Happy Reading!
.
"Whatever the problem, I still love you all!"
.
Judul : DENGKI?
.
"Ah, sial! Kasihan sekali kamu Rora."
Asa meremas kepalanya yang berdenyut.
"Bagaimana bisa hal ini terjadi padamu? Maaf, kakak gagal melindungimu lagi..." Ia tidak mengerti, bisakah takdir diubah? Semua cobaan ini terlalu sulit bagi mereka.
Dokter baru saja mengatakan jika Rora meminum racun sianida dalam jumlah kecil. Walau tidak perlu terlalu dikhawatirkan, ia tetap merasa frutasi.
Dunia seakan tidak ingin membiarkan sang adik tenang sehari saja. Tidak tahukah mereka bahwa adiknya ini masih terlalu dini dan polos untuk memikul berbagai masalah diluar kendalinya? Bahkan ia belum mampu mengekspresikan perasaannya dengan benar.
Secuil kebahagiaan pun adalah sebuah harta karun bagi Rora. Dan terdapat fakta bahwa ia juga sulit mendapatkannya dan mendekapnya dalam waktu yang lama.
"Apa yang harus kita lakukan kak?" Chiquita menatap kosong lantai di bawahnya, ia juga sesekali melirik Rora yang terbaring di atas ranjang ruang ICU.
"Ayo kita bunuh saja Rora."
"RAMI!!" Ruka menjeling tajam.
"Sialan, maaf aku asal bicara. Aku hanya tidak sanggup melihat adikku terus-menerus menderita."
Ahyeon melotot pada kembarannya. "Itu bukan alasan kamu bisa dengan santai mengatakan hal seperti itu."
"Maaf."
Keheningan menyelimuti kembali, Asa mengotak-atik ponselnya kemudian menghela nafas panjang.
"Ayo pulang, kita harus menjelaskan hal ini pada mama juga."
"Nggak, aku mau disini saja." Chiquita memantapkan niat dan berjalan mendekati kakak kesayangannya.
Asa menggeleng perlahan. "Nggak boleh, dek. Hari mulai gelap kamu ikut kak Rita pulang saja."
"Itu benar, biar Asa sama aku yang jagain Rora di sini." Setuju Ruka yang mendapat anggukan dari Pharita.
"Aku nggak mau pergi! Aku akan tetap disini sampai kak Rora bangun lagi."
"Tapi dek-"
Ucapan Pharita terpotong. "Dokter bilang kak Rora keracunan dari minuman kan? Maaf, sejujurnya aku nggak bisa mempercayai siapapun lagi sekarang."
Semua terdiam mendengarnya. Memang patut diwaspadai, hal yang membuat Rora terbaring kembali di rumah sakit ini bukan suatu kebetulan.
"Jadi... kamu mencurigai kita yang meracuni Rora?" Tanya Pharita lirih.
Chiquita mengangguk kaku. "...Iya."
"Chiquita kamu ketelaluan!!" Asa berdiri dengan sigap menarik lengan sang adik bungsu mendekat padanya.
"Kenapa kakak marah? Oh, apa memang benar kak Asa yang lakuin ini? Sedari awalkan kalian semua nggak suka sama kak Rora yang ikut masuk dalam keluarga kita kan."
Ruka menutup mata sejenak mendinginkan kepalanya, dari mana si bungsu mendapatkan keberanian menatap mata tajam milik Asa? Ini masalah.
"Kwon Chiquita jaga ucapanmu, jangan berbicara seolah baru kali ini kita mendapatkan masalah, berbagai hal sulit telah kita lalui bersama-sama dan seharusnya sekarang kita lebih saling menguatkan untuk terus mampu melindungi Rora."
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE [BM]
Fanfiction"Whatever the problem, I still love you all!" -Rora Pengelihatan aneh yang selalu mengawasi dan sosok yang selalu menemani. Babymonster Story ✅️COMPLETED✅️