Chapter 19.

1K 132 62
                                    

Happy Reading!

.

"Whatever the problem, I still love you all!"

.

Judul : RAHASIA

.

Rora memandang ke sekeliling mencari keberadaan saudaranya yang lain. Ruang rawatnya kini teramat sepi tanpa sosok kehadiran mereka.

"Kak? Yang lain pada kemana?"

Ia bertanya pada Asa yang sedang sibuk menata barang-barangnya untuk menginap di rumah sakit.

Asa tersenyum, "Mereka lagi di rumah menata barang-barang yang lain, bentar lagi pasti ke sini kok." Tangannya tidak berhenti mengeluarkan beberapa pakaian dari dalam koper.

Rora terlamun memandang kegiatan sang kakak.

"Kamu nggak papa kan kalau di tinggal terus?" Lamunannya pecah yang membuat tatapan mereka bertemu.

"Nggak papa, kok."

"Beneran? Kalau butuh apa-apa bilang aja ke kakak, ya. Aku ada di sini buat kamu, Rora."

Sebuah deheman menjadi jawaban. Senyuman Asa tidak pernah menghilang dari pandangannya sedari pagi. Mata lembab nya juga sama, mereka menangis bersama tapi entah kenapa itu malah menjadi kenangan yang sangat mengharukan.

"Makasih, kak." Rora tersenyum tipis, bukan tidak mau akan tetapi tubuhnya terasa lemas sekali.

Asa menggelengkan kepala dengan pelan. "Kenapa kamu bilang makasih? Seharus kami semua yang bilang kayak gitu, Rora."

Rora terkekeh pelan melihat wajah kesal Asa dengan senyuman terpaksa miliknya.

"Haha, aku nggak peduli. Apapun itu, terimakasih."

Asa mendengus memandangi jengah Rora yang sampai menundukkan kepalanya. Mungkin untuk Rora itu hanya lah sekedar candaan belaka, tapi pastinya tidak untuk mereka yang masih menyimpan rasa bersalah.

Kerendahan hati sang adik teramat besar seolah-seolah mencekiknya dalam fakta bahwa perlakuannya selama ini seperti tidak mencerminkan orang baik.

"Hah, terserah kamu lah."

____●____

"Gimana? Udah selesai?"

"Aduh, sayang nya belum."

Pharita tidak tahu harus berbuat apa untuk bisa menolong Ahyeon saat empunya sedang sibuk menggosok sisa darah yang masih menempel di boneka panda pemberian Rora.

"Cepetan lho, nanti keburu susah di hilangkan."

"Iya, kak."

Yah, yang bisa ia lakukan sekarang hanya memberi arahan kecil. Bersyukur sekali sang adik benar-benar menerima boneka itu dengan baik bahkan sangat menyayangi nya sampai rela mencucinya sendirian.

"Itu susah di bersihin nya lho, yeon. Kenapa kamu nggak minta bantuan petugas rumah sakit aja? Atau pelayan kan juga bisa?"

Benar yang di katakan oleh sang kakak, walau nodanya tidak banyak akan tetapi ia belum tentu mampu membersihkan sendiri. Pikirnya, belum di coba belum tahu kan? Lagi pula ini pemberian sang adik tersayang.

Ahyeon tertawa pelan, menampilkan deretan gigi dalam senyuman manisnya. "Aku mutusin buat aku aja yang cuci, Rora udah beli ini sampai perjuangin nyawa nya. Masa aku nggak ada usaha sama sekali, kan?"

HOPE [BM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang