☆29

645 24 0
                                    

[VOTE]

Di pagi harinya kini Alexsa berada di mobil, ya kini dia menuju ke apartemen seseorang, yang bikin dia khawatir.

Dipagi buta sekali Alexsa mendapat kabar bahwa pacarnya sakit dadakan, apalagi dia tidak ingin makan obat.

"Ck, kenapa harus sakit keduanya sih, kan gua susah jadinya" kesal Alexsa, kini dia berada di apartemen kekasihnya, dia menekan kata sandinya.

Cklek

"Baby~" rengek eiser. Dan berlari ke pelukan Alexsa, Alexsa yang dipeluk membalasnya.

"Via~, hiks hiks sakit" Isak Xavier, Dan memeluk Alexsa erat, eiser yang tersingkirkan mendengus kesal menatap dingin adiknya satu ini.

"Ck, ganggu tau gak Lo!" Kesal eiser. Hey ayolah di belum lama memeluk kekasihnya ini, udah disingkirkan aja oleh sang adiknya.

"Udah-udah gak usah ribut, kalian sakit tapi bisa bertengkar" ucap Alexsa, menengahkan pertengkaran mereka berdua.

"Kalian balik ke tempat tidur gih, tidur berdua aja dulu, aku bakalan buat bubur untuk kalian" ujarnya. Mereka mengangguk patuh seperti anak kecil, Alexsa yang dibuat gemas dengan mereka langsung mencubit pipi mereka masing-masing.

"Iihhh, gemes banget sih, pacar siapa sih"

"Pacarnya Alexsa dong" ujar mereka serempak. Alexsa terkekeh mendengarnya. Langsung menuju ke dapur untuk membuat bubur,

"Sekalian buat teh anget aja deh" batinnya.

Selesai dengan makanannya, Alexsa menuju ke kamar mereka, terlihat mereka telah menunggu, Alexsa meletakkan bubur itu di meja disampingnya, lalu naik ke kasur dan duduk di tengah tengah mereka,

"Ambilin bubur itu vier" pinta Alexsa, dan dituruti oleh sang empu, Alexsa yang menyuapi mereka satu satu, tapi terhenti.

"Gak mau lagi," rengek eiser, Alexsa menghela nafas berat, di melihat ke arah satunya, dan dibalas gelengan.

"Hah, kalian baru lima suapan loh," ucap Alexsa, mereka menggeleng, terlihat mata mereka ingin seperti menangis.

"Ck, badan doang yang besar, tapi cengeng" ejek Alexsa,

"Bodoamat, aku ngambek" kesal eiser, dan memalingkan wajahnya ke samping, sama hal dengan Xavier,

"Sabarkan hambamu ini tuhan" batin Alexsa Lelah atas kelakuan pacarnya ini.

"Yaudah deh, kalau ngambek, gak usah ketemu kalau gitu" ujar Alexsa yang ingin pergi, tapi sebuah tangan kekar melilit di pinggang rampingnya.

"Jangan, tinggalin kami" lirih Xavier. Sungguh Alexsa tidak tega melihatnya, dan mengelus kepala Xavier lembut maupun eiser.

"Iya deh, tapi kalian makan lagi, selesai itu minum obat lalu tidur," ujar Alexsa, mereka hanya mengangguk pasrah,

"Tapi baby harus tidur sini ya" pinta eiser, Alexsa ingin menolak tapi melihat wajah memohon dari mereka akhirnya meng iyakan.

"Tapi makan kan" ujar Alexsa, mereka mengganguk patuh,

Selesai suap-suapannya Alexsa membaringkannya tubuhnya, dan diikuti dengan mereka, Xavier yang melihat Alexsa ingin tidur lalu...

Cup

Alexsa termenung memikirkan yang tadi, langsung saja menampol lengan sang empu,

"Iii, first kiss gua!!, aaaa, Xavier sialan" kesal Alexsa, eiser langsung menatap tajam ke arah Xavier, dan hanya di balas senyum remehnya.

Eiser tak tinggal diam, dia membalikkan tubuh Alexsa untuk menghadap ke dirinya, dan mendekati wajahnya, bibir mereka bertemu, sedikit lumatan.

"Manis" ujar eiser.

"Baper gua cok" gumam Alexsa.

"Tidur" perintah Xavier, dan mereka pun tidur dengan Alexsa menghadap ke eiser, dan tangan mereka memeluk pinggang ramping.

---------------

Vote dong.

Hampir mendekati end ya gays, dikit lah 👌
Bakalan ada konflik kayaknya, maaf jarang ada konflik soalnya otak aku lowbet, 😵

Kalau udah end, aku bakalan revisi ini cerita, kayak tambahan kata yang kurang, atau ubah kosakatanya.

TRANSMIGRASI ALEXSA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang