06. Ronda Para Suami

32 20 1
                                    

"APAA!?"

Para istri berteriak dengan pernyataan Pak Rojak, Ronda Malam?? bahkan untuk mereka tidur saja jam 12 sudah bermimpi 4 alur cerita. Nara menangis memeluk Alvaro.

"Sayang nanti aku bobo sama ciapa??" sedih Nara dengan wajah yang imut, Alvaro segera memeluk kembali istri mungli nya tercinta. "Kan ini juga demi keamanan rumah kita bersama, besok aku tarik uang cash nya dan kita bisa tidur bareng." Alvaro mengelus kepala istrinya lembut.

Dinda yang terinfeksi virus alergi pada bucin(kecuali kalau dia yang bucin) pun memasang muka mual melihat Alvaro dan Nara 'Mulai' menjadi pasutri baru.

"Pak apa gak bisa di tunda ya pembayaran nya besok? suami saya dari kemarin gak tidur karna siapin kerjaan dia." Hannah menarik lengan Imran kemudian memohon pada Pak Rojak.

Pak Rojak menggeleng, "Jika kalian tidak bayar sekarang dan menolak ronda malam. Malam ini rumah kalian tidak diamankan."

Karna akhir-akhir ini banyak kemalingan di gang sebelah. Terpaksa Imran, Ravendra, dan Alvaro mengiyakan ajakan itu.

"Pak saya bisa ikut gak? kebetulan dulu saya juga sering ikut ronda malam." Fahmi menawarkan diri untuk ikut ke ronda malam satu hari itu, pak Rojak mengangguk.

Dan akhirnya mereka setuju akan berjaga dirumah Fahmi karna ada tempat duduk beserta mejanya. Serta Alvaro yang membawakan roti yang tadi istrinya beli di minimart, dan Imran membawa kopi tubruk yang sudah disepakati bersama dan disukai bersama.

"Raven, bawa apa?" tanya Imran setelah mereka berkumpul dengan setelan sarung dan celana panjang beserta krim anti nyamuk atas paksaan Hannah untuk mereka bawa supaya mereka tidak jadi bahan mukbang nyamuk.

"Kipas kabel 10 meter ni bos." Ravendra kasi unjuk kipas itu.

"Malam dingin gini malah bawa kipas." gumam Alvaro yang sedang mengaduk kopinya.

"Apa kata mu?" ketus Raven sambil menarik kabel kipas 10 meter itu ke rumah Fahmi untuk di colokkan.

Mereka bersantai menghirup kopi hangat di jam-jam menjelang pukul 00.00.

"Siapa pandai main catur?" ucap Raven membuyarkan lamunan malam mereka semua.

"Aku pandai, ayo lah adu." tantang varo sambil berlari ke rumahnya.

"Sayangg kamu masih bangun!?." teriak varo ke arah lantai atas tempat istrinya tertidur.

Cklek..

"AHH SAYANG KAMU BIKIN KAGET!" Varo terkejut melihat Nara sedang maskeran dengan rambut terurai, tampaknya Nara sudah ketiduran.

"Emm aku kayaknya ketiduran sayang. Masker aku kering banget untung kamu teriak." Nara berbicara seperti orang yang baru terbangun, varo merasa sedikit kesal karna ternyata Nara bisa tidur tanpa dirinya.

Varo segera pergi ke gudang tempat peralatan mereka, dia ingat ada catur disitu. "Buat apa?" kata Nara melihat varo membawanya tapi dengan wajah cemberut.

"Aku mau main catur, enak ya rupanya gak tidur bisa main-main sama temen sekompleks terutama IMRON." Varo langsung membanting pintu dan meninggalkan Nara.

Nara kembali ke kamarnya dan melanjutkan tontonan drakornya, karena sebenarnya dia belum tidur karna asyik nge drakor. Di tengah-tengah menonton dia menangis, "Huaa kenapa sih ayang pergi ronda, aku takut tidur."

~

"Sayang, kok belum tidur?" tanya Imran setelah kembali kerumahnya sebentar untuk buang air kecil.

"Iya soalnya perutku masuk angin, jadi minum air hangat biar keluar anginnya." Hannah meneguk air hangatnya. Imran tampak sibuk mencari sesuatu di kulkasnya.
Hannah menghampiri Imran, "Mau ambil apa ron?" ucap hannah ikut menunduk.

"Air zamzam yang dibawa Pak Rojak kemarin mana, aku mau suruh cobain mereka." Imran menutup kulkas itu supaya istrinya tidak terlalu lama terkena hawa kulkas.

"Loh kan pas kamu cegukan seharian kemarin langsung kamu minum semua biar berenti." kata Hannah sambil menunjuk botol bertuliskan zamzam.

Imran mulai memegangi kepalanya karna dia lupa, "Duh gimana ya sayang, aku udah bilang ke Raven lagi ada air zamzam karna dia katanya perutnya panas mulu."

"Isi aja air putih baru taro garam dikit biar ada hawa-hawa beda dari air putih."

Imran tersenyum dan memeluk istrinya, "Kamu pintar sayang." Imran mulai melakukan apa yang Hannah usulkan.

Waktu sudah menunjukkan pukul 02.00 pagi, tetapi Imran, Ravendra, Fahmi, dan Alvaro sudah tertidur semua di kursi panjang itu. Keyfa yang terbangun keluar rumah dan membangunkan suaminya.

"Tidur dalam aja yuk, kamu udah lama bantuin jaganya." ujar Keyfa sambil menarik lengan Fahmi.

Akhirnya tersisa Alvaro, Raven, dan Imran yang berjaga-jaga disitu.

"Hoamm mh, lah kok pada tidur." ucap Raven yang terbangun.

Raven melihat ada sebuah mobil truk yang datang ke sebelah rumahnya, dia pun mulai berlari kerumahnya dan menemui Dinda.

"Dinda itu truk kenapa?" Raven bertanya saat Dinda belum bangun tidur.

"Hmm?" Dengan mata yang berat karna kantuk, Dinda terpaksa melihat truk itu.

Dinda kembali ke tempat tidurnya, "Tanya aja sama Raven dan Imran, mereka bantuin angkat apa dari truk itu." Dinda pun langsung tertidur pulas lagi.

Setelah turun Ravendra menemui laki-laki yang baru keluar dari rumah di sebelah nya itu.

"Eh em malam, rumah anda sebelah sini?" Laki-laki itu menunjuk rumah Raven.

"Iya, kamu siapa ya?" tanya Raven sedikit menjauh.

Laki-laki itu menjabat tangan Raven dengan erat,
"Aku Irsyad, aku baru disini. Imran yang rekomendasi kan rumah ini, butuh cepet soalnya." Laki-laki itu tampak lelah karna mengangkat barang dari tadi.

"Kenapa butuh cepat?" tanya Alvaro yang tak sengaja mendengarnya.

"Jadi..."

bersambung..

Gara-gara Tetangga!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang