Happy Reading!
.
"Whatever the problem, I still love you all!"
.
Judul : KENANGAN
.
Derap langkah kaki Chiquita berhenti, memandang kagum sang kakak yang sedang memainkan sebuah piano besar. Alunannya sangat lembut dan menyentuh sampai membuat ia tenggelam dalam indahnya lagu tersebut.
Tringg!
Jari jemari cantik Rora berhenti memainkan piano miliknya saat sang adik telah tiba. Menatap dengan tersenyum Chiquita yang masih belum sadar.
"Adek?"
Lamunannya buyar, ia merasa cukup malu sekarang. "Ah iya, kak."
Berjalan dengan hati-hati, tangannya terulur memberikan segelas jus dingin untuk kakaknya.
"Makasih, dek."
Chiquita mengangguk, memperhatikan sang kakak yang meminum jus buatannya sampai kembali fokus pada piano. Ia bersandar dan menutup matanya dengan tenang, mencoba mendingin kan kepala selepas keributan para saudaranya beberapa saat yang lalu.
Alunan musik piano Rora sangat membantunya untuk menghilang segala rasa penat ini. Chiquita mengakuinya, walau sang kakak berasal dari kalangan bawah tetapi otaknya sangat teramat encer.
Hanya belajar beberapa hari, tetapi Rora sudah bisa bermain piano sebagus ini. Muncul sebuah rasa bangga dari dalam dirinya untuk sang kakak.
"Kak, aku boleh tanya sesuatu?" Chiquita membuka mata perlahan, sedikit terkejut dengan Rora yang ternyata memandanginya sejak tadi.
Ia tersenyum begitu manis. "Iya, dek. Mau tanya apa?"
Sang adik malah menggaruk kepala, bingung mau memulai dari mana. Sedangkan Rora hanya bergeleng sejenak, seulas senyuman masih bertahan di wajahnya.
"Adek mau tanya apa?"
Chiquita menghela nafas kecil, apakah tidak apa jika dia bertanya ini?
"Adek mau tahu masa lalu kak Rora." Ucapnya to the point.
Rora mengedipkan kelopak mata berkali-kali, "Hah? Masa lalu kakak?" Jujur saja ia terkejut dengan pertanyaan di luar prediksinya itu.
Kenapa tiba-tiba sekali sang adik bertanya? Padahal biasanya tidak ada yang peduli.
Rora terdiam beberapa saat, tatapannya yang tidak dapat di artikan membuat Chiquita menjadi canggung. Mungkinkah ia salah telah menanyakannya? Sekarang takut jika tidak sengaja melukai hati sang kakak.
"Kalau kak Rora nggak mau cerita juga nggak papa kok."
Ia berusaha mencairkan suasana yang menegangkan ini, sebuah tangan mencekramnya dan segera menarik untuk pergi dari ruangan itu.
"Sini ikut kakak." Rora berucap bahkan tanpa memandang sang adik yang tengah kebingungan sekarang.
Tibalah mereka di depan kamar Rora, sang pemilik segera membuka pintu dan mereka berjalan berdampingan memasuki kamar itu. Chiquita memandangi sekeliling, kamar ini bersih, rapi, dan harum. Berbeda jauh dari kamar miliknya yang seperti kapal pecah.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE [BM]
Fanfiction"Whatever the problem, I still love you all!" -Rora Pengelihatan aneh yang selalu mengawasi dan sosok yang selalu menemani. Babymonster Story ✅️COMPLETED✅️