Chapter 16.

1.1K 144 66
                                    

Happy Reading!

.

"Whatever the problem, I still love you all!"

.

Judul : INSIDEN

.

Brak!!

Kepalanya di benturkan dengan sangat kuat ke ujung tempat tidur, tubuhnya mengejang merasakan sakit yang kian menggerogoti setiap inci perasanya.

"Ayah... ku mohon berhenti."

Ia meringkuk dengan sempurna, bersujud di bawah kaki seorang pria yang di sebutnya ayah.

"Dasar anak tidak berguna!"

Ptass!

Berbanding terbalik dengan permohonan putrinya ia justru memecut tubuh itu lebih keras lagi.

Perempuan itu sudah tidak sanggup untuk menangis, air matanya telah mengering. Pasrah dengan sesansi perih yang menjalar di punggungnya. Berharap ada seseorang yang menolong ketika sang ayah menghukum jauh lebih parah dari biasanya.

"Kamu udah malu-maluin keluarga ini! Bisa-bisanya kena skors karena ribut tidak jelas!"

Brak!

Sekali lagi tubuhnya ambruk, menatap kabur sang ayah yang baru saja memukul begitu keras kepalanya dengan tongkat golf.

"Minji, kamu akan selalu menuruti apa yang ayah katakan kan?"

Ia mengedipkan mata sebagai balasan, mau bagaimana lagi? Tubuhnya terasa telah remuk sekarang.

"Anak pintar, maka dari itu jangan pernah mengganggu Chiquita dan Rora lagi. Ya, sayang?"

Berusaha sekuat tenaga mengecapkan sebuah kalimat dari mulutnya yang terasa perih.

"Kenapa?"

Pria itu tersenyum dan mengusap lembut rambut lusuh putrinya. "Ayah baru saja menjalankan kontrak bisnis bersama dengan perusahaan Kwon, jadi sebisa mungkin jalin hubungan yang baik dengan mereka, ya?"

Ah, pantas sang ayah sangat marah sekarang. Sedari awal ia salah mengambil sasaran bullying.

Usapan itu berubah menjadi jambakan rambut yang begitu kasar.

"Dan satu lagi, kalau kamu masih mau tinggal di keluarga ini jangan sekali-kali mencoba memberitahu ibu mu tentang rahasia kita."

"Sayang? Udah selesai apa belum?"

Tatapan pria itu teralih pada sesosok perempuan lain di sana.

"Sudah, ayo kita pergi. Aku akan memberimu liburan yang paling menyenangkan."

Perempuan itu bukan istrinya melainkan selingkuhannya. Dan sang istri sendiri tidak mengetahui hubungan gelap mereka, hanya anaknya saja tapi sekarang ia sudah di buat bungkam total.

Kedua kekasih itu pergi dari ruangan yang sudah hancur berantakan karna menjadi korban dari amukan seseorang. Mereka meninggalkan perempuan muda usia 15 tahun itu di sana sendirian dengan tubuh penuh luka.

Banyaknya memar di setiap bagian tubuh dan bekas luka hasil pecutan di punggung membuat siapapun yang melihatnya pasti akan menatap ngeri.

"Rora."

Namanya selalu terngiang-ngiang di kepalanya, bahkan ia terus menyebutnya saat membersihkan darah di mulut.

"Kenapa kamu selalu ikut campur? Padahal kalau kamu tidak ada semuanya akan berjalan baik-baik saja."

HOPE [BM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang