08. Undangan

39 21 0
                                    

"Begitulah ceritanya."

Waktu sudah menunjukkan pukul lima pagi. Akhirnya mereka bertiga berhasil ronda malam hingga pagi karna mendengar kisah Irsyad yang cukup panjang hingga menghabiskan beberapa bungkus kacang sukro.

"Jodoh emang ga kemana-mana, istri aku dulu satu sekolah samaku eh ketemunya lagi di luar kota." ujar Ravendra teringat pada kisah cintanya.

"Aku ketemu istri pas SMA, pacaran putus." ucap Imran dengan nada lesu.

"Lah kok bisa nikah kalau putus?" tanya Alvaro heran.

"Iya abis putus kan nikah, gak pacaran lagi."

~

Hannah terbangun dari tidur dan mengecek jendela, "Oh masih hidup." ucapnya takut si suami di sekap oleh penculik yang sedang marak.

"Hannah!" terlihat Dinda memanggil dari sebrang.

"Apaa!!" teriak Hannah setelah membuka jendela lebar.

"Buka chat." Dinda mengkode-kode dengan mulutnya.

Setelah Hannah melihat chat, dia dan Dinda langsung turun dengan piyama tidur motif bunga kebetulan couple(karna beli bareng bertiga dengan Nara beberapa minggu lalu).

"Nara!" Dinda langsung mendobrak masuk ke dalam.

"Kamu hamil?" Hannah mulai duduk disebelah Nara.

"Ih gatau, sakit banget perut aku." Nara tampak sangat pucat hari ini dibanding hari-hari sebelumnya.

"Panggil varo, han." titah Dinda yang mengambil kan air hangat untuk Nara.

"Alvaro!!" Hannah berteriak sambil berlari kencang.

"Eh sayang kenapa??" Imran berdiri dan menahan Hannah yang susah rem lariannya.

"Nara.."

Alvaro segera memasang sendalnya yang tak menurut untuk masuk ke kakinya, dia pun berlari tanpa sendal karna takut istrinya kenapa-kenapa.

Dbruk

"NARA!!"

~

"Pingsan, ini keracunan makanan. Liat lah dia makan jeruk sama susu bersamaan. Susunya basi lagi." Perempuan bernama Risha sebagai calon mempelai Irsyad telah datang dan menjadi pertolongan pertama untuk Nara.

"Ketus amat." bisik Raven ke telinga Irsyad.

"Katanya lagi PMS." bisik Irsyad balik.

"Nara padahal aku kan kemarin kasih uang ke Minimart untuk kamu beli susu, kok malah beli skincare facetolola sayang." Alvaro terlihat seperti di film-film romantis yang istrinya hanya bersisa 2 hari sebelum ajal.

"Dramatis banget, istri kamu itu pingsan ih varo varo." Hannah memukul Varo dengan buku majalah yang ada di dekat mereka.

Irsyad menarik lengan Risha dari kerumunan, mereka segera keluar dari rumah Alvaro.

Risha segera menghempas bajunya yang ditarik Irsyad, "Jangan tarik-tarik!"

Irsyad yang berdiri 1,3 meter dibelakang Risha pun heran, "Aku ngapain?" ucapnya bingung.

Ternyata yang menarik baju Risha adalah ranting tanaman milik Alvaro dan Nara yang tumbuh subur di depan rumahnya. Irsyad tertawa karna Risha tampak malu karna berfikir Irsyad sedang mengejarnya.

Irsyad mulai mendekati Risha, "Kamu bagiin undangan gak nanti ke mereka?" Irsyad menunjukkan rumah yang berisi para tetangga baru mereka kelak.

"Boleh, kayaknya mereka asik. Walaupun sedikit sok asik." Risha mengangguk tanda setuju. Risha melihat-lihat seisi rumah dan tersenyum melihatnya, Irsyad senang karna Risha senang melihatnya.

"Assalamu'alaikum, eh ini mau makan bareng?" tanya Fahmi langsung karna pintu rumah mereka tampak terbuka.

Akhirnya di rumah Fahmi mereka semua makan di sana kecuali Nara yang masih tertidur di rumahnya.

"Istri anda yang tadi pingsan mana ya?" tanya Risha teringat dengan kejadian pingsan tadi.

"Dia masih mual-mual katanya gak mau makan nasi." ucap Dinda sambil mengambil kan nasi untuk Raven

"Makasih sayang." ucap Raven

Hannah menatap julid mereka berdua, "Dih tumben ni dua orang." ketusnya karna ini kejadian langka.

"Dibawa kerumah sakit aja, siapa tau itu lambungnya juga naik." saran Risha karna keadaan Nara yang belum juga ada pertanda pulih.

Semua terkejut terutama Alvaro, Hannah hampir menangis mendengar nya. Risha menatap mereka semua dan heran. Risha mulai menyadari ada kesalahan dari perkataan nya.

"Ma-maksud aku Asam lambung, maag gitu bukan lambungnya yang mau keluar. ehehehe." Risha panik mengatakannya, Alvaro pun lega dan dia cepat-cepat makan nasinya.

"Udah kaget loh, kamu ngomong yang bener dong." Dinda tiba-tiba menepuk manja bahu risha.

"Pelan-pelan aja kali, kayak berapa hari ga makan." celetuk Dinda melihat kebuasan Alvaro saat makan.

"Nara lagi gak ada, makan aku hambar, gak lihat Nara itu pahit banget hidup, makanan, keadaan."

Ravendra menunjuk Alvaro dengan pisau untuk memotong tomat, "Bisa diam gak?" geramnya yang membuat Alvaro merinding.

Risha tiba-tiba membagikan undangan kepada masing-masing istri, karna kalau dikasih ke suami takutnya dikira amplop karna bentuknya yang seperti amplop.

Keyfa membaca sambil menyeruput sayur sop buatannya tadi pagi, "Ini Irsyad yang mana?" tanya Keyfa dengan polosnya.

"Lagian ya kenalan dulu napa. Pada gak kenal nih." ucap Hannah.

Irsyad tersadar, ternyata dia dari tadi belum ada memperkenalkan diri pada para tetangga dan belum memperkenalkan istrinya.

"Oh maaf, aku Irsyad yang ada di undangan. Dan ini istri saya eh masih calon sih namanya Risha."

Mereka tersentak, "Masa belum nikah?". batin mereka karna Risha dan Irsyad seperti sudah lama bersama.

"Tapi ini gapapa kalau kami datang ke acara pernikahan tetangga yang baru?" tanya Imran khawatir mengganggu.

"Ah gak papa. Lagian kami kekurangan tamu juga." Irsyad menggeleng.

HP Alvaro berdering, ternyata Nara menelfon karna dia mual kembali. langsung saja dia mendatangi Nara kerumahnya setelah minum dan memapah Nara karna sepertinya perutnya sangat sakit sekali.

"Alvaro mau kemana??!" Hannah, Dinda, Keyfa dan Risha ikut melihat Nara.

"Bentar mau bawa kerumah sakit, Naranya udah gak tahan." Alvaro segera membantu nara untuk duduk di kursi depan sebelahnya, dan langsung menancap gas menuju RS terdekat.

"Duh agak khawatir ya." Hannah mondar mandir di dalam rumah takut Nara kenapa-kenapa.

Dinda menarik tangan Hannah ke sofa, "Udah kita duduk manja dulu sini minum teh, doain aja Nara cuman hamil." Dinda menyeruput teh hangat di kala hujan gerimis bersama Keyfa dan Risha juga disana.

"Hujannya untung baru datang sekarang, kalau gak tadi malam pada kehujanan pas ronda." Keyfa ikut menyeruput teh buatan Dinda.

Risha terheran, "Ronda, siapa ronda?" tanya Risha penasaran.

Hannah menunjukkan foto bareng suaminya dengan Ravendra, Imran, dan Irsyad yang sedang makan kacang sukro.

"Ini calon suami kamu juga ikut tuh nge ronda, padahal baru pindahan. Siapa namanya si Irsyod." Hannah mendekatkan handphone nya untuk dilihat oleh Risha.

"Ngomong-ngomong mereka pada kemana deh, tadi katanya lihat rumah Risha." Dinda mengangkat kepalanya untuk melihat kearah rumah Risha yang ada di sebrang.

"Ah paling bantuin beresin tu rumah." ucap Hannah.

bersambung...

maaf tiba tiba bersambung, udah cape😘😘

Gara-gara Tetangga!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang