36-Kejanggalan

17 1 0
                                    

Happy reading




Dania dan ayahnya sudah berada di mansion Januarta,mereka terlihat bingung mengapa mereka ikut terseret?.

"Saya kok ikut keseret masalah ini juga"protes Hendri.

"Mending om diem aja kalau mau tau"sewot disfa.

"Punya ponakan mirip setan"gumam Hendri tapi masih bisa di dengar disfa samar-samar.

"Om bilang apa?"Hendri yang di tanyain langsung gelapan bingung ingin menjawab seperti apa.

"N-ggak d-disfa cantik iya itu disfa cantik hehe"balasnya dengan kekehan ringan.

"Disfi cintik disfi cintik giliran anaknya sendiri nggak mau ngakuin cantik"cibir Dania yang berada di samping nenek.

"Emang nggak cantikan,di bully aja udah kayak mau di bunuh"ucap Dika.

"Husss bang Dika mending diem kalau masalah aku di bully"

"Di sekolah kayak anak cupu kalau di rumah merasa kayak ratu"sindir Hendri tanpa mengalihkan pandangan dari handphone miliknya.

"Dania kan emang ratu kalau di rumah orang di rumah cuma ada ayah terus bibi juga,bodyguard pun di luar"

"Anak sama bapak sama aja"sewot kakek yang baru selesai dari kamar mandi.

"Mohon berkaca tuan Romo anda dengan cucu anda itu fotokopian,cuma beda umur gender sama muka aja"timpal nenek.

"Disfa memang cucu saya,jadi tingkah laku pun harus menurun kakeknya kalau tidak meniru ayahnya"sudahlah,kakek mode debat sudah menyala.

"Ekhemmmm siapa ya yang nggak mengakui kalau disfa cucu kakek pas pertama kali kerumah yang di London"kali ini Kenissa berada di pihak disfa dan nenek.

"Itu bukan saya melainkan mulut saya"kakek masih saja mencari alasan.

"Tet-

"I'M BACK"belum juga nenek ingin melayangkan protes sudah terdengar teriakan membahana milik sasa.

"Malem banget kalo balik mau jadi apa Lo hah?"tanya dewa pada cala yang baru masuk.

"Kepo"sarkas cala.

"Di bilangin kok malah ngelunjak,kalau Lo masih mau ikut gue nurut! Sekali lagi Lo pulang malem gak usah Lo ikut gue,hidup sendiri aja enak nggak ada yang ngatur"pertama kalinya seorang Gandewa Ranjani berkata panjang lebar dengan adiknya di depan banyak orang.

"Apasih bang gue itu udah gede sama kayak Lo jarak kita cuma satu tahun tapi gue sekolah di palsuin umurnya biar bisa seangkatan sama Lo terus"sentak cala,dewa merasa geram rahangnya sudah mengeras tanganya terkepal kuat ingin sekali rasanya memukul adiknya,tapi dia masih sandar kalau cala masih saudaranya bukan musuhnya.

"Hoshhhh diem pala gue tambah pusing denger kalian debat"lerai disfa.

"Kemana aja kalian berdua?"tanya Dion dengan tatapan mengintimidasi.

"Ya dari Ponorogo lah darimana lagi"

"Kalian juga ngapain kumpul semua di sini ada om hen juga"tambah sasa.

Kita&Surabaya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang