Sekarang adalah saatnya Nara bercerita, sesudah cerita Dinda semua mata tertuju pada Nara yang sedari tadi diam setelah cerita Dinda usai. Nara dan dibantu oleh Alvaro pun memulai ceritanya, sekarang sudah pukul 11 malam. Dan pastinya Akim sudah tertidur dikamarnya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Seorang pria yang membeli di cafe ini tampak sedang marah-marah. Karena struk pembayaran nya lebih satu menu.
"Nih liat mbak, saya cuman beli croissant sama espresso. Kenapa ada lebihan americano satu?" tanya pria itu sambil menunjuk struk yang dia pegang, Nara yang menjadi kasir baru itu tampak bingung dan takut.
"Maaf, saya tadi sepertinya salah tekan pak. Saya baru disini, maafkan saya." Nara menunduk terus-menerus, berusaha mencari cara agar pria ini menerima permintaan maafnya.
Alvaro yang sudah lama bekerja di cafe ini melihat kejadian itu, diapun menghampiri kasir yang sedang di tangani oleh Nara. Alvaro dengan cepat berdiri didepan Nara untuk melayani masalah ini, dia menutupi Nara dari pandangan pria itu.
"Maaf pak ini kesalahan kami, dia baru disini jadi saya yang salah karna menempatkan dia sementara di meja kasir karna seharusnya saya yang disini." Alvaro berusaha menjelaskan se detail mungkin apa kesalahannya, dia menyalahkan dirinya karna menempatkan Nara yang seharusnya berada di tempat lain yang mudah. Tapi tadi Alvaro pergi sebentar.
Pria tadi melirik kearah Nara terus-menerus, Alvaro sudah menduga pria ini bukannya ingin menyalahkan Nara terus, tapi dia juga ada maksud lain yaitu melihat Nara. Nara merasa ini tidak benar, dia merasa bersalah. Nara keluar dari kasir dan memberikan uang seharga americano itu kepada si pria pemarah tadi.
"Ini saya ganti uangnya, maafkan kelalaian saya sebagai kasir," kata Nara, Alvaro cepat-cepat menghampiri Nara sebelum dia melakukan kebiasaan menunduk lagi. Nara hampir menundukkan kepalanya tapi Alvaro segera menariknya pergi ke ruang stok roti. Untungnya keadaan cafe sedang sepi sehingga tidak ada desas-desus tentang mereka.
"Lepasin, gimana sama pria itu?" Nara menepis tangan Alvaro dan berencana menghampiri pria tadi lagi, tapi tangannya ditahan Alvaro.
"Kamu gak lihat tadi pria itu lihat kemana, dan kamu malah mau nunduk?" tanya Alvaro kesal, tapi dia tak menatap Nara. Dia melihat kearah lain. Ternyata Nara tidak sadar kemejanya kehilangan satu kancing di bagian atas, sehingga lehernya sangat terlihat.
"Kenapa, dia lihat apa?" Nara terus menunggu jawaban dari Alvaro, Alvaro menghembuskan nafas kesal dan merogoh koceknya. Dia memberikan peniti kepada Nara untuk menutup itu.
"Lain kali lihat kerapian baju kamu," ucap Alvaro sambil membuka pintu dan pergi meninggalkan Nara dari ruang stok itu, Nara akhirnya melihat bajunya dan yang benar saja ternyata kancingnya ada yang lepas. Dia sangat malu dan cepat-cepat memasang peniti itu.
"Selalu Keren," batin Nara.
~
Malamnya para pekerja di cafe pergi makan-makan ke restoran steak, mereka tertawa bersama menyantap makanan itu.
"Eh Nara gimana kerja disini?" tanya teman kerjanya yang bernama Faris, Faris duduk disebelah Nara.
"Seru, aku suka sama suasana nya yang ceria, kalian semua juga pada baik dan enggak pemarah," jelas Nara sambil tersenyum polos, dia sangat senang bisa kerja di tempat yang bagus seperti ini. Faris tiba-tiba tanpa aba-aba merangkul Nara dan tertawa karna perkataan Nara. Nara terkejut namun dia hanya tersenyum karna dia merasa ini bentuk dari pertemanannya.
Alvaro sedari tadi menatap Faris yang merangkul-rangkul Nara, dia mengepalkan tangannya geram, giginya menggeretak melihat kedekatan keduanya. Tak seharusnya Faris merangkul Nara sedekat itu sampai wajah keduanya hampir menempel. Dan satu lagi, Alvaro sudah menyukai Nara sejak zaman SMA, dan takdir menemukan mereka kembali di tempat kerja yang sama.
![](https://img.wattpad.com/cover/343258189-288-k315555.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gara-gara Tetangga!
RomantizmTetangga Julid? Tetangga Cerewet? Tetangga Bucin? Tetangga Pamer? Bagaimana ciri ciri tetanggamu? Mari kita simak keseharian Hannah bersama tetangga dekatnya(circlenya) Nara, Varo, Dinda, Raven, Keyfa, Fahmi, Risha, Irsyad