Chapter 09.

1K 132 22
                                    

Happy Reading!

.

"Whatever the problem, I still love you all!"

.

Judul : HILANG

.

Mata Rora mengamati kesana kesini, mobil yang ia dan Yoshi naikki kini sedang melawati sebuah jembatan untuk kembali kerumah sakit setelah selesai membeli roti.

Yoshi menatap heran Rora yang terus saja melihat keluar jendela dengan panik. "Kamu lihat apa Rora? Kok gitu banget natapnya."

"Eh ini... kak! Tolong berhenti sebentar!"

Dengan refleks Yoshi menginjak rem dan menepi di pinggir jalan. Sekarang ia benar-benar sangat heran dengan gelagat aneh Rora.

Dibuat lebih terkejut lagi karena Rora yang tiba-tiba keluar dari dalam mobil.

"Rora? Kamu mau kemana?!'

Yoshi segera menyusul Rora yang tidak mempedulikan teriakannya.

Rora berjalan dengan cepat, ia pergi menghampiri seorang perempuan yang sedang di ganggu oleh pria asing di pinggir jalan.

"Lepasin kakak ku." Ia tiba-tiba berdiri di tengah-tengah kedua orang tersebut.

Perempuan itu terkejut dengan kedatangan dirinya. "Rora? Kenapa kamu ada disini?"

"Seharusnya aku yang tanya, kenapa kak Ahyeon ada disini?"

Perempuan itu adalah Ahyeon, ia berjalan-jalan seorang diri dengan mobil milik sang kakak. Dan baru saja menabrak seseorang yang membuat kericuhan terjadi di antara ia dan pria itu.

Rora menghela nafas lelah melihat raut cemas sang kakak. Ia tahu bahwa Ahyeon telah membohongi Pharita atas aksinya membawa mobil sendirian.

"Ada apa? Kenapa paman ribut sama kakak saya?"

"Dia tadi nabrak saya waktu jalan-jalan di sini." Ucap Pria asing tua itu dengan tubuh yang terlihat linglung.

Rora berdecal kesal, ia mengamati lawan bicaranya lalu menutup mulut dan hidungnya menggunakan tangan.

"Paman bau alkohol."

Pria itu mengendus dirinya sendiri, wajahnya memerah dan tubuhnya semakin tidak terkendali. "Enggak, saya nggak bau alkohol tuh."

Rora menghela nafas sekali lagi, "Paman itu sedang mabuk! Saya mohon jangan cari perkara dengan kakak saya dan menuduhnya baru saja menabrak paman. Paman nggak terluka sama sekali, lho."

Mimik pria itu mengkerut tidak suka dengan ucapan Rora yang memang benar adanya. Memanfaatkan kondisi jembatan yang sepi, pria itu mulai mendekat untuk menyerang dan menggapai tubuhnya.

Rora tahu keadaan tidak akan berjalan lancar, pria di depannya ini bukan hanya mabuk tapi juga di penuhi oleh amarah.

Ahyeon berteriak saat pria asing itu mencekram lengan Rora dan berusaha melecehkannya. Bukan hanya itu, sebuah botol pecah yang ia pegang juga di condongkan kearah Rora.

Rora menatap ngeri, berusaha untuk melepaskan cengkraman yang sangat teramat kuat. Tidak punya pilihan lain, Rora memutuskan untuk menendang kepala pria itu dengan kuat sebagai bentuk pembelaan diri.

Sepertinya Rora harus berterimakasih ke adiknya, tidak cukup sia-sia ia minta untuk di berikan pelajaran sedikit tentang teknik bela diri taekwondo dari Chiquita.

HOPE [BM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang