Chapter 11.

991 133 32
                                    

Happy Reading!

.

"Whatever the problem, I still love you all!"

.

Judul : TERUNGKAP?

.

Rora berjalan keluar gerbang dengan linglung, hari ini begitu melelahkan baginya dan membuat ia berpikir ingin menghilang sekarang juga. Matahari bersinar dengan begitu terang yang membuat cuaca terasa sangat panas, Rora memutuskan untuk berteduh di halte bus sembari menunggu jemputan sang kakak tertua.

Sesekali ia melirik menatap lelah adik satu-satunya, kenapa sejak tadi Chiquita menatapnya dengan senyum-senyum tidak jelas?

Lihatlah senyuman kegirangan itu, hanya satu kalimat yang terlintas di pikiran Rora. Sang adik baik-baik saja kan?

"Kenapa, dek? Kak Rora agak risih kalo kamu natapnya kayak gitu."

Kebahagian yang ia rasakan tidak dapat tertahan lagi, Chiquita melepaskan tawanya dengan puas. Rora semakin keheranan dan menatap penuh muak.

"Kenapa sih? Apanya yang lucu?"

"Haha, maaf kak. Adek senang aja kak Rora tadi nolak kak Sunghoon."

Rora menyibakkan rambutnya ke belakang, memasang muka penuh tanda tanya.

Ya, Sunghoon baru saja menyatakan cinta padanya, tetapi Rora menolak. Bukan tanpa alasan, Rora hanya ingin fokus pada sekolah terlebih dahulu. Ia tidak tertarik menikmati masa muda dengan hal yang seperti itu, lagi pula mereka masih bisa menjadi sebatas teman kan.

Simpelnya, Rora tidak bisa membalas perasaan yang sama pada Sunghoon. Melihat wajah penuh kekecewaan darinya tadi membuat Rora merasa bersalah.

Jauh lebih merasa bersalah ketika adiknya mengganggu mereka dan malah menertawakan penolakan yang di terima oleh Sunghoon.

Rada-rada memang, mood Rora hancur seketika.

"Pokoknya kak Rora nggak boleh pacaran sama siapa pun dulu! Kak Rora harus rajin belajar dan fokus sama sekolah!"

Chiquita meletakkan kedua tangan di pinggang, Rora tersengih geli mendengar penuturan paksaan dari adiknya.

"Heh, memangnya kamu siapa? Ibuku?" Menatap remeh sang adik yang langsung dibalas wajah jengkel darinya.

"Ih, kak Rora. Adek nggak sedang bercanda, lho!"

Kini tawa Rora yang lepas, merasa cukup terhibur dengan mengusili sang adik.

Rengekan keluar dari mulut Chiquita, memukul dengan kasar pundak sang kakak. Rora berusaha membungkam mulutnya untuk tidak tertawa lagi, takut jika ia akan bonyok karna terus di pukuli oleh sang adik.

"Aduh dek, sakit tahu. Iya-iya kak Rora janji nggak bakal pacaran sama Sunghoon, percaya deh."

"Pacaran? Emangnya siapa yang mau pacaran?"

Kepalan tangan Chiquita melemas, menatap kedua kakak kembar yang baru saja gabung di antara mereka.

"Nggak papa kok, kak. Tadi kak Rora baru aja di tembak sama temannya, tapi kak Rora tolak kok."

Chiquita menyenggol pundak sang kakak. "Iya kan, kak?"

Perlahan-lahan langkahnya mundur untuk memberi jarak padanya dan kedua sang kakak kembar. Tatapan Ahyeon dan Rami membuat keberanian Chiquita seketika menjadi ciut.

"Ah, iya."

Rora mengangguk pelan untuk semakin meyakinkan mereka berdua. Ia tidak sangka sang adik sampai gugup setelah kedatangan kakaknya yang lain ini.

HOPE [BM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang