahajud dan membaca Al-Qur'an lalu kembali sholat subuh ketika sudah terdengar adzan.the reel calon idaman inimah

Selesai melaksanakan sholat Dika pergi ke kamar jenika untuk menanyakan jenika dan disfa sudah sholat atau belum.

"Dek udah sholat bel--
Ucapan Dika terpotong setelah melihat disfa yang dahinya sedang di kompres oleh jenika.

"Ini disfa kenapa dek kok di kompres"tanya Dika yang masih sedikit panik.

"Wes eroh di kompres ki yo loro mit demit"sarkas jenika dengan mata yang hitam akibat tidak tidur semalaman.
(Udah tau di kompres ini ya sakit tan setan)

"Yowes gak usah ngegas dek,wes sholat nopo dereng"tanya Dika sehalus mungkin.
(Yaudah gak usah ngegas dek,udah sholat apa belum)

"Halangan"jawab jenika singkat padat jelas.

"Disfa mpon sholat nopo dereng dek hmm"Dika bertanya lagi.
(Disfa sudah sholat apa belum dek hmm)

"Halangan sisan"balas jenika.
(Halangan juga)

"Yowes rasah sekolah bolos ae udan deres males sekolah"ucap Dika.
(Yaudah gausah sekolah bolos aja hujan lebat males sekolah)

"Yaa"

"Yowes kono metuo"usir jenika dengan mendorong tubuh Dika agar mau keluar.
(Yaudah sana keluar)

Brakk

Jenika menutup pintu kamarnya dengan kasar,Dika hanya bisa geleng-geleng kepala dan mengelus dada.

"Duwe adek titisan nu'aiaman"gumam dika.
(Punya adek titisan nu'aiaman)

Dika segera kembali ke kamarnya sendiri untuk mandi dan bersantai,katanya pagi udah hujan mending bolos terus rebahan.

A few moments letter

Tok tok tok

Terdengar bunyi ketukan pintu kamar Dika namun tidak ada suara orang.

"MASUK AJA NGGAK DI KUNCI KOK"teriak Dika dari dalam kamar.

Cklekk

Pintu terbuka menunjukan disfa yang lemas wajahnya pucat tapi,dia tidak tahu kalau Dika dan jenika akan bolos di tambah dia sudah mengenakan almamater DHS.

"Ayo berangkat eksa"ucap disfa dengan suara yang pelan sekali.

"Kamu itu masih sakit gak usah sekolah lagian hujan kok aku sama jeni juga bolos"sambung dika sambil mengangkat tubuh disfa untuk di baringkan di kasurnya, sebenarnya disfa ingin memberontak namun tubuhnya sudah tidak punya tenaga.

"Istirahat disini aja sekarang gantian aku yang jagain kamu biar jeni istirahat dia nggak tidur semaleman buat jagain kamu"tambah Dika.

"Bilangin maaf sama jeni ya aku di sini ngrepotin"disfa merasa bersalah kepada jenika akibat disfa demam jenika jadi tidak tidur.

"Heyyy kamu itu nggak ngrepotin di sini,malah aku seneng bisa jagain kamu dari deket"Dika yang tak terima karena merasa di repotkan pun langsung mengelak.

"Udah nggak usah mikirin macem-macem istirahat aja ganti nanti aja,cukup jaz nya aja yang di lepas biar nggak gerah"imbuh Dika sembari membantu disfa melepas jaz nya lalu menaikan selumutnya sampai sebatas dada.

"Sweet dream baby"ucap dika lalu mengecup kening disfa singkat.

                              °°°
Disfa sudah bangun dari tidur paginya lalu dia mengajak dika untuk menonton tv di ruang keluarga.

"Ayo nonton tv dik"ajak disfa.

"Emang udah enakan hmm"tanya Dika yang cukup khawatir dengan keadaan tubuh disfa yang masih sedikit hangat.

"Udah kok,ayolah plisss yaa"disfa memohon dengan gaya andalanya yaitu pupy eyes.

"Damn it!! Siapa yang bisa nolak kalau selucu ini anjing gue mau marah kan nggak jadi arghhh"batin Dika menjerit sebab ekspresi disfa yang sangat menggemaskan di wajah Dika.

"Hufttt iya sayang ayo kebawah biar aku gendong"Dika hanya bisa mengalah sekarang.

"Nggak aku mau jalan aja"tolak disfa.

"Aku gendong atau nggak nonton sama sekali"ancam dika dengan raut wajah yang sudah kesal.

"I-ya tapi jangan marah sama aku"lirih disfa yang menundukkan kepalnya.

"Aku nggak marah kalau gitu nurut ya"jawab Dika sembari menggendong disfa ala koala.

Disfa reflek mengalunkan tanganya di leher dika dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Dika.

Di ruang keluarga

Disfa yang duduk di pangkuan Dika dan menghadap wajah Dika hanya tersenyum seperti memiliki rencana jahil.

"Boleh nggak kalau aku cium bau leher kamu soalnya wangi"disfa meminta izin pada dika diperbolehkan atau tidak.

"Nggak usah aneh-aneh yang peluk aja sini biar anget"Dika menawar dengan di ganti pelukan.





Telah di revisi

Hallo sayangku dua hari nggak up sebenernya mau up kemarin malem tapi pas mau di publish nggak bisa malah harus revisi lagi jadi aku hapus terus tulis ulang aja

Maaf yaaa

Jangan lupa vote sama komen

Baiiiiii








Kita&Surabaya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang