Chapter 17.

1K 142 79
                                    

Happy Reading!

.

"Whatever the problem, I still love you all!"

.

Judul : MAAF?

.

Rami menatap bergilir sang kakak tertua yang sedang mondar-mandir tidak jelas dan jam dinding di ruangan mereka. Hanya melihat saja, sejujurnya ia merasa risih pada tingkah aneh Ruka.

"Kenapa sih kak? Jangan kayak gitu, pusing aku liatnya."

Langkahnya terhenti memandangi penuh kegeraman pada sang adik.

"Kenapa? Kamu tanya kenapa? Kakak lagi khawatir tau, sekarang sudah malam tapi Asa sama yang lain belum pulang-pulang."

Mulutnya terkunci, tidak menemukan respon yang tepat atas penjelasan sang kakak. Walau terlihat santai Rami juga mengkhawatirnya para saudaranya.

Ahyeon membuka mata yang semula tertutup, merasakan kenyamanan terbaik sebab tidak adanya sosok 'mantan adik' yang selalu membuatnya bad mood setiap hari bahkan hanya dengan melihat wajahnya.

"Mana sih mereka? Sudah malam malah keluyuran nggak jelas bilang mau kemana." Komentar Ahyeon.

Kerutan kecil muncul di dahi Ruka, ia mengamati sang adik cukup lama bersama pikiran yang tertuju akan suatu hal.

Menurutnya Ahyeon sekarang sudah banyak berubah, sering sekali menjadi sangat sensitif. Selebihnya setiap kata yang keluar seperti tidak menunjukkan kepedulian sama sekali.

Hanya satu yang menaikkan tingkat kekhawatiran Ruka, jika benar hubungan mereka semakin renggang. Sebagai yang tertua ia harus memperbaikki ini semua, bahkan tanpa perlukan sosok orang tua yang membantu.

"Kamu nggak papa, yeon?"

Ruka selalu ingin terang-terangan.

Ahyeon mengerjap. "Kenapa kak? Aku baik-baik aja kok."

Suara Ruka tercekat di dalam mulutnya, tidak jadi mengatakan sesuatu pada sang adik.

Ahyeon tersenyum enteng melihat gelagat panik Ruka, mempersilahkan sang kakak untuk menenangkan diri di sampingnya.

"Nggak usah khawatir gitu kak, mereka udah gede kok. Kalau kakak masih khawatir mending suruh salah satu sopir buat cari kak Asa dan Adek."

Itu sebuah usulan yang bagus, tetapi Ruka tampak tidak menyukai bagian akhir katanya. Sebenci itu kah Ahyeon pada Rora sekarang? Ia benar-benar tidak sudi menyebutkan namanya.

Ruka mencoba menepis segala pikiran buruk, Asa dan yang lain tidak bisa di hubungi jadi ia menjalankan metode lain.

Paling tidak ia harus mengetahui kondisi adik-adik kesayangannya.

Kinerja tubuhnya yang hendak melangkah pergi seketika terhenti dengan bunyi panggilan di ponsel.

Rami dan Ahyeon tidak terlalu mempedulikan kegiatan sang kakak. Si kembar menikmati berbagai cemilan yang di beli oleh Pharita.

"Kak Ruka, tolong periksa ini dulu dong-"

Tap!

Ketiga perempuan bermarga Kwon di ruangan itu tertegun melihat penuh kejut sang kakak yang menjatuhkan ponsel miliknya.

Pharita sendiri yang sedang berada di tengah-tengah perjalanan tangga juga ikut terheran-heran. Ia meletakkan laptopnya dahulu dan memutuskan mendatangi sang kakak.

HOPE [BM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang