Chapter 26.

982 129 61
                                    

Happy Reading!

.

"Whatever the problem, I still love you all!"

.

Judul : GENTING

.

"Kamu melihatnya bukan? Mereka sangat dekat, sampai membuatku merasa sesak sekali."

Selesai Hyein memperhatikan kebersamaan para anaknya dari lantai atas, ia berpaling menatap sang pelayan setianya. Wajah kusam itu tidak menunjukkan adanya semangat.

Bukan karena kelelahan, akan tetapi di sebabkan oleh perasaan tidak mengenakkan dari dalam hati.

"Rora, di penyebab Ruka tidak jadi pergi kemarin. Entah kenapa aku merasa kesal sekali."

"Mungkin sekarang adalah saatnya, Nyonya."

Pelayan perempuan itu tersenyum padanya. Hyein menutup matanya guna berpikir sejenak, merogoh sebuah botol kecil dari dalam saku coat berbulu miliknya.

"Aku harus menyingkirkannya secepat mungkin, pastikan ini berjalan dengan perlahan namun pasti. Kamu mengertikan, Hanni?"

Hanni, kepala pelayan itu mengangguk seraya tersenyum tipis yang lebar. Tahu dapat diandalakan, ia memberikan botol kecil itu.

"Berikan ini besok dan jangan sampai ketahuan."

"Semuanya?"

Hyein terkekeh lembut. "Tentu saja tidak, berikan secukupnya."

Sekali lagi Hanni mengangguk, paham mengenai apa yang di sampaikan ia pun berjalan pergi.

Hyein termenung memandang keseruan putri-putrinya dari bawah. Canda dan tawa mereka dapat terdengar dengan baik di telinganya.

'Rora, harus mama apakan kamu supaya semua terbalaskan, hm?'

Tidak mampu untuk lepas, fokusnya terus teralih pada anak angkatnya.

Dengan kesadaraan penuh, Hyein tahu apa yang akan ia perbuat.

_____●_____


Rora tersenyum manis memandang dua kakak kembarnya. Tak terasa sebentar lagi mereka berdua akan lulus dan pastinya juga melanjutkan pendidikkan ke jenjang yang jauh lebih tinggi.

"Ciee... ada yang bentar lagi mau lulus nih."

Ahyeon melirik sejenak. "Iri? Kamu rajin belajar saja Ra, bentar lagi kamu masuk sekolah kan."

Kekehan halus keluar dari dalam mulut Rora. Bukannya sombong, akan tetapi ia sudah cukup pintar sampai tidak perlu repot-repot belajar untuk persiapan ujian.

"Jangan sebut kata belajar lagi, kak. Aku mulai muak."

Hidupnya berjalan bersama berbagai ilmu pengetahuan dan permasalahan anak sekolah yang sangat rumit dari yang terumit. Mungkin sekarang waktunya ia untuk beristirahat.

Rora menunjuk sekilas sang adik yang tampak frustasi dengan berbagai buku di meja belajarnya. "Ada hal yang lebih ku khawatirkan di bandingkan ujian."

HOPE [BM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang