Chapter 28.

961 133 65
                                    

Happy Reading!

.

"Whatever the problem, I still love you all!"

.

Judul : PENGKHIANAT

.

(Flashback Chapter)

Banyak manusia yang terlahir dengan normal begitu juga sebaliknya. Mereka memiliki kelebihan maupun kekurangan yang berbeda-beda, Akan tetapi salah satu diantaranya ada yang terlebih istimewa.

Kelebihan yang di tangkup dalam sebuah keistimewaan itu sangat lah berharga. Pemberian dari Sang Pencipta yang mampu membuatnya merenung seribu kali sebelum melangkah mengambil keputusan.

Kuncinya hanya satu untuk selalu selamat, lihatlah terus kedepan.

"Sayang? Buka pintunya kita akan segera pergi."

Gadis kecil dengan geraian rambut yang halus menoleh pada pintu kamarnya selepas termenung memandang kosong jendela luar.

Ia tersenyum manis saat sesosok wanita memasuki kamar tersebut.

"Hm, kemana kamu lama sekali Rora? Memangnya apa yang sedang kamu lihat?" Irene menatap jendela luar yang ditunjuk oleh putri tunggalnya.

"Ah benar, salju mulai turun hari ini. Kamu pasti menyukainya kan?" Irene tersenyum cerah pada anaknya, Rora. Ia mengetahui gadis kecil itu sangatlah menyukai musim dingin, apalagi ketika melihat salju turun.

Terkadang ia tidak suka, tetapi tetap mengatakan bahwa itu indah dan menarik.

Irene menggenggam tangan kecil Rora dengan lembut disebalik sarung tangan imutnya. Mereka saling menampilkan senyuman manis satu sama lain.

"Ayo kita pergi, papa udah menunggu di luar."

Rora kecil mengangguk dan berseru riang. "Okee~!"

Keduanya melangkah keluar kamar bersama-sama. Irene, ia berprinsip tidak akan pernah melepaskan genggaman tangan maupun senyuman di wajah.

Setelah penantian cukup lama hari yang dinanti-nanti pun akhirnya telah tiba.

Irene tidak ingin anaknya hidup jauh menderita sebab kelebihannya diusia yang masih sangat muda.

Jadi mereka memutuskan untuk menghapus pengelihatan mengerikan tersebut. Bertahun-tahun melakukan uji coba, terdapat kabar bahwa beberapa professor berkemungkinan untuk mampu melakukannya.

"Papa, Rora nggak bakal kenapa-napa kan? Nggak sakit kan rasanya?"

Jaehyung tertawa mendengar ujaran polos putri cantiknya. Setelah sampai di tempat tujuan barulah ia menjawab pertanyaan itu.

"Tidak sayang dan yang pasti kamu tidak akan merasakan rasa sakit kembali setelahnya."

"Benarkah?"

"Iya."

Rora memasang wajah bersemangat kembali, inilah yang ia harapkan. Selepas pengelihatan aneh ini dihilangkan, ia tentu tidak akan mendapat ejekan 'monster' dari teman-temannya lagi.

Keluarga kim berjalan bergembira disepanjang lorong menuju pada sebuah ruangan lab. Perasaan senang tidak mampu mereka bertiga sembunyikan.

"Nah, kita sudah sampai Rora."

Gadis kecil itu melebarkan senyuman manisnya, jika sudah begini ia terlihat sama persis dengan sang ibu. "Mana orangnya papa?"

"Bentar lagi mereka sampai, kamu istirahat saja." Jaehyung membantu mendudukkan anaknya pada tempat duduk yang tersedia di lorong tersebut.

HOPE [BM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang