Happy Reading!
.
"Whatever the problem, I still love you all!"
.
Judul : GAGAL
.
Rami sudah memakai seragam sekolahnya dengan rapi. Tidak ingin membuat perutnya menunggu lebih lama, ia segera menuruni tangga untuk sarapan bersama dengan yang lain.Tersenyum senang saat berpapasan dengan Asa yang juga menuruni tangga, "Good morning, kak. Hah? Itu kepalanya kenapa, Kak?!" Teriak Rami terkejut, ia memperhatikan dahi Asa yang terdapat sebuah perban menempel di sana.
Asa mencoba menghindari tatapan sang adik, merasa risih di tatap begitu intens.
"Nggak papa kok ram, cuma kecelakaan kecil semalam."
Rami mempautkan bibirnya."Lagian kenapa sih jalan malam-malam? Tuhkan akibatnya nyakitin Rora."
Seluruh energi kehidupan Asa serasa terkuras, "Kenapa tiba-tiba bahas anak itu dah? Hah." Ia menghela nafas muak lalu berjalan mendahului Rami.
"Eh, kak tungguin."
Atmosfer di meja makan terasa sangat buruk, karna kejadian semalam membuat tidak ada seorang pun yang berani angkat bicara.
Bahkan Ruka tidak tahu harus mengatakan apa untuk memecahkan suasana ini.
Chiquita tidak pernah berpaling dari Rora, ia harus meminta maaf pada kakaknya itu jika tidak ingin dihantui oleh rasa bersalah. Mulutnya terbuka, tapi belum sempat bersuara karna Rora yang memanggil nama sang kakak tertua.
"Kak? Mama pulang kapan?" Percayalah, Rora telah mengumpulkan banyak keberanian hanya untuk menanyakan hal ini.
Ingin menangis saja sekarang, kenapa semua orang menatapnya begitu tajam sekali? Kwon bersaudara memiliki tatapan yang menakutkan.
"Perjalan bisnisnya kali ini lama, mama mungkin bakalan tinggal di sana dua bulan." Terdengar decakan kesal dari mulut Asa.
Perempuan itu benar-benar tidak paham dengan pikiran ibunya sendiri. Ia kembali untuk mengadopsi seorang anak lalu melantarkannya seperti ia dan saudaranya yang lain. Benar-benar memusingkan.
Rora hanya ber 'oh' saja. Chiquita mengurungkan niat, ini bukan waktu yang pas untuk meminta maaf.
"Kalian gimana di sekolah? Jangan nakal lho ya, kakak nggak mau kalo bolak-balik di panggil kepala sekolah lagi." Ruka menatap penuh tajam Rami yang juga menatapnya.
Ia masih ingat dengan jelas terakhir kali saat di panggil kepala sekolah. Ia sangat malu waktu itu karena Rami yang berkelahi dengan adik kelas dan membuat gigi lawannya itu sampai copot, Ah tidak. Adik kelasnya sampai dilarikan ke rumah sakit.
Rami yang sadar segera menyatukan kedua tangannya, membuat gerakan memohon seolah ia meminta maaf. Tetapi Ruka tidak merasakan ada ketulusan di muka tidak peduli sang adik.
"Baik-baik aja kok, kak. Iya kan?" Ahyeon mewakili dan mendapat anggukan dari Rami.
Sedangkan Rora dan Chiquita terdiam sebentar, Mata Rora melirik sang adik yang tampak menggelengkan kepalanya lemas. Jangan sampai Ruka tahu tentang perkelahiaannya dengan Minji.
Rora mengangguk, "Iya, nggak ada apa-apa kok kak." Si bungsu itu tersenyum senang, Rora memang yang paling memahaminya.
"Oh, oke."
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE [BM]
Fanfiction"Whatever the problem, I still love you all!" -Rora Pengelihatan aneh yang selalu mengawasi dan sosok yang selalu menemani. Babymonster Story ✅️COMPLETED✅️