04. Rumah "ber" Hantu

30 22 0
                                    

Nara melihat dari kejauhan ada dinda dan hannah yang ingin ke arah Indomaret, nara juga mau pergi ke Minimart untuk membeli stok telor karna sudah habis. Nara segera menghampiri hannah dan dinda yang tampak menggunjing sesuatu.

"Halo hannah, halo mbak dinda." sapa Nara setelah sampai di depan mereka berdua.

"Ehhhhh nara kebetulan, mau belanja apa?" tanya hannah sambil memegang tangan nara

Nara menunjuk list belanjaan yang ternyata bukan hanya telor saja, bahkan tertera kinderjoy di list belanjaan nomor 09 nya.

"Uhmm rame ya yang mau dibeli." celetuk dinda melihat listnya yang amat panjang.

"Nanti kata Varo pulang kerja dia jemput aku kesini mbak, jadi aku gak keberatan banget." ucap Nara sambil terkekeh karna sebentar lagi akan bertemu suaminya.

"Eh kamu tau gak, nanti mau ada tetangga baru lagi." ucap hannah sambil mengeluarkan wajah penggibahannya, dinda pun sama sambil mengangguk.

"Rumah itu sebelah rumah hannah, itu sering banget pindah pindah pemilik nya. Katanya sih.."

Dinda sedikit mendekat kearah telinga Nara, "Banyak setannya..." ucapnya dengan nada horor dan suara dengan volume 5%.

Nara terkikik kecil, "Ah masa sih mbak, kata varo setan itu gaada. Semua setan takut sama dia katanyaa."

~ sampai dirumah ~

"SAYANG, KITA HARUS PINDAH SEKARANG NANTI KAMU KENAPA-KENAPA GIMANA KALAU DI RUMAH ITU ADA SETAN??" histeris Alvaro stelah tau apa yang di cerita kan nara. Hannah dan Dinda hanya memutar bola matanya dan mendengus kesal. Mereka menarik tangan Nara keluar rumah.

"Nara, seumur hidup itu lama lo." hannah memperingati nara sambil berbisik.

"Humh iya, tapi masa sih ada setannyaa??" mereka menatap kearah rumah itu dengan tatapan sinis.

"Kamu gak lihat hawa dan angin yang keluar dari rumah itu, hawanya mematikan." bisik dinda yang dari tadi sudah merinding.

"Eh liat deh itu truk angkutan barangnya udah datang, mana ya yang punya rumah??" ucap hannah sambil sibuk mencari cari mobil pemilik yang akan datang kerumah itu.

Dari mobil itu turun seorang laki laki yang cukup tampan dengan setelan nya. Dia mengambil beberapa koper dari bagasi dengan menggunakan hanya satu tangan saja. Hannah, Dinda, dan Nara ternganga melihat atraksi laki-laki itu.

"Wow." Hannah terkesima, dia tidak menyadari suaminya sedari tadi memanggilnya dari belakang untuk pelukan pulang kerja.

"Hannah Natacha." ketus imron sambil sudah mengerutkan keningnya

"eh matahariku udah pulang." ucap hannah melihat wajah suami kesayangan mya sudah tepat didepan mata.

"Kamu terpesona dengan laki-laki itu?" tanya imron yang sedang cemburu dan iri karna tak bisa sehebat itu.

"Enggak kan kamu the only one punyanya aku, gamungkin ada yang lebih." hannah membujuk suaminya dengan menoel pipinya.

"Eh han liat tuh liat dia gendong apaan." bisik dinda sambil menabok-nabok lengan hannah dan menarik hannah dari pelukan imran, Imran hanya mandengus kesal dan berencana mengadu pada raven dan varo nantinya.

"Apa kenapa, oh dia gendong istrinya??." pekik hannah yang mulai mengikuti dinda dan nara untuk menghampiri laki-laki yang menggendong istrinya iytu.

"Hannah aku masuk rumah ya.." lirih imran yang tidak diindahkan istrinya, imran segera berjalan tapi bukannya langsung masuk rumah malah datang kerumah alvaro.

"Var tuh liat istrimu lagi terpesona sama cowo lain. hati-hati anda pasutri baru, sungguh tipu daya setan itu nyata." ungkap imran dengan tegas, imran langsung meninggalkan varo yang masih mencerna perkataan imran barusan.

"Wah gabisa dibiarin ini." tegas varo yang kemudian bergegas menghampiri istrinya.

~

"Kalian tetangga baru disini?" tanya dinda yang diikuti oleh hannah dan nara yang juga memiliki rasa ingin tahu yang besar.

"Eh bentar ya mbak, aku bawa istri dulu. Dia capek seharian di kursi mobil." ujar laki-laki itu dengan sopan dan nada yang halus. Membuat Nara, Hannah, dan Dinda pun menyimpulkan.

"Mereka tetangga yang baik, pokoknya kita pepet." seru hannah, ternyata mereka bertiga bukan sedang mencari tau tentang laki-laki itu. Tetapi sedang mengamati kelayakan pasutri ini sebagai tetangga yang asri dan mau berbagi makanan.

"Maaf mbak-mbak sekalian, kami ini orang baru yang mau tinggal di rumah ini. Nama aku Fahmi mbak, kalau berkenan istri ku bilang bisa hadir nanti malam untuk yang bisa?" ucap Fahmi terus terang.

Hannah, Nara, dan Dinda pun mengiyakan ajakan mulia itu(makan-makan) kebetulan mereka bertiga belum masak makan malam karna tadi baru membeli bahan di Minimart.

"Tapi merepotkan gak sih???" ucap dinda pada hannah dan nara, hannah dan nara mengangguk. Mereka bertiga berpura-pura seolah tak enak dengan ajakan itu.

Fahmi pun berfikir sebentar "Kalau mbak-mbak ada jadwal dan nantinya akan mengganggu waktu boleh ditunda saja kok mb-

"Ehh engga ih masa rejeki di tolak, kami kan mau berkenalan dengan istri imut nan ayumu itu loohh." potong hannah, disambung dengan tawaan dinda dan nara yang menyetujuinya. Maka mereka pun pamit pada Fahmi dan berjanji akan datang jam 8 malam ini.

bersambung ..

Gara-gara Tetangga!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang